Menteri Rini Mau Bikin Holding BUMN Baru Lagi, Empat Perum Bakal Bergabung

Sabtu, 27 Juli 2019 | 08:18 WIB
Menteri Rini Mau Bikin Holding BUMN Baru Lagi, Empat Perum Bakal Bergabung
[]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengonsolidasikan perusahaan pelat merah. Kali ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana bikin holding percetakan media dengan konsep operating holding.

Kementerian yang dipimpin oleh Menteri Rini Soemarno itu punya konsep, entitas BUMN yang tergabung dalam holding tersebut tetap ada. Namun ada perusahaan induk yang akan mengatur secara strategis bisnis dan grupnya di bawah holding percetakan media.

Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding percetakan media tuntas pada tahun ini atau paling telat tahun depan.

Menurut rancangan, anggota holding itu adalah Perum LKBN Antara, Perum Percetakan Negara RI (PNRI), PT Balai Pustaka, Perum Produksi Film Negara (PFN) dan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).

Pemerintah mengharapkan sinergi BUMN tersebut akan memberikan kekuatan modal dan sumber daya yang lebih besar lagi.

Sejauh ini, BUMN yang berada dalam klaster media atau national publishing news corporation (NPNC) menyatakan siap bergabung secara internal.

Kesiapan sudah 1.000%, calon induk enggan bicara banyak

Direktur Utama PT Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, mengemukakan rencana pembentukan holding masih dalam tahap pembahasan. Satu hal yang pasti, Balai Pustaka siap menyambut pembentukan holding percetakan media.

"Kami sedang ada focus group discussion (FGD) Holding Percetakan dan Media. Masih dalam pembahasan, kesiapan Balai Pustaka bahkan sudah 1.000%," ungkap dia kepada KONTAN, Kamis (25/7) lalu.

Dengan bergabungnya Balai Pustaka ke dalam holding tersebut, Menurut Fachrodji, Balai Pustaka berpotensi mengeduk banyak keuntungan. Hanya saja, manajemen Balai Pustaka belum mau membeberkan secara mendetail potensi tersebut karena saat ini masih dalam tahap pembahasan.

"Secara internal, Balai Pustaka sudah siap sekali menyambut rencana ini," tegasnya lagi.

Sementara itu, Peruri yang disebut-sebut akan menjadi pemimpin holding enggan memberikan informasi lebih lanjut. Manajemen Peruri saat ini belum mau membeberkan progres pembentukan holding percetakan media.

"Sebaiknya menghubungi Kementerian BUMN. (holding) itu kewenangan Kementerian BUMN," pungkas Head of Corporate Secretary and Strategic Planning PT Peruri, Eddy Kurnia.

Hingga berita ini ditayangkan, KONTAN belum mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan terbaru holding percetakan media dari Kementerian BUMN.

Yang jelas, wacana tersebut bukan barang baru. Pada awal tahun ini, Kementerian BUMN juga kembali menggadang-gadang wacana pembentukan holding BUMN percetakan media.

Bagikan

Berita Terbaru

Rupiah Rapuh, Beban Premi Resuransi Semakin Berat
| Kamis, 10 April 2025 | 05:20 WIB

Rupiah Rapuh, Beban Premi Resuransi Semakin Berat

Dengan rupiah yang semakin loyo, beban premi reasuransi yang ditanggung perusahaan asuransi umum ikut terkerek.

Rupiah Rapuh, Beban Premi Resuransi Semakin Berat
| Kamis, 10 April 2025 | 05:20 WIB

Rupiah Rapuh, Beban Premi Resuransi Semakin Berat

Dengan rupiah yang semakin loyo, beban premi reasuransi yang ditanggung perusahaan asuransi umum ikut terkerek.

PT Timah (TINS) Intip Perubahan Pasar Timah
| Kamis, 10 April 2025 | 04:25 WIB

PT Timah (TINS) Intip Perubahan Pasar Timah

TINS menargetkan pertumbuhan volume prduksi sebesar 15% pada tahun ini yakni 20.000-22.000 meterik ton.

PT Timah (TINS) Intip Perubahan Pasar Timah
| Kamis, 10 April 2025 | 04:25 WIB

PT Timah (TINS) Intip Perubahan Pasar Timah

TINS menargetkan pertumbuhan volume prduksi sebesar 15% pada tahun ini yakni 20.000-22.000 meterik ton.

Meski Surplus di Neraca Dagang Indonesia Defisit Neraca Jasa, Terbesar dengan AS
| Rabu, 09 April 2025 | 21:48 WIB

Meski Surplus di Neraca Dagang Indonesia Defisit Neraca Jasa, Terbesar dengan AS

Indonesia mengalami defisit neraca jasa US$ 18,66 miliar dan defisit pendapatan primer US$ 36,09 miliar pada 2024.

Masih Naik Daun, Emas Beri Potensi Keuntungan Hampir 70% Selama Lima Tahun Terakhir
| Rabu, 09 April 2025 | 13:04 WIB

Masih Naik Daun, Emas Beri Potensi Keuntungan Hampir 70% Selama Lima Tahun Terakhir

Membeli emas dalam kondsii seperti sekarang belum tentu menjadi keputusan terbaik yang bisa diambil investor.

Inflasi Tahun Ini Diramal Bisa Mencapai 2,33% dari Tahun Lalu yang Cuma 1,57%
| Rabu, 09 April 2025 | 12:06 WIB

Inflasi Tahun Ini Diramal Bisa Mencapai 2,33% dari Tahun Lalu yang Cuma 1,57%

Efek dasar yang rendah di tahun lalu dan potensi pelemahan nilai tukar rupiah menjadi faktor pendorong kenaikan laju inflasi tahun ini.

Profit 24,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tebal (9 April 2025)
| Rabu, 09 April 2025 | 09:07 WIB

Profit 24,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tebal (9 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.777.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 24,58% jika menjual hari ini.

Penjualan Online DFI Retail Nusantara (HERO) Meningkat Saat Lebaran
| Rabu, 09 April 2025 | 07:50 WIB

Penjualan Online DFI Retail Nusantara (HERO) Meningkat Saat Lebaran

Peningkatan penjualan di periode Lebaran 2025 terpacu adanya aktivitas berbelanja masyarakat yang meningkat secara daring  atau online.

Impor Kedelai Terancam Pelemahan Rupiah
| Rabu, 09 April 2025 | 07:45 WIB

Impor Kedelai Terancam Pelemahan Rupiah

Namun, sejauh ini harga kedelai impor masih bisa dijangkau dengan harga dibawah Rp 10.000 per  kilogram (kg).

INDEKS BERITA

Terpopuler