Meski Harga CPO Terjepit, Tapi Emiten Perbankan Klaim Tak Pelit Kucurkan Kredit

Sabtu, 15 Juni 2019 | 10:00 WIB
Meski Harga CPO Terjepit, Tapi Emiten Perbankan Klaim Tak Pelit Kucurkan Kredit
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbas dari kampanye negatif yang dilakukan Uni Eropa masih membekap industri perkebunan kelapa sawit. Kendati harga jual crude palm oil (CPO) di pasar masih melandai, perbankan di dalam negeri tidak serta merta mengerem penyaluran kredit di sektor itu.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), misalnya, mengaku tidak mengerem penyaluran kredit di sektor ini. Alasannya, perusahaan sawit yang menjadi nasabah di BCA sudah cukup besar dan memiliki pengalaman di bisnis ini. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, nasabahnya di bisnis CPO tetap bisa menjalankan bisnisnya, meski menghadapi tantangan besar.

Walaupun begitu, penyaluran kredit di sektor CPO menurut Jahja masih bergerak lambat karena pelaku industri belum membutuhkan tambahan modal kerja. Dia menuturkan, nasabah BCA di sektor ini masih berkonsolidasi di tengah pelambatan harga. "Tetapi kalau mereka butuh, kami tetap akan bantu," ujar dia.

Per Maret 2019, BBCA yang merupakan anggota indeks Kompas100, menyalurkan kredit ke sektor pertanian dan perkebunan termasuk di dalamnya perkebunan sawit hingga mencapai Rp 30 triliun. Jumlah tersebut tersebut tumbuh 13% secara tahunan atau year on year (yoy).

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari kredit investasi. Adapun kualitas kredit di sektor tersebut cukup sehat dengan non performing loan (NPL) di level 0,1%.

Begitu pula dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Bank plat merah ini juga tidak menahan diri dalam menyalurkan kredit di sektor perkebunan sawit. Terbukti, per Mei 2019, perseroan ini masih mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 10,03% yoy di sektor tersebut.

Direktur Bisnis Korporasi Bank BNI, Putrama Wahyu Setiawan mengatakan, penyaluran kredit ke sektor perkebunan sawit masih didominasi oleh kredit untuk kebutuhan investasi, dengan porsi 87%. "Untuk kualitas kredit kami di sektor ini juga masih bagus," klaim Putrama.

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) juga masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup bagus dalam penyaluran kredit ke industri CPO. Per Mei 2019, portofolio kredit sawit BRI Agro naik 11,5% yoy menjadi Rp 7,7 triliun dari Rp 6,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sektor ini menyumbang porsi 45,5% terhadap total nilai kredit yang disalurkan BRI Agro.

Namun kualitas aset anggota indeks Kompas100 tersebut  di sektor ini sedikit menurun. NPL per Mei 2019 meningkat menjadi 0,53% dari 0,39% di Mei 2018.

Untuk memperbaiki kualitas kredit, BRI Agro hanya akan fokus salurkan kredit pada perkebunan yang sudah berjalan dan memilih calon debitur yang memiliki kapabilitas kompetensi maupun finansial.

Bagikan

Berita Terbaru

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini
| Minggu, 23 November 2025 | 22:47 WIB

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini

Kendati mayoritas saham yang baru masuk indeks MSCI ini sudah menguat signifkan, masih ada peluang beli saat harga cenderung koreksi.

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo
| Minggu, 23 November 2025 | 21:58 WIB

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo

Rencana perubahan manajemen telah mendapatkan restu dari investor kunci dan berpotensi diumumkan kepada karyawan, secepatnya pada Senin (24/11).

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

INDEKS BERITA

Terpopuler