Mengatasi Gangguan Mental Akibat Investasi Saham

Senin, 12 Juni 2023 | 09:14 WIB
Mengatasi Gangguan Mental Akibat Investasi Saham
[ILUSTRASI. ANALISIS - Lukas Setiaatmadja, Financial expert, Prasetiya Mulya Business School]
Lukas Setia Atmaja | Founder of Hungry Stock Community

KONTAN.CO.ID . Riset di berbagai negara menunjukkan, investasi saham menawarkan potensi imbal hasil yang terbaik jika dibandingkan investasi lain. Sebut saja deposito, obligasi, emas dan properti..

Namun investor saham juga menanggung risiko alias ketidakpastian imbal hasil yang tertinggi. Beberapa riset mengindikasikan adanya pengaruh ketidakpastian investasi saham terhadap kesehatan mental alias mental health seorang investor..

Ambil contoh, Laporan Global Investor Study 2022 dari Schroders mengungkapkan 72% investor saham dalam sampel survei percaya bahwa imbal hasil investasi memiliki dampak terhadap kesehatan mental mereka. 

Studi tahunan ini menyurvei lebih dari 23.000 investor di 33 lokasi global, termasuk Indonesia. Para investor saham tersebut merasa terpaksa mengambil risiko lebih banyak dari yang mereka inginkan demi mengejar target imbal hasil investasi tinggi. 

Sekitar 62% responden rupanya membuat keputusan investasi di bawah tekanan. Dan  akhirnya mereka sesali. Semua faktor ini berpotensi  memperburuk kesehatan mental mereka. 

Studi dengan periode sampel 11 tahun di Taiwan menemukan bahwa ada korelasi antara volatilitas di pasar saham dengan gangguan mental alias mental disorder atau mental illness. 

Baca Juga: Resep Jadi Kaya, Kenali 3 Tipe Investor dari Robert Kiyosaki

Yang dimaksud adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi perasaan, perilaku suasana hati atau kombinasi keduanya. 

Contoh mental disorder adalah mental anxiety, yakni ganguan mental, para  pengidapnya mengalami rasa cemas berlebihan. Kondisi ini bisa ringan (hanya sesekali) hingga kronis (jangka panjang). 

Riset tersebut mengungkapkan bahwa penurunan indeks harga saham di Bursa Taiwan menyebabkan peningkatan pasien rumah sakit akibat gangguan mental.  Rinciannya adalah  sebanyak 5,32% untuk investor pria dan 3,81% untuk investor wanita.

Studi ini konsisten dengan survei yang dilakukan di Purdue University. Mereka menemukan bahwa kekhawatiran tentang masalah keuangan menjadi penyebab nomor satu stres. Tingkat kekhawatiran tersebut rupanya melebihi masalah politik, pekerjaan dan keluarga. 

Stres adalah jenis ketegangan yang muncul akibat kegiatan kehidupan sehari-hari. Stres yang berkepanjangan berpotensi menimbulkan depresi. Ini adalah gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang. 

Individu yang mengalami depresi cenderung merasa sedih yang mendalam dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan.
Depresi yang tidak segera ditangani dapat meningkatkan pemikiran-pemikiran bunuh diri pada penderitanya.

Kasus bunuh diri yang dipicu oleh depresi karena merugi besar dalam berinvestasi saham terdokumentasi di Indonesia. 

Misalnya, diberitakan pada tahun 2021, seorang pria berinisial A (27) tewas setelah bunuh diri dengan meloncat dari salah satu apartemen di Setiabudi, Jakarta Selatan. Polisi menyebut, korban memiliki masalah ekonomi karena diduga merugi investasi saham. 

Pada Februari 2022, seorang perempuan berinisial LA meninggal dunia setelah terjun dari Lantai 8, Tower Rafflesia Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Penyebabnya diduga karena depresi akibat kalah trading saham. Sebelumnya LA sempat berencana bunuh diri. Namun sempat digagalkan oleh petugas keamanan setempat.

Baca Juga: Saham Tidur dan Mati Suri Mendekam di Papan Khusus

Apa langkah preventif menghindari terkena ganguan atau penyakit mental akibat investasi saham? Salah satunya adalah dengan mengelola risiko berinvestasi dengan baik. 

Beberapa caranya adalah sebagai berikut:

1. Buy what you know, know what you buy. Belilah saham di lingkaran kompetensi kita. Caranya dengan membaca laporan tahunan, laporan keuangan, materi public expose dan berita-berita emiten. Hindari membeli saham di sektor atau perusahaan yang tidak kita pahami dengan baik.

2. Beli saham berfundamental bagus. Yakni saham yang memiliki profit relatif besar dan tumbuh langgeng, pemilik atau manajemen berintegritas dan utangnya tidak berlebihan.

3. Beli saham di harga yg "bagus" alias beli mercy harga Kijang, agar MOS (margin of safety) besar

4. Diversifikasi di beberapa saham yang berbeda sektor

5. Hindari memakai utang untuk beli saham

6. Pegang teguh prinsip, jangan mudah ikut-ikutan

7. Disiplin dalam beli atau jual saham.

8. Jangan FOMO (Fear of Missing Opportunity) sehingga terjebak beli di harga pucuk.

9.  Jangan grusa-grusu, hindari kebiasaan membeli dahulu, berpikir kemudian.

10. Kenali diri sendiri (profil risiko), berapa besar risiko yang berani diambil. 

11. Hindari casino mentality, yakni menjadikan bursa saham seperti kasino. 

12. Peliharalah "rasa takut" yg optimal. Karena ini bisa menghindarkan kita dari kenekadan yg berujung rugi besar.

Terakhir, berdoalah sebelum melakukan investasi saham, memohon berkat dari Tuhan. Manusia berusaha, tetapi Tuhan yang berkehendak.   

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Astra Agro Lestari (AALI) Siap Sebar Dividen dan Meremajakan Tanaman
| Selasa, 29 April 2025 | 05:45 WIB

Astra Agro Lestari (AALI) Siap Sebar Dividen dan Meremajakan Tanaman

Sejumlah aksi korporasi siap dilakukan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada 2025. Salah satunya membagikan dividen dan peremajaan tanaman sawit.

Beban Melonjak, Laba Pertamina Geothermal Energy (PGEO) susut di Kuartal I-2025
| Selasa, 29 April 2025 | 05:35 WIB

Beban Melonjak, Laba Pertamina Geothermal Energy (PGEO) susut di Kuartal I-2025

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan kinerja keuangan kurang menggembirakan di sepanjang kuartal I-2025.​

Impor Kedelai dan Gandum dari AS Bakal Menanjak
| Selasa, 29 April 2025 | 05:25 WIB

Impor Kedelai dan Gandum dari AS Bakal Menanjak

Langkah tersebut sebagai salah satu bagian dari negosiasi tarif impor antara Indoensia dan Amerika Serikat.

IHSG Masih Berpeluang Menguat Tipis Hari Ini, Selasa (29/4), Tapi Tetap Waspada
| Selasa, 29 April 2025 | 05:25 WIB

IHSG Masih Berpeluang Menguat Tipis Hari Ini, Selasa (29/4), Tapi Tetap Waspada

Meski terjadi capital outflow Rp 178 miliar, penguatan kemarin didorong oleh rilis kinerja kuartal I 2025 dan meredanya ketegangan perang tarif 

Pelayaran Nasional Ekalaya (ELPI) Menyiapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun
| Selasa, 29 April 2025 | 05:20 WIB

Pelayaran Nasional Ekalaya (ELPI) Menyiapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun

Investasi ini difokuskan pada pengadaan berbagai jenis kapal guna mendukung kebutuhan proyek jangka panjang.

Mantap, AKRA Siapkan Dividen Tunai Tahun 2024, Nilainya Rp 1,97 Triliun
| Selasa, 29 April 2025 | 05:15 WIB

Mantap, AKRA Siapkan Dividen Tunai Tahun 2024, Nilainya Rp 1,97 Triliun

Dengan total dividen Rp 1,97 triliun, besaran dividend payout ratio (DPR) AKRA tahun buku 2024 mencapai 88,76%, sama dengan dividen 2023.

Volatilitas Bursa Masih Tinggi, Hajatan IPO Jadi Sepi
| Selasa, 29 April 2025 | 05:05 WIB

Volatilitas Bursa Masih Tinggi, Hajatan IPO Jadi Sepi

Tak kalah penting, Bursa Efek Indonesia (BEI) harus memasukkan lebih banyak emiten ke indeks internasional. ​

Mengulik Operasi Moneter Bank Indonesia
| Selasa, 29 April 2025 | 05:05 WIB

Mengulik Operasi Moneter Bank Indonesia

Operasi moneter absorptif dalam jangka pendek condong kepada pro-stabilitas, meski dalam jangka panjang berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kondisi Menantang, Laba Bersih MTEL Tumbuh 1,02% di Kuartal I-2025
| Selasa, 29 April 2025 | 05:05 WIB

Kondisi Menantang, Laba Bersih MTEL Tumbuh 1,02% di Kuartal I-2025

Alhasil, laba bersih MTEL mencapai  Rp 526,31 miliar di kuartal I-2025, melonjak 1,02% secara tahunan dari Rp 520,98 triliun di kuartal I-2024. 

Atur Strategi Menekan Klaim Asuransi Kesehatan
| Selasa, 29 April 2025 | 05:05 WIB

Atur Strategi Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Berbagai upaya dilakukan pelaku industri untuk meredam dampak inflasi medis terhadap kenaikan klaim.

INDEKS BERITA

Terpopuler