Mengekor Global, Transaksi Uang Kripto di Dalam Negeri Juga Tertekan

Kamis, 23 Juni 2022 | 08:30 WIB
Mengekor Global, Transaksi Uang Kripto di Dalam Negeri Juga Tertekan
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis startup kripto global yang terpuruk  akibat anjloknya harga mata uang kripto juga berdampak pada bisnis di dalam negeri. Berdasarkan data Coinmarketcap, harga bitcoin sudah mendekati kisaran US$ 20.000, dan dalam 30 hari terakhir sudah turun 33,61%. Sementara, di awal tahun, harganya masih bisa menyentuh US$ 40.000.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan menyadari, saat ini market aset kripto memang tengah tertekan yang efeknya terjadi penurunan dari segi transaksi perdagangan. 

"Saya belum bisa memberikan  data angka pasti berapa penurunannya. Namun, sejumlah pedagang aset kripto melaporkan hal tersebut," ujar Teguh kepada KONTAN, Rabu (22/6).
Menurutnya, penurunan transaksi terjadi karena investor menahan dana masuk ke investasi aset berisiko, seperti kripto. Untungnya, investor yang menjalankan posisi short masih bisa menggairahkan pasar dengan transaksi yang jumlahnya tidak begitu besar. Tapi ini bisa membuat pertumbuhan volume perdagangan harian.

Namun, ia melihat di Indonesia masih peluang pertumbuhan di tengah tren bearish di pasar global. Berdasar laporan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sejak awal tahun transaksi aset kripto mencapai Rp 160 triliun hingga April 2022. “Angka itu jauh lebih kecil memang dibanding tahun lalu bisa mencapai Rp 280 triliun, lantaran beberapa nilai aset kripto menurun,” ujarnya.

Teguh yang juga Chief Operating Officer (COO) Tokocrypto menyebutkan, di Tokocrypto mengalami penurunan volume perdagangan harian. Dari sebelumnya bisa mencapai US$ 50 juta hingga US$ 70 juta, kini tinggal menjadi US$ 15 hingga US$ 20 juta.

Digital Exchange yang merasakan penurunan volume transaksi. Co Founder Digital Exchange, Duwi Sudarto Putra menyatakan, saat ini transaksi dalam volume 24 jam ada di kisaran Rp 5 miliar hingga Rp 20 miliar.  Ada pula kenaikan penarikan sekitar 10% dari biasanya. Adapun sebagian pengguna wait and see. 

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis
| Senin, 17 November 2025 | 13:17 WIB

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis

BCA catat laba Rp 48,26 triliun di Oktober 2025, naik 4,39% secara tahunan dan sesuai proyeksi analis

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

INDEKS BERITA

Terpopuler