Menimbang Penawaran IPO Mandiri Mineral Perkasa (NPII)

Selasa, 24 Mei 2022 | 05:00 WIB
Menimbang Penawaran IPO Mandiri Mineral Perkasa (NPII)
[]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Mineral Perkasa siap menjual sahamnya ke publik alias melaksanakan initial publik offering (IPO) dengan kode saham NPII. Perusahaan jasa kontraktor mineral ini menawarkan sebanyak-banyaknya 950 juta saham, setara dengan 0,73% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Kisaran harga IPO Mandiri Mineral Rp 132-Rp 142 per saham, dengan nominal Rp 2 per saham. Target dana dari IPO ini adalah senilai Rp 125,4 miliar-Rp 134,9 miliar.

Perusahaan ini juga menawarkan waran, dengan rasio penerbitan 1:5. Waran ini kelak dapat dieksekusi menjadi saham dengan harga pelaksanaan  Rp 500. Lewat waran tersebut, calon emiten ini berpotensi meraup tambahan dana hingga Rp 2,37 triliun.

Proses bookbuilding atau penawaran awal berlangsung 20 Mei hingga 30 Mei. Sedangkan pencatatan saham emiten bersandi saham NPII ini diharapkan terjadi pada 14 Juni mendatang.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencermati, prospek bisnis komoditas nikel sebagai bahan baku utama baterai masih positif hingga beberapa tahun mendatang. "Apalagi, Indonesia merupakan eksportir feronikel terbesar, 53% dari total pasokan dunia. Hal ini tentu menjadi peluang, termasuk NPII yang menyediakan jasa pertambangan nikel," papar Pandhu, Senin (23/5).

Tantangan bagi Mandiri Mineral datang dari usia perusahaan relatif baru. Kontrak pertambangan signifikan tercatat baru dari  PT Masempo Dalle yang berjalan dari Maret 2021 sampai Maret 2027.

Dari sisi valuasi, Pandhu menghitung, harga IPO yang ditawarkan Mandiri Mineral mencerminkan price to book value (PBV) lebih dari 40 kali. Sementara produsen nikel seperti INCO dan ANTM yang berada pada PBV kurang dari 3 kali. "Apalagi jika dibanding dengan kontraktor tambang lain seperti DOID dan PTRO yang masih diperdagangkan pada level PBV kurang dari 2 kali," kata Pandhu.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengingatkan calon investor membaca prospektus IPO. Akhir 2021, Mandiri Mineral mencetak kenaikan pendapatan 322,57% yoy menjadi Rp 149,31 miliar dan laba melonjak 353,04% menjadi Rp  32,43 miliar.
\

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Siasat Jababeka (KIJA) Memacu Kawasan Industri Terintegrasi
| Jumat, 19 September 2025 | 08:25 WIB

Siasat Jababeka (KIJA) Memacu Kawasan Industri Terintegrasi

Kehadiran dry port terbukti memberikan kemudahan arus logistik dengan memangkas biaya distribusi, mempercepat proses, dan meningkatkan efisiensi.

Pemulihan Harga Komoditas di Semester Kedua Mendorong Saham Emiten Energi
| Jumat, 19 September 2025 | 08:06 WIB

Pemulihan Harga Komoditas di Semester Kedua Mendorong Saham Emiten Energi

Kenaikan harga saham emiten di sektor energi lebih merepresentasikan ekspektasi investor terhadap prospek jangka menengah-panjang,

Paperocks Indonesia (PPRI) Prediksi Kinerja Tahun Ini Tak Sesuai Target Awal
| Jumat, 19 September 2025 | 08:05 WIB

Paperocks Indonesia (PPRI) Prediksi Kinerja Tahun Ini Tak Sesuai Target Awal

Faktor utama yang menekan laju industri kemasan adalah melemahnya daya beli akibat penurunan permintaan, ditambah maraknya pemain baru.

Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi Lambat
| Jumat, 19 September 2025 | 08:02 WIB

Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi Lambat

Efek berbagai stimulus di sektor properti yang digelontorkan pemerintah tidak akan instan ke industri semen.

Aturan TKDN Baru Berpotensi Mendongkrak Investasi Motor Listrik
| Jumat, 19 September 2025 | 07:45 WIB

Aturan TKDN Baru Berpotensi Mendongkrak Investasi Motor Listrik

Regulasi ini memberikan insentif berupa tambahan nilai TKDN minimal 25% bagi perusahaan yang membenamkan investasi di dalam negeri.

Pasar Obligasi Menyambut Penurunan Suku Bunga Bank Sentral
| Jumat, 19 September 2025 | 07:43 WIB

Pasar Obligasi Menyambut Penurunan Suku Bunga Bank Sentral

Pelaku pasar fokus mencermati sejauh mana pelonggaran moneter akan mempengaruhi likuiditas dan harga obligasi dalam beberapa minggu mendatang.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing
| Jumat, 19 September 2025 | 07:41 WIB

The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing

Sejak Juli 2025 sampai pertengahan September 2025 sudah tercatat arus masuk dana asing bersih ke SBN.

Sektor Pertambangan Melicinkan Bisnis Pelumas
| Jumat, 19 September 2025 | 07:20 WIB

Sektor Pertambangan Melicinkan Bisnis Pelumas

Potensi pasar pelumas di Indonesia masih menjanjikan. Maka tak heran apabila sejumlah produsen terus melicinkan ekspansi bisnis pelumas.

Profit Taking  di Bursa Saham Berpotensi Berlanjut
| Jumat, 19 September 2025 | 07:14 WIB

Profit Taking di Bursa Saham Berpotensi Berlanjut

Pemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah aksi sell on news tentang pemangkasan bunga acuan The Fed. 

DSSA Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun untuk Bayar Utang dan Ekspansi Data Center
| Jumat, 19 September 2025 | 07:08 WIB

DSSA Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun untuk Bayar Utang dan Ekspansi Data Center

Sebagian dana sukuk akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pengembangan pusat data (data center) SSDP.

INDEKS BERITA

Terpopuler