KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah merangkak naik. Harga minyak mentah West Texas Intermediate pengiriman Julisempat berada berada di US$ 119,34 per barel kemarin. Padahal, di bulan lalu, harga minyak masih di US$ 110 per barel.
Kenaikan harga minyak ini akibat dari penerapan larangan impor minyak mentah dari Rusia di Uni Eropa. Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, di sisi lain, permintaan minyak juga melesat seiring dengan turunnya kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia.
Kelanjutan kenaikan harga minyak juga akan berimbas pada harga energi lain, seperti harga batubara dan gas. Emiten-emiten yang bergerak di sektor transportasi dan logistik, sektor manufaktur, dan sektor consumer good, berpotensi terkena dampak negatif dengan terkereknya harga minyak ini.
Meski begitu, pembukaan kembali ekonomi akan membantu mendorong kinerja emiten sektor-sektor tersebut sepanjang tahun 2022 ini. "Sehingga kenaikan beban akibat harga minyak tadi masih dapat diatasi," imbuh Wawan, Senin (6/6).
Sepengamatan dia, setidaknya 80% dari emiten yang sudah melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2022 berhasil mencatat pertumbuhan kinerja.
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia juga mengatakan hal senada. Kenaikan harga minyak mentah global maupun energi lainnya justru membawa efek positif bagi SMDR, karena mengerek naik permintaan terhadap layanan jasa pelayaran dan logistik perusahaan.
Terlihat, ekspor migas Indonesia naik lebih dari 48% sejak awal tahun ini. "Kenaikan harga minyak mendorong permintaan jasa pelayaran dan logistik sehingga juga mengangkat pendapatan SMDR," kata Bani, Senin (6/6).
Kenaikan harga minyak mentah dunia memang mempengaruhi beban operasi. Meskipun begitu, sejauh ini seluruh kenaikan terhadap beban operasi dapat diteruskan (pass on) kepada pelanggan perusahaan.
Sebagai gambaran, di Januari-Maret 2022, SMDR berhasil membukukan pendapatan US$ 250,09 juta. Angka ini naik 95,64% dibanding realisasi pendapatan kuartal I-2021.
Analis DC Futures Lukman Leong melihat, seiring langkah OPEC terus menambah pasokan secara bertahap dan dilonggarkannya sanksi atas Rusia, harga minyak akan stabil ke US$ 100-US$ 110 per barel di akhir tahun nanti.