Mengerek Kembali Harga Saham, Buffett Agresif Gelar Buyback Saham

Senin, 09 Agustus 2021 | 12:35 WIB
Mengerek Kembali Harga Saham, Buffett Agresif Gelar Buyback Saham
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - Investor kawakan Warren Buffett terus melanjutkan strategi menghadapi ancaman pandemi. Kini Buffett melancarkan aksi pembelian kembali atau buyback saham  Berkshire Hathaway Inc.  

Alasannya bisnis Berkshire Hathaway mulai menjalani pemulihan yang kuat dari kontraksi di awal pandemi virus korona yang memicu rebound dalam laba dan pendapatan. Buffett membeli kembali US$ 6 miliar sahamnya sendiri pada kuartal kedua 2021.
Aksi buyback  Buffett saat pandemi ini memang beberapa kali terjadi. Sejak akhir tahun 2019 ketika jumlah sahamnya menurun, Buffett gemar buyback  hingga total pembelian kembali saham menjadi sekitar US$ 39 miliar.

Buffett secara agresif membeli kembali saham Berkshire karena valuasi pasar saham yang tinggi dan pertumbuhan perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC). Sehingga pembelian seluruh perusahaan tampak terlalu mahal.
Valuasi juga memainkan peran dalam Berkshire menjual hingga US$  1,1 miliar lebih banyak saham daripada yang dibeli di kuartal tersebut. Penjualan bersih tersebut menjadikan  uang kas Berkshire hingga Juni 2021 senilai  US$ 144,1 miliar.

"Mengingat penilaian saham, kita harus mengharapkan pembelian kembali Berkshire menjadi sumber penyebaran modal yang disukai," ujar Jim Shanahan,  analis Edward Jones dikutip dari Reuters, Minggu (8/8).
Harga saham Berkshire naik 23,7% pada 2021 dan melampaui kenaikan S&P 500 yang mencapai 18,1%, setelah sebelumnya membuntuti indeks tersebut secara signifikan pada  tahun 2019 dan 2020.

Pada kuartal kedua 2021, kinerja perusahaan juga tercatat positif dengan laba operasional naik 21% menjadi US$ 6,69 miliar. Lalu, laba bersih naik 7% menjadi senilai US$ 28,1 miliar didukung oleh keuntungan yang belum direalisasi dalam investasi Berkshire senilai US$192 miliar di Apple Inc, Bank of America Corp dan American Express Corp.

Menurut Shanahan, hasil tersebut cukup kuat dan mencerminkan kekuatan ekonomi yang luas. Ia juga merekomendasikan membeli saham Berkshire dan menaikkan perkiraan pendapatannya hingga tahun 2022.

Tahun lalu bisnis manufaktur, layanan dan ritel dari perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska ini terpukul hebat karena aktivitas ekonomi yang anjlok. Akibat pandemi, bisnis menurun apalagi  konsumen tetap di rumah.
Meski demikian, perusahaan saat ini mengatakan, kereta api BNSF, diler mobil senama dan unit perumahan adalah di antara banyak bisnis yang melihat pemulihan signifikan. Meskipun ada  tantangan seperti gangguan rantai pasokan dan biaya yang lebih tinggi .
Laba BNSF melonjak 34% menjadi US$ 1,52 miliar, karena pengecer mengisi kembali persediaan dan permintaan membengkak untuk produk bangunan, biji-bijian dan batu bara. BNSF adalah salah satu dari tujuh perusahaan kereta api terbesar di  Amerika Utara.
Sementara  penjualan kendaraan pada  semester pertama tumbuh sekitar 30% di diler Berkshire Hathaway Automotive.           

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler