Morgan Stanley prediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% di 2019-2020

Senin, 12 Agustus 2019 | 17:15 WIB
Morgan Stanley prediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% di 2019-2020
[ILUSTRASI. Morgan Stanley ]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi hanya mampu mencapai 5% sepanjang periode 2019-2020. Melambatnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan akibat eskalasi risiko perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang makin memanas. 

Proyeksi tersebut disampaikan oleh Morgan Stanley dalam risetnya yang dipublikasikan melalui laporan berjudul “2Q19 GDP Eased on Inventory Destocking”, Senin (12/8).

Baca Juga: Morgan Stanley: Akan lebih banyak bank sentral di Asia yang pangkas suku bunga acuan

Lembaga keuangan internasional tersebut menilai, moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut sejalan dengan yang terjadi pada negara-negara Asia lain kecuali Jepang (AxJ).

Menurut Morgan Stanley, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2019 sebesar 5,05% year-on-year (yoy) sesuai dengan ekspektasi.

“Terdapat sedikit moderasi dalam headline GDP atau angka PDB yang dirilis pemerintah akibat pengurangan inventaris, sementara komponen permintaan domestik lainnya cenderung naik,” terangnya. 

Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terdampak perang dagang AS-China. Namun, Morgan Stanley menilai, Indonesia bersama dengan India dan Filipina termasuk dalam kategori negara yang minim terkena dampak ketegangan perdagangan tersebut.

Sebab, basis permintaan domestik ketiga negara bersifat endogen. 

Baca Juga: China menggelontorkan miliaran dolar untuk kembangkan industri teknologi tinggi

Di sisi lain, fundamental struktural ekonomi Indonesia dinilai positif. Didukung dengan berlanjutnya pemerintahan Presiden Joko Widodo serta kebijakan fiskal kontra-siklus (countercyclical) yang menurut Morgan Stanley akan menolong dalam meringankan dampak perang dagang pada pertumbuhan ekonomi. 

Secara keseluruhan, Morgan Stanley memproyeksi pertumbuhan PDB negara-negara AxJ pada tahun 2019 dan 2020 akan melemah dari basisnya saat ini yaitu 5,6% dan 5,8% menjadi hanya pada tingkat rendah-menengah 5%. 

“Perekonomian yang menjalankan surplus neraca berjalan dan hubungan dagang yang tinggi, akan lebih banyak terekspos apabila dibandingkan dengan yang memiliki defisit transaksi berjalan saat ini,” lanjutnya. 

Baca Juga: Trump menghambat ambisi Xi membawa China menuju negara superpower 2050

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler