META Bakal Menaikkan Tarif Jalan Tol

Kamis, 20 Juni 2019 | 11:23 WIB
META Bakal Menaikkan Tarif Jalan Tol
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepastian tarif jalan tol menjadi salah satu faktor penentu bagi kelayakan usaha dan pengembalian modal investasi bisnis jalan bebas hambatan itu. Pemerintah pun menetapkan penyesuaian tarif jalan tol berlangsung setiap dua tahun sekali.

Para operator yang memegang hak konsesi jalan tol tentu akan menikmati kenaikan tarif tol. Salah satunya adalah PT Nusantara Infrastructure Tbk. Emiten dengan kode saham META di Bursa Efek Indonesia itu menjalankan bisnis tol melalui anak usaha PT Margautama Nusantara (MUN).

Margautama mengendalikan dua anak usaha, satu perusahaan asosiasi serta satu anak usaha tidak langsung dalam pengelolaan jalan tol. Margautama mengendalikan empat perusahaan jalan tol, yakni PT Bintaro Serpong Damai (BSD), PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE), dan PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB).

Sejatinya, META memiliki konsesi di tiga ruas jalan tol, yaitu Pondok Ranji-Pondok Aren (BSD), tol Tallo-Bandara Hasanuddin, dan jalan tol Pelabuhan Soekarno Hatta-Pettarani.

Di samping tiga ruas dengan kepemilikan mayoritas, Nusantara Infrastructure telah menambah kepemilikan saham di JLB menjadi 35% saham. JLB merupakan pemegang konsesi ruas tol Kebon Jeruk-Penjaringan, yang merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ringroad.

META akan menaikkan tarif untuk tol pada Oktober dan Desember 2019. Penyesuaian tarif tol mengacu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Deden Rochmawati, General Manager Corporate Affairs META menyebutkan, tahun ini pihaknya memang akan melakukan penyesuaian tarif jalan tol dua tahunan. "Terakhir, penyesuaian tarif pada tahun 2017," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Selasa (18/6).

Deden menjelaskan, pengelola yang akan melakukan penyesuaian tarif jalan tol adalah BSD, BMN, dan JTSE. "BMN dan BSD diharapkan ada penyesuaian pada bulan Desember, sementara JTSE ada penyesuaian pada Oktober tahun ini," beber dia.

Mengenai besaran kenaikan tarif, manajemen META belum bisa menyampaikan secara pasti dan mendetail. "Untuk kenaikannya, tergantung hitungan inflasi dari pemerintah," tutur Deden.

Mengenai dampak penyesuaian tarif tol terhadap kinerja keuangan META tahun ini, Deden juga belum bersedia menjelaskan proyeksinya.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan, META membukukan pendapatan dan penjualan sebanyak Rp 782 miliar di sepanjang 2018. Sebagian besar pendapatan berasal dari pendapatan jalan tol, yakni mencapai 64,61% dari total pendapatan. Adapun, pendapatan lain disumbangkan oleh lini bisnis telekomunikasi sebesar 17,18%, air minum sebesar 11,12%, dan energi sebesar 7,08%. Sepanjang 2018, ruas tol Pondok Ranji-Pondok Aren masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yakni mencapai Rp 211,61 miliar.

UEM Group akan jual tol Cipali

KORPORASI asal Malaysia, UEM Group, dikabarkan berencana mengurangi kepemilikan sahamnya di PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Jawa Barat.

Saat ini, LMS merupakan perusahaan yang memegang hak konsesi jalan tol Cipali selama 35 tahun dengan panjang 116,75 kilometer (km).

Komposisi pemegang saham LMS saat ini adalah perusahaan infrastruktur PLUS Expressways International Berhad (anak usaha UEM Group Berhad) dan PT Bhaskara Utama Sedaya, yang merupakan bagian dari Astra Tol Nusantara (Astra Infra). Saat ini UEM Group menguasai 55% saham jalan tol Cipali, sementara Astra Infra menggenggam 45% saham.

CEO Group Bisnis Jalan Tol Astra Infra, Kris Ade Soediyono, mengaku belum mengetahui kabar rencana penjualan saham tol Cipali milik UEM Group. "Saat ini kami belum memiliki informasi terkait hal itu," kata dia kepada KONTAN, Selasa (18/6).

Lantaran belum mengetahui pasti kabar itu, Kris bilang, pihaknya tidak bisa berspekulasi untuk mengambil alih saham yang akan dilepas UEM Group. Sebagai mitra kerja, Astra Infra akan tetap menghormati apapun posisi dan aksi korporasi yang dilakukan UEM Group.

Soal prospek bisnis, Kris mengatakan, jalan tol Cipali merupakan aset yang strategis. "Posisinya sebagai penghubung dan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa dan menjadi urat nadi transportasi darat di Pulau Jawa," jelas dia.

Kris memberikan gambaran, selama arus mudik dan arus balik Lebaran 1440 Hijriah, selama periode H-10 sd H+10 tol Cipali telah dilalui 1,62 juta kendaraan, atau naik 8% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Angka tersebut menunjukkan kontribusi yang signifikan bagi total trafik lima ruas jalan tol yang milik Astra Infra. Dalam periode tersebut, ruas tol Astra membukukan total trafik sebanyak 9,6 juta kendaraan, atau naik 29% dibandingkan tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:40 WIB

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba

Menyambut musim liburan, berbagai kelas bermain untuk anak kini dibuka dengan ragam aktivitas seru yang mengasah kreativitas.

 
INDEKS BERITA

Terpopuler