Menunggu Dorongan Berikutnya, Harga Emas Hari Ini Masih Anteng

Jumat, 20 Desember 2019 | 06:39 WIB
Menunggu Dorongan Berikutnya, Harga Emas Hari Ini Masih Anteng
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Senin (9/12/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini belum bergerak lantaran investor menunggu perkembangan lebih lanjut kesepakatan perdagangan AS-China. Sementara ketidakpastian politik di negeri uak Sam gagal menggerakkan pasar secara keseluruhan. 

Mengacu Bloomberg pukul 06.30 WIB, harga emas hari ini di pasar spot masih stabil di level US$ 1.478,82 per ons troi, setelah naik kemarin. Sedang harga emas berjangka AS turun  0,11% ke posisi US$ 1.482,80 per ons troi. 

"Pasar sedang menunggu menunggu dorongan berikutnya," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures kepada Reuters.

Baca Juga: Pemakzulan Trump Antar Harga Emas Ke Jalur Kenaikan Tahunan Tertinggi

"Ada penerimaan oleh pasar bahwa kesepakatan perdagangan AS-China secara resmi ditandatangani, dan tidak akan ada lompatan cepat (dari AS-China). Perubahan dalam harapan itu akan terjadi perubahan di pasar," ujar dia.

Kemarin, China mengeluarkan daftar baru pembebasan tarif impor untuk enam produk kimia dan minyak dari AS, beberapa hari setelah dua ekonomi terbesar dunia itu mengumumkan kesepakatan perdagangan tahap satu. 

Sengketa perdagangan selama 17 bulan terakhir telah memicu kenaikan harga emas sebesar 15% sepanjang tahun itu, sekaligus mengipasi ketakutan resesi global. Emas sering investor gunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi. 

"Harga emas telah menunjukkan ketahanan baru-baru ini, di tengah selera risiko yang lebih tajam yang telah lazim terjadi di pasar beberapa minggu terakhir, dibuktikan oleh indeks saham AS mencapai rekor tertinggi," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga emas konsolidasi setelah naik 15% sejak awal tahun

Investor juga terus mengawasi proses politik di Washington, setelah DPR AS yang dipimpin Demokrat secara resmi memakzulkan Presiden Donald Trump dengan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres. 

Namun, Senat yang dikendalikan Partai Republik kemungkinan tidak menghukum Trump dan melengserkannya dari jabatan orang nomor satu di AS. 

"Jika Senat AS menghukum Trump, sesuatu yang tidak terduga, maka melemparkan Pemilihan Presiden AS tahun depan ke tempat yang sangat tidak pasti," sebut Ilya Spivak, Senior Currency Strategist DailyFx, yang menambahkan, penolakan yang terjadi terhadap aset berisiko bisa menguntungkan emas.

Bagikan

Berita Terbaru

Ditjen Pajak Raup Rp 33,26 Triliun dari Ekonomi Digital
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:40 WIB

Ditjen Pajak Raup Rp 33,26 Triliun dari Ekonomi Digital

Setoran pajak ekonomi digital berasal dari pemungutan PPN PMSE, pajak kripto, dan pajak fintech (P2P) lending

Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:23 WIB

Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut

Ekonom memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2025 di bawah US$ 2 miliar 

Nyaris Semua Penerimaan Non Pajak Terkontraksi
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:13 WIB

Nyaris Semua Penerimaan Non Pajak Terkontraksi

Pemerintah harus diversifikasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) agar tak bergantung pada komoditas global

Mengukur Minat Berinvestasi di Reksadana Syariah
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 08:48 WIB

Mengukur Minat Berinvestasi di Reksadana Syariah

Industri reksadana syariah justru mengalami peningkatan dan  kinerja relatif lebih baik dari reksadana konvensional.

Smelter HPAL Milik INCO Ditarget Kelar 2025-2026
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 07:00 WIB

Smelter HPAL Milik INCO Ditarget Kelar 2025-2026

"Total investasi tambang baru dan pabrik bersama dengan mitra sekitar US$ 9 miliar," imbuh Febriany.

Pabrik Metanol Bojonegoro Ditargetkan Rampung 2027
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:57 WIB

Pabrik Metanol Bojonegoro Ditargetkan Rampung 2027

Metanol adalah salah satu bahan penting dalam proses transesterifikasi pembuatan fatty acids methyl esters (FAME)

Merujuk UU, Erick Thohir Memperbolehkan BUMN Ganti Model Bisnis
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:53 WIB

Merujuk UU, Erick Thohir Memperbolehkan BUMN Ganti Model Bisnis

PT Indra Karya akhirnya bertransformasi menjadi PT Agrinas Palma Nusantara dan membuka ekspansi bisnis di sektor sawit.

 Pengusaha Truk Keberatan Pembatasan Saat Lebaran
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:50 WIB

Pengusaha Truk Keberatan Pembatasan Saat Lebaran

Aptrindo berharap, pemerintah segera menanggapi persoalan ini dan mencari solusi yang tidak merugikan pelaku usaha maupun kelancaran logistik

Perlindungan Konsumen di Persimpangan
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:10 WIB

Perlindungan Konsumen di Persimpangan

Literasi digital yang baik harusnya bisa memberikan pengetahuan terkait hak dan kewajiban sebagai konsumen.

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:01 WIB

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko

Djohan Sutanto, Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)  membagi portofolio investasi berdasarkan risiko

INDEKS BERITA

Terpopuler