Meski Pendapatan Tumbuh, Kenaikan Beban Bunga Bikin BWPT Merugi Rp 143,12 Miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) berhasil mendongkrak penjualan kelapa sawit dan produk turunannya.
Hal ini membuat pendapatan usaha emiten perkebunan kelapa sawit itu pada kuartal I-2020 tumbuh 15,74% menjadi sekitar Rp 738,43 miliar.
Minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) masih menjadi kontributor utama bagi pendapatan usaha BWPT.
Merujuk laporan keuangan BWPT per 31 Maret 2020, nilai penjualan CPO perseroan naik 17,47% menjadi Rp 635,84 miliar.
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) tercatat sebagai pembeli terbesar produk BWPT, yakni mencapai Rp 329,24 miliar.
Pada periode sama tahun lalu, nilai pembelian emiten yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas itu hanya sekitar Rp 112,25 miliar.
Sayangnya, kinerja top line yang cemerlang tidak berhasil membuat BWPT mencetak laba.
Pada tiga bulan pertama 2020, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 143,12 miliar.
Kerugian yang ditanggung BWPT memang mengecil ketimbang kuartal I-2020 yang mencapai Rp 254,10 miliar.
Baca Juga: Produksi sawit Indonesia pada kuartal I-2020 turun 12% menjadi 10,99 juta ton
Penyebab utamanya adalah tingginya beban bunga yang mesti ditanggung BWPT.
Beban bunga BWPT pada kuartal I-2020 mencapai Rp 234,90 miliar. Sementara pada kuartal I-2019 sebesar Rp 204,07 miliar.
Jumlah liabilitas BWPT pada kuartal I-2020 memang naik menjadi Rp 11,285 triliun, dibanding periode sama tahun lalu yang Rp 11,183 triliun.
Kenaikan nilai kewajiban tersebut disebabkan oleh lonjakan liabilitas jangka pendek yang mencapai 32,64% menjadi Rp 3,236 triliun.
Di sisi lain, liabilitas jangka panjang BWPT turun dari Rp 8,744 triliun menjadi Rp 8,050 triliun.