Mereka yang Tertinggal

Selasa, 01 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Mereka yang Tertinggal
[]
Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar ekonomi yang menggembirakan beriring datangnya dengan kabar menyedihkan, baru-baru ini. Badan Pusat Statistik mencatat: jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan pada Maret 2023. Yakni, sebesar 9,36% atau 25,9 juta orang. 

Ya, jumlah penduduk miskin turun 460.000 jiwa dibandingkan dengan September 2022 dan turun 260.000 jiwa ketimbang Maret 2022. Maka, pemerintah pun merespons data terbaru BPS itu dengan nada positif.

Lantaran, penurunan angka kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan itu sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang makin terkendali.

Sayangnya, BPS menyampaikan pula fakta ironis di balik lajunya perekonomian: rasio Gini – yang mengukur ketimpangan pengeluaran ini – naik menjadi 0,388 per Maret 2023, dari sebelumnya 0,381 pada September 2022. Artinya, jurang kaya dan miskin malah semakin lebar di saat perekonomian melaju.

Memang, ketika perekonomian sedang bertumbuh tidak langsung terjadi pemerataan. Namun bila kita telisik dalam pertumbuhan itu sendiri pun terjadi kesenjangan.

Di beberapa segmen, terutama yang berbasis sumber daya alam, melaju dengan pesat. Tapi banyak segmen lain yang berjalan lambat atau bahkan surut. Dan celakanya secara struktur sosial, kalangan terbawah paling tertinggal. Mereka lambat atau stagnan kondisi ekonominya. 

Tentu kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau negara tidak hadir, mereka akan semakin tertinggal, mustahil bisa naik kelas ke strata masyarakat sejahtera.

Sejauh ini pemerintah tentu sudah mengerjakan program-program pengentasan kemiskinan. Sebutlah penyaluran bantuan sosial (bansos), program keluarga harapan (PKH), bantuan sembako. Pemerintah juga terus menggulirkan tambahan bantuan pangan beras kepada 21,4 juta keluarga hingga akhir tahun ini.

Selain berkomitmen mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus berupaya menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, dan menjaga stabilitas inflasi. Inflasi memang harus dikendalikan agar tidak menggerus daya beli masyarakat miskin yang sudah lemah.

Toh itu semua ternyata belum cukup; terbukti ketimpangan makin njomplang. Pemerintah tidak cukup sekadar menjaga daya beli kaum miskin, namun juga mencegah uang mereka disedot oleh tangan-tangan serakah: pinjaman online (pinjol) liar, judi online, aplikasi tipu-tipu, hingga investasi bodong

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler