Menggenjot Konsumsi

Jumat, 30 Mei 2025 | 06:11 WIB
Menggenjot Konsumsi
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat dan menggenjot konsumsi domestik. Stimulus ekonomi baru ini akan berjalan mulai Juni hingga Juli 2025. Beberapa stimulus yang akan diberikan pemerintah diantaranya diskon 50% tarif listrik bagi pelanggan dengan daya sampai 1.300 VA. Lalu, ada bantuan subsidi upah (BSU) Rp 150.000 per bulan selama dua bulan bagi pekerja dengan upah hingga Rp 3,5 juta dan juga untuk guru honorer.

Selain itu, ada program diskon tarif tol, diskon tiket pesawat terbang, kereta dan kapal laut, selama momen libur sekolah nanti. Pemerintah juga akan melanjutkan program bantuan pangan. Serta perpanjangan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja untuk industri padat karya. Harapannya, serangkaian stimulus ekonomi itu bisa menambah daya gedor ekonomi di kuartal II 2025, terutama dari sisi konsumsi masyarakat.

Maklum, ekonomi Indonesia melemah di kuartal I 2025. Di periode itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,87%, terlemah dalam tiga tahun terakhir. Padahal di kuartal I 2025 lalu, ada momentum Ramadan dan Lebaran yang biasanya bisa menjadi pengungkit ekonomi.

Nyatanya, ekonomi Indonesia malah tumbuh melambat. Konsumsi rumah tangga melambat hanya tumbuh 4,89%, menandakan bahwa ada penurunan daya beli masyarakat.

Masuk akal, jika pemerintah kemudian mengeluarkan jurus stimulus untuk merangsang pergerakan ekonomi. Dengan bantuan subsidi upah, diskon tarif listrik, diskon jalan tol maupun diskon transportasi, harapannya akan ada tambahan uang untuk kegiatan konsumsi masyarakat. Konsumsi rumah tangga memang vital karena kontribusinya ke pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dominan. Di kuartal I 2025 lalu, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,53% pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Meski begitu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga rentan dengan perubahan ekonomi, inflasi dan daya beli. Sehingga bantalan perlu disiapkan agar kontributor terbesar ekonomi ini tetap tumbuh. Nah, di sinilah pentingnya stimulus ekonomi diberikan. Bukan saja stimulus berupa bantuan tunai, bantuan pangan atau berupa insentif fiskal. Stimulus lain yang juga penting menjadi pendorong ekonomi adalah belanja atau konsumsi pemerintah.

Konsumsi dari gelontoran belanja pemerintah ini juga tak kalah memberi efek gulir besar ke perekonomian. Sayangnya, di kuartal I 2025 lalu, konsumsi pemerintah malah terkontraksi alias tumbuh minus 1,38%. Nah, sisi ini yang juga patut menjadi perhatian pemerintah.

Selanjutnya: Indosat (ISAT) Geber Ekspansi Lini Telekomunikasi

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

IHSG Turun 0,87% Pekan Ini, Saham Bank Jadi Pemberat, Saham Barang Baku Berjaya
| Jumat, 06 Juni 2025 | 15:17 WIB

IHSG Turun 0,87% Pekan Ini, Saham Bank Jadi Pemberat, Saham Barang Baku Berjaya

Sepekan periode 2-5 Juni 2025, IHSG melemah 0,87% dan ditutup pada 7.113,42 di perdagangan terakhir.

Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Tancap Gas, Geber Ekspansi Pembangunan RS Mayapada
| Jumat, 06 Juni 2025 | 11:02 WIB

Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Tancap Gas, Geber Ekspansi Pembangunan RS Mayapada

Manajemen Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyebut, proyek tersebut menelan dana investasi antara Rp 900 miliar hingga Rp 1,4 triliun.

Tak Cuma Indonesia, Mayoritas PMI Negara ASEAN Mengalami Kontraksi Pada Mei 2025
| Jumat, 06 Juni 2025 | 11:00 WIB

Tak Cuma Indonesia, Mayoritas PMI Negara ASEAN Mengalami Kontraksi Pada Mei 2025

Jika PMI Indonesia masih terus tertahan di bawah level 50, dikhawatirkan bakal berdampak ke PHK massal.

Saham Emiten Ini Diakumulasi Pengendali Lagi, Begini Proyeksi Kinerja dan Ekspansinya
| Jumat, 06 Juni 2025 | 10:40 WIB

Saham Emiten Ini Diakumulasi Pengendali Lagi, Begini Proyeksi Kinerja dan Ekspansinya

Total kapasitas produksi seluruh pabrik ISSP akan mencapai 1 juta ton per tahun setelah pabrik di Gresik beroperasi penuh.

Profit 31,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (6 Juni 2025)
| Jumat, 06 Juni 2025 | 09:32 WIB

Profit 31,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (6 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (6 Juni 2025) Rp 1.929.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,43% jika menjual hari ini.

Volatilitas Saham MBMA Meningkat Usai Masuk MSCI, Asing Profit Taking di Harga Pucuk
| Jumat, 06 Juni 2025 | 08:00 WIB

Volatilitas Saham MBMA Meningkat Usai Masuk MSCI, Asing Profit Taking di Harga Pucuk

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) kemungkinan tidak akan membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024.

Terkenal Defensif, Saham ICBP, CMRY, Hingga MYOR bisa Jadi Pilihan Hadapi Masa Sulit
| Jumat, 06 Juni 2025 | 07:00 WIB

Terkenal Defensif, Saham ICBP, CMRY, Hingga MYOR bisa Jadi Pilihan Hadapi Masa Sulit

Paket stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah diharapkan bisa menjadi katalis positif jangka pendek.

Jumlah Investor Kripto Dua Kali Lipat Investor Saham, ke Depan Kian Mendominasi
| Jumat, 06 Juni 2025 | 06:00 WIB

Jumlah Investor Kripto Dua Kali Lipat Investor Saham, ke Depan Kian Mendominasi

Pertambahan jumlah Investor dan trader kripto terus berlangsung di tengah tekanan ekonomi dan melemahnya daya beli masyarakat.

Sebagian Duit Private Placement FAST Untuk Efisiensi Karyawan, PHK di KFC Berlanjut?
| Jumat, 06 Juni 2025 | 05:00 WIB

Sebagian Duit Private Placement FAST Untuk Efisiensi Karyawan, PHK di KFC Berlanjut?

Sepanjang tahun lalu PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) telah melakukan pengurangan jumlah karyawan sebanyak 2.883 orang.

Kantor Bank Sepi, Premi Bancassurance Susut
| Jumat, 06 Juni 2025 | 04:20 WIB

Kantor Bank Sepi, Premi Bancassurance Susut

Penjualan produk asuransi jiwa lewat kerja sama dengan perbankan tertekan di awal tahun 2025 karena perubahan pola layanan bank.

INDEKS BERITA

Terpopuler