Menyehatkan Kembali Lahan dengan Senggani yang Mampu Menyerap Logam

Minggu, 11 April 2021 | 09:00 WIB
Menyehatkan Kembali Lahan dengan Senggani yang Mampu Menyerap Logam
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kadang ada bukit, homogen ditumbuhi spesies tertentu, misalnya senggani. Kemungkinan besar, tanah di bukit itu mengandung unsur logam cukup tinggi, hingga tak semua tumbuhan bisa hidup di atasnya. Hanya tumbuhan tertentu mampu hidup di sana sampai tanah kembali sehat.

Sifat tumbuhan yang mampu menyerap logam disebut hiperakumulator. Senggani, salah satu tumbuhan hiperakumulator, juga dikenal dengan nama senduduk, harendong, Malabar melastome, Indian rhododendron, Singapore rhododendron, planter's rhododendron. Nama botaninya Melastoma malabathricum.

Sebagai tumbuhan hiperakumulator, senggani mampu mengakumulasi logam, terutama aluminium, dengan konsentrasi tinggi di jaringan akar dan tajuk. Setelah senggani hidup, tumbuhan perintis seperti alang-alang juga hidup, lalu hampir semua tumbuhan berkembang, dan tanah kembali sehat.

Daya adaptasi senggani juga tampak dari sebaran dan tempat tumbuhnya. Senggani berasal dari kawasan sub tropis Jepang, kawasan Malesia Barat, kawasan gurun Australia sampai ke Kepulauan Pasifik. Sejak abad 16, senggani menyebar ke seluruh kawasan tropis dan sub tropis dunia. Di Amerika Serikat dan negara-negara Karibia, senggani jadi invasif mengalahkan spesies lain. Penyebaran senggani karena dibawa manusia sebagai tanaman hias. Penyebarannya invasif, karena buahnya dimakan burung, bijinya menyebar lalu tumbuh di mana-mana.

Cepatnya senggani jadi invasif juga disebabkan daya adaptasinya terhadap rentang elevasi tempat tumbuh. Spesies ini bisa hidup dari dataran rendah dengan elevasi 100 meter dpl; sampai dataran tinggi berelevasi 2.800 meter dpl.

Di Kepulauan Pasifik, senggani bisa tumbuh di karang dengan elevasi di bawah 100 meter dpl. Senggani juga mampu beradaptasi dengan agroklimat dingin dan basah, seperti Jawa Barat; serta panas dan kering seperti di NTT.

Di agroklimat panas dan kering, senggani tahan terbakar. Meskipun seluruh tajuk dan batangnya terbakar, semak berkayu senggani akan tumbuh lagi pada musim hujan.

Tanah bisa mengandung logam tinggi secara alami, tetapi bisa pula karena pencemaran. Misalnya tanah bekas tambang. Senggani bisa digunakan untuk merehabilitasi lahan bekas tambang, terutama tambang aluminium. Lahan-lahan yang secara alami mengandung logam dan tak bisa ditanami apa pun, bisa dicoba ditanami senggani. Tanaman semak ini bisa diperbanyak dari biji yang akan memakan waktu lama, bisa dengan benih cabutan. Meski hanya diambil bonggolnya, senggani mudah tumbuh. Sifat inilah yang menyebabkan senggani populer sebagai bahan bonsai dan asesoris akuarium (aquascape).

Bunga edible

Dari senggani inilah muncul kosakata aneh, bonsai aquascape. Di internet, bonsai aquascape senggani ditawarkan mulai Rp 4.500 sampai Rp 650.000. Rentang harga yang sangat besar karena bentuk akar dan ukurannya. Semakin besar bonggol dan semakin unik bentuknya, harga bonsai aquascape senggani akan semakin tinggi.

Terminologi bonsai aquascape memang aneh. Sebab bonsai semestinya tumbuhan hidup. Senggani salah satu bahan bonsai populer karena rajin berbunga dan adaptif dengan elevasi. Tetapi popularitas bonsai senggani, kalah dibanding pemanfaatan bonggol/akarnya sebagai asesoris akuarium.

Jadi yang disebut bonsai aquascape sebenarnya bonggol atau akar senggani mati, yang di bagian atasnya diberi tanaman air dan ditaruh dalam akuarium. Sepintas bonggol senggani dengan tumbuhan air ini mirip dengan bonsai, hingga disebut bonsai aquascape. Meski bonggol senggani diburu sebagai bahan bonsai aquascape, keberadaannya di alam tetap melimpah. Lain halnya dengan sisir, yang terancam punah, karena diburu sebagai bahan bonsai, jimat pelaris bagi pedagang meubel, dan untuk pewarna alami kain batik. Sisir terancam punah karena daya adaptasinya di alam tidak sebaik senggani.

Di India dan Thailand, bunga senggani disajikan sebagai menu eksotis di restoran bintang, bersama jenis bunga lain. Thailand memang paling doyan masakan berbahan bunga. Pohon johar yang di Indonesia banyak tumbuh di tepi jalan, di Thailand dibudidayakan sebagai penghasil sayuran bunga.

Buah senggani disukai anak-anak, dan juga para pendaki gunung. Sebenarnya daun senggani juga edible, tetapi pemanfaatannya sebatas untuk pengobatan alami. Dengan kata kunci khasiat senggani, senduduk, atau harendong; di Google akan didapat banyak sekali informasi.

Dalam Daftar Nama Tumbuhan Internasional, senggani (genus, Melastoma, suku Melastomataceae); terdiri dari sembilan spesies. Nama Melastoma malabathricum diberikan oleh Carl Linnaeus tahun 1753, dengan spesimen dari India. Ada tiga warna bunga senggani. Yang paling banyak warna pink, ada ungu dan putih.

Ada beberapa semak berkayu dengan bentuk bunga dan buah seperti senggani. Masyarakat sering keliru menganggap senggani sebagai kemunting, karamunting, rose myrtle, Rhodomyrtus tomentosa. Buah kemunting juga edible, tapi tidak sebanyak senggani.

Harendong bulu, Tibouchina urvilleana; juga sering dianggap senggani. Nama harendong bulu, disematkan karena bentuk tanaman, daun dan bunga mirip harendong, tetapi daunnya berbulu. Spesies ini berasal dari Brasil dan diintroduksi ke Indonesia pada zaman Belanda. Genus Tibouchina beranggotakan 234 spesies, semua berasal dari Amerika Tropis/Subtropis.

Spesies Tibouchina banyak yang masuk Indonesia sebagai tanaman hias dataran tinggi. Di antaranya ada yang berbunga ungu kebiruan. Semak berkayu genus Osbeckia, yang beranggotakan 11 spesies, juga sering keliru dianggap senggani, karena bentuk tanaman, bunga dan buahnya hampir sama.

Bagikan

Berita Terbaru

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab
| Sabtu, 13 September 2025 | 15:25 WIB

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab

Mengintip perjalanan karier Imam Teguh Saptono hingga menjadi Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting
| Sabtu, 13 September 2025 | 13:20 WIB

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting

Sukatmo Padmosukarso sukses meniti karier di industri keuangan dan tenar sebagai arsitek transformasi

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar
| Sabtu, 13 September 2025 | 11:14 WIB

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar

Mengikuti jalan panjang Mira Wibowo hingga mencapai puncak kepemimpinan di PT Indodana Multi Finance

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik
| Sabtu, 13 September 2025 | 09:31 WIB

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik

Pada 2029 diharapkan 3 dari 4 forklift milik PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) akan menggunakan teknologi listrik.

Saat Bisnis Masih Lesu, Dana Jumbo Rp 200 Triliun Mengalir
| Sabtu, 13 September 2025 | 08:43 WIB

Saat Bisnis Masih Lesu, Dana Jumbo Rp 200 Triliun Mengalir

Menakar efek pengucuran dana pemerintah senilai Rp 200 triliun ke pasar saham domestik. Sektor mana paling terdampak positif?

Intip Racikan Reksadana Saham Jawara Bulan Agustus
| Sabtu, 13 September 2025 | 08:36 WIB

Intip Racikan Reksadana Saham Jawara Bulan Agustus

Hingga akhir Agustus 2025, reksadana saham mencetak return tertinggi dibandingkan produk reksadana lain, yakni 2,85% secara bulanan.

Kawasan Industri Jadi Salah Satu Motor Pendapatan AKRA
| Sabtu, 13 September 2025 | 08:16 WIB

Kawasan Industri Jadi Salah Satu Motor Pendapatan AKRA

Kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur mulai memberikan kontribusi signifikan untuk PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)

Danantara Harus Transparan, Berkaca Krisis Pertamina 1975 yang Nyaris Bangkrutkan RI
| Sabtu, 13 September 2025 | 07:58 WIB

Danantara Harus Transparan, Berkaca Krisis Pertamina 1975 yang Nyaris Bangkrutkan RI

Pertamina hingga tahun 1975 bak kerajaan pribadi, tidak ada transparansi, tidak mempublikasikan neraca keuangan, utang menggunung.

 Kinerja Pembiayaan Modal Kerja Multifinance Tampil Menawan
| Sabtu, 13 September 2025 | 07:20 WIB

Kinerja Pembiayaan Modal Kerja Multifinance Tampil Menawan

Pembiayaan modal kerja tampil sebagai motor penggerak utama pertumbuhan piutang, meski kecepatan ekspansi industri secara keseluruhan menurun.​

Jangan Lupakan Dapur
| Sabtu, 13 September 2025 | 07:05 WIB

Jangan Lupakan Dapur

Gejolak pangan dari sisi harga dan pasokan bisa mendorong masyarakat menggulung lengan baju menuntut perhatian lebih nyata.

INDEKS BERITA

Terpopuler