KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teka-teki pengganti Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Sepakbola Indonesia terjawab sudah. PSSI resmi menunjuk Patrick Kluivert, pesepakbola asal Belanda, untuk menangani Timnas Indonesia hingga 2027 mendatang.
Pro kontra memang belum berakhir. Pandangan publik sepakbola di Tanah Air masih terbelah ihwal pemutusan kontrak STY dan penunjukan Kluivert sebagai penggantinya.
Para pencinta sepakbola Indonesia sudah kadung mengagumi dan mendukung STY untuk bertahan, setidaknya hingga berakhirnya putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Namun sikap PSSI memecat STY masih menimbulkan tanda tanya. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyatakan, alasan pengakhiran kontrak STY terkait strategi, komunikasi dan implementasi program. Erick menegaskan, target ke depan Timnas Indonesia adalah lolos ke Piala Dunia 2026.
Jika berbicara kinerja, sebenarnya pencapaian STY cukup membanggakan. Betapa tidak, Timnas Indonesia sudah menembus babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Di fase ini, Indonesia adalah satu-satunya wakil Asia Tenggara.
Jika memang targetnya adalah Piala Dunia 2026, maka pemecatan STY dirasa tidak tepat.
Pasalnya, dalam dua hingga lima bulan ke depan, Timnas Indonesia harus melakoni empat laga krusial di Grup C babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Indonesia akan melawan Australia, Bahrain, China dan Jepang.
Beban lolos ke Piala Dunia kini berada di pundak Patrick Kluivert. Sebagai pemain sepakbola, reputasi Kluivert tidak diragukan. Dia pernah membawa klubnya Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions pada 1995.
Namun sebagai pelatih, prestasinya masih tanda tanya. Boleh dibilang, keputusan Erick Thohir memecat STY dan menunjuk Kluivert ibarat gambling.
Mimpi Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia memang masih bisa terwujud. Namun yang pasti, membangun tim sepakbola berkualitas tak bisa dilakukan dalam tempo semalam. PSSI sampai kini masih tertatih-tatih membangun industri sepakbola domestik.
Oleh karena itu, memanggil pemain naturalisasi, termasuk menunjuk Kluivert sebagai pengganti STY, merupakan pilihan pragmatis jangka pendek.
Dalam jangka panjang, tak ada kata lain PSSI harus membenahi kompetisi lokal agar lebih profesional. Dengan membangun industri sepakbola yang kuat, Indonesia tentu bisa menciptakan Timnas yang hebat