Minat Investor Global untuk Membeli Green Bond Indonesia Masih Tinggi

Kamis, 27 Juni 2019 | 07:54 WIB
Minat Investor Global untuk Membeli Green Bond Indonesia Masih Tinggi
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor asing membeli green bond terbitan Indonesia cukup tinggi. Penilaian itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang baru saja menghadiri Seminar Sustainable Finance and Development in Emerging Markets: Challenges and Opportunities yang diselenggarakan oleh Bloomberg Emerging + Frontier Forum 2019 di London, Selasa (25/6).

Dalam seminar itu, seperti dituturkan Menkeu, banyak investor meminta pemerintah Indonesia kembali menerbitkan green bond. Namun, permintaan itu juga disertai dengan beberapa pertanyaan mengenai kondisi fiskal Indonesia.

Penerbitan green bond Indonesia baru dimulai beberapa tahun lalu. Terbaru, Kemkeu menerbitkan green bond di pasar global global melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Wakalah Global untuk pembiayaan berkelanjutan (green sukuk) senilai US$ 2 miliar pada Februari 2019. Penerbitan surat utang ini kelebihan permintaan atau oversubcribed sebesar 3,8 kali.

Meski demikian, Sri Mulyani belum puas dengan pencapaian ini. Sebagian besar pemegang green bond Indonesia masih investor reguler. Berdasarkan protofolio pembeli, hanya 29% green bond dibeli oleh green investor. Lalu, 71% masih dibeli oleh investor reguler.

"Dari preferensi pembeli dan dihubungkan dengan proyeknya, green bond Indonesia belum benar-benar menggambarkan sebagai green bond," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Rabu (26/6).

Agar bisa menarik minat para investor hijau, lanjut Sri Mulyani, pemerintah mesti melakukan simplifikasi terhadap format pelaporan dan compliance. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengajak swasta untuk turut berpartisipasi mendorong pasar green bond.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemkeu Nufransa Wira Sakti menambahkan, keberhasilan green bond karena pemerintah bisa meyakinkan manajer investasi internasional terkait kondisi negara dan instrumen sebagai tempat berinvestasi. "Harga memegang peran penting, tetapi stabilitas negara juga penting dalam carbon market, dan carbon price," ujar Nufransa.

Bagikan

Berita Terbaru

Aturan Co-Payment OJK Bebani Langkah Mitra Keluarga (MIKA) dan Siloam (SILO)
| Selasa, 10 Juni 2025 | 10:06 WIB

Aturan Co-Payment OJK Bebani Langkah Mitra Keluarga (MIKA) dan Siloam (SILO)

Tidak hanya akan membebani masyarakat peserta asuransi, aturan OJK mengenai co-payment juga akan membebani kinerja MIKA dan SILO.

Profit 31,9% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (10 Juni 2025)
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:41 WIB

Profit 31,9% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (10 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 Juni 2025) Rp 1.909.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,9% jika menjual hari ini.

Outlook Harga Minyak Semester II-2025
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:33 WIB

Outlook Harga Minyak Semester II-2025

Pertumbuhan PDB China yang diproyeksikan hanya berkisar 4,7%–5% adalah faktor yang mempengaruhi perlambatan permintaan minyak mentah.

Maharaksa Biru Energi (OASA) Intip Potensi Cuan di Sektor Industri Hijau
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:30 WIB

Maharaksa Biru Energi (OASA) Intip Potensi Cuan di Sektor Industri Hijau

OASA melihat proyek waste to energy punya prospek bisnis menarik, dan bisa menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah, terutama di perkotaan.

Valuasi IHSG Masih Menarik Dibanding Bursa Kawasan
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:26 WIB

Valuasi IHSG Masih Menarik Dibanding Bursa Kawasan

Dibandingkan pasar berkembang atau emerging market lainnya, valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menarik.

SWF Sepakbola Qatar
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:16 WIB

SWF Sepakbola Qatar

Belanja infrastruktur Qatar senilai US$ 67 miliar menghasilkan sport tourism US$ 220 miliar setelah Piala Dunia 2022.

Selektif Memilih Saham yang Tertinggal
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:11 WIB

Selektif Memilih Saham yang Tertinggal

Saham-saham tertinggal atau laggard yang memiliki fundamental baik dapat dipilih untuk beli di harga diskon

Industri Kertas Lokal Minta Perlindungan dari Serbuan Produk Impor
| Selasa, 10 Juni 2025 | 08:00 WIB

Industri Kertas Lokal Minta Perlindungan dari Serbuan Produk Impor

Industri kertas nasional tengah menghadapi tekanan berat akibat membanjirnya produk impor dari China, Korea Selatan, dan Jepang.

Kenaikan Rupiah Diproyeksi Akan Terbatas pada Selasa (10/6)
| Selasa, 10 Juni 2025 | 07:19 WIB

Kenaikan Rupiah Diproyeksi Akan Terbatas pada Selasa (10/6)

Di tengah ketidakpastian global dan minimnya sentimen positif domestik, ruang gerak rupiah masih terbatas. 

Inilah Pilihan Valuta Asing Saat Dolar AS Melemah
| Selasa, 10 Juni 2025 | 06:57 WIB

Inilah Pilihan Valuta Asing Saat Dolar AS Melemah

 Indeks dolar AS  kembali turun usai fokus ECB memberi stimulus dengan pemangkasan suku bunga seiring kontraksi  di Jerman

INDEKS BERITA

Terpopuler