Mitra Pinasthika Mustika Pacu Efisiensi Biaya

Selasa, 28 Mei 2019 | 10:28 WIB
Mitra Pinasthika Mustika Pacu Efisiensi Biaya
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain memacu pendapatan, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk berharap bisa menghemat pengeluaran. Tujuan akhirnya adalah membukukan laba bersih sebesar Rp 400 miliar hingga Rp 450 miliar pada tahun ini.

Strategi Mitra Pinasthika adalah mengembangkan sistem teknologi dalam operasional bisnis. "Dengan ini diharapkan akan mendorong efisiensi dan produktivitas," kata Suwito Mawarwati, Direktur Utama PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk saat paparan publik, Senin (27/5).

Tahun lalu, beban pokok pendapatan Mitra Pinasthika memang tumbuh lebih tinggi ketimbang pendapatan bersih. Kalau dihitung, beban pokok pendapatan naik 12,78% year on year (yoy) menjadi Rp 14,74 triliun. Sementara pendapatan bersih tumbuh 11,19% yoy menjadi Rp 15,89 triliun. Alhasil, pos laba usaha 2018 menyusut 6,5% yoy menjadi Rp 488,41 miliar.

Beruntung catatan akhir laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih tahun lalu melejit hingga Rp 3,66 triliun. Namun perlu diketahui, lonjakan laba bersih terjadi karena Mitra Pinasthika menikmati laba bersih dari operasi yang dihentikan senilai Rp 3,66 triliun. Seperti diketahui, tahun lalu mereka melepas bisnis pelumas PT Federal Karyatama.

Selain mengembangkan sistem teknologi, Mitra Pinasthika akan fokus pada pembangunan infrastruktur pada lini binis MPMDistributor, pendirian gudang dan peremajaan mobil pada lini bisnis MPMRent. Total dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 600 miliar–Rp 700 miliar. Hingga kuartal I-2019, serapan capex mencapai 20%. 

Sambil mengejar efisiensi biaya, Mitra Pinasthika atau yang tercatat dengan kode saham MPMX di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal memacu pertumbuhan pendapatan sebesar 5%–10% pada tahun ini. Mereka yakin, target tersebut realistis karena sejalan dengan tren pasar kendaraan roda dua.

Mitra Pinasthika mencatat, industri sepeda motor tumbuh 11,8% dari Januari sampai April 2019. Adapun sejauh ini penjualan sepeda motor menjadi tulang punggung pendapatan mereka. "Jadi kami melihat ada peluang yang besar di pasar dan kami optimistis akan tumbuh tahun ini," kata Suwito.

Sepanjang tahun lalu, segmen distribusi, ritel dan after market mendominasi pendapatan hingga sebesar 90,4%. Sementara segmen transportasi melalui MPMRent memegang porsi 7,9% dan segmen lain-lain 1,7%.

Rutin membagikan dividen

Sementara itu, Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Mitra Pinasthika Tbk menyepakati pembagian dividen final tunai sebesar Rp 480 per saham atau total sekitar Rp 2,1 triliun. Mengacu pada harga penutupan saham Mitra Pinasthika Jumat (24/5) pekan lalu, rasio dividen per saham terhadap harga pasar saham atau dividend yield mencapai 35,16%.

Jadwal pembayaran dividen pada 28 Juni 2019. Sementara sisa dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen akan masuk dalam pos laba ditahan.

Asal tahu, dividen per saham 2018 naik sekitar 4,5 kali lipat ketimbang 2017. Tahun lalu, Mitra Pinasthika membagikan dividen Rp 105 per saham.

Sementara secara historis, Mitra Pinasthika rutin membagikan dividen sejak 2014 "Sampai dengan 2018 pembagian dividen terus meningkat dan kami berkomitmen akan konsisten memberikan dividen kepada pemegang saham," kata Suwito.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman

Kebijakan Kemenkeu mengalihkan dana negara Rp 200 triliun yang sebelumnya tersimpan di BI ke bank-bank milik Danantara menuai pro kontra

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi

Berdasarkan Bloomberg, rupiah melemah 0,25% secara harian ke posisi Rp 16.416 per dolar AS pada Senin (15/9)

Bergizi dan Transparan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:16 WIB

Bergizi dan Transparan

Jangan lupa, bahwa program makan bergizi gratis (MBG) ini sebenarnya tidak gratis, karena dibiayai oleh duit masyarakat.

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:14 WIB

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Ruang penurunan suku bunga acuan BI tetap ada setelah pemangkasan suku bunga The Fed                

INDEKS BERITA

Terpopuler