Menerawang Prospek Saham Sariguna Primatirta (CLEO)

Rabu, 26 Juni 2019 | 22:55 WIB
Menerawang Prospek Saham Sariguna Primatirta (CLEO)
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) kian segar. Analis memperkirakan, performa keuangan emiten yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) ini berpeluang semakin moncer ke depan.

Sepanjang tiga bulan pertama 2019, CLEO berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sekitar 37% dari Rp 162,59 miliar pada kuartal I-2018 menjadi Rp 223,54 miliar. Capaian tersebut, berada di atas pertumbuhan rata-rata industri AMDK yang hanya 4%.

Belum berhenti di situ, Pada periode sama, laba bersih perusahaan ini juga melompat 101% menjadi Rp 25,29 miliar.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, dari sisi pendapatan, performa CLEO tak lepas dari karakter bisnis perusahaan, di sektor barang konsumen. Pada saat yang bersamaan, data consumer price index (CPI) juga mengalami kenaikan. Begitu juga dengan data inflasi.

"Hal itu mencerminkan daya beli masyarakat cenderung meningkat," ujar Sukarno, Selasa (25/6).

Setali tiga uang, analis MNC Sekuritas Victoria Venny NS. menjelaskan, tak menutup kemungkinan ada sentimen negatif di semester II. Akan tetapi, berbagai program bantuan dari pemerintah untuk masyarakat menjadi faktor kuat yang mendorong pertumbuhan sektor konsumsi masih positif di tahun ini.

Data makro ekonomi yang memberi sinyal adanya peningkatan daya beli masyarakat memang mempengaruhi fundamental CLEO. Di sisi lain, CLEO juga mampu mengoptimalkan peluang itu dari sisi internal.

Analis Senior Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, terdapat penurunan utang yang cukup besar di keuangan CLEO sepanjang tahun lalu. Alhasil, terjadi penurunan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan air minum tersebut di tahun ini.

Hal itu yang membuat sisi laba CLEO kuartal pertama tahun ini moncer. "EBITDA juga terus meningkat," terang Alfatih.

Alfatih menambahkan, melihat sejumlah data makro, sektor konsumer yang juga merupakan sektor bisnis CLEO tahun ini bakal prospektif. Kalau pun tidak meningkat, minimal pergerakan bisnis di sektor ini stabil.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas memiliki pandangan senada. Menurutnya, tren industri AMDK memang saat ini cenderung stagnan. Namun, pada saat yang bersamaan, pemain di industi ini tidak akan pernah kehabisan pangsa pasar.

"Sehingga, yang menjadikan industri tersebut kompetitif dilihat dari kualitas dan harga jual produk itu sendiri," jelas William.

Berbicara soal saham, Rabu (26/6) kemarin, CLEO ditutup menguat 2 poin ke level Rp 388 per saham. Sejak awal tahun, saham ini telah mengakumulasi kenaikan hampir 37%.

Menurut Alfatih, secara teknikal saham CLEO berada dalam tren naik dan masih berada di atas moving average (MA) 20 serta indikator stochastic yang berada di atas 50. Untuk itu, dia merekomendasikan buy untuk saham CLEO dengan target harga Rp 420 per saham dan berhenti saat menyentuh level Rp 376 per saham.

Tak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga merekomendasikan beli untuk saham CLEO, dengan target harga akhir tahun Rp 565 per saham. Menurutnya, harga saham emiten ini masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan.

Sementara, Sukarno menyarankan untuk berhati-hati. Pasalnya, saham CLEO sudah memasuki area jenuh beli (overbought).

"Harga sudah mulai berada di area overbought. Investor yang mau masuk kembali harus waspada. Dari sisi teknikal, harga berpotensi melemah," jelasnya.

Dia mengungkapkan, jika harga terus turun dan menembus level support yakni Rp 378 per saham, maka ke depannya memungkinkan untuk lanjut turun ke level Rp 350 per saham. Hingga akhir tahun, saham CLEO berpotensi bergerak ke level Rp 410 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG
| Rabu, 24 Desember 2025 | 00:14 WIB

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG

Anggaran dari makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 71 triliun tahun ini sudah menjangkau sekitar 50 juta penerima. 

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

INDEKS BERITA