Multifinance Mencari Dana lewat Obligasi

Senin, 22 April 2019 | 08:23 WIB
Multifinance Mencari Dana lewat Obligasi
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang industri multifinance cenderung melambat di awal tahun. Hingga Februari 2019, penerbitan obligasi turun tipis dibandingkan tahun lalu. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Februari 2019, penerbitan surat utang multifinance turun 1,02% year on year (yoy) menjadi Rp 73,26 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno berpendapat, penerbitan surat utang mempertimbangkan aspek kebutuhan pendanaan dan strategi bisnis di masing-masing pembiayaan. Ada perusahaan yang menargetkan obligasi di awal tahun, dan ada juga yang melanjutkan skema pendanaan tahun di sebelumnya," kata dia.

Sejumlah perusahaan multifinance yang menerbitkan surat utang di awal tahun ini adalah PT Adira Dinamika Multifinance, PT Oto Multiartha, dan PT Sinar Mas Multifinance.

Awal tahun ini, Adira Finance telah menerbitkan dua surat utang dengan total pengumpulan dana sekitar Rp 832 miliar. Ada obligasi berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 senilai Rp 618 miliar dan sukuk mudarabah berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar.'

Bulan berikutnya, Adira kembali menerbitkan obligasi dan sukuk mudarabah berkelanjutan dengan nilai Rp 2,09 triliun. Itu berupa Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V Tahun 2019 dengan jumlah pokok sebesar Rp 2 triliun serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 dengan jumlah sebesar Rp 96 miliar.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, pendanaan dari surat utang tersebut akan digunakan seluruhnya untuk pembiayaan Adira Finance tahun ini. Adira menargetkan pembiayaan tumbuh 5% hingga 10% secara year on year (yoy) dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 38,2 triliun.

Adira Finance mencatatkan gearing ratio atau jumlah pinjaman dibandingkan modal berada pada level 3,1 kali. Ini masih jauh dari aturan batas maksimal 10 kali. Itu membuat Adira Finance lebih leluasa untuk mencari pendanaan tambahan.

Tahun lalu total pendanaan Adira Finance mencapai Rp 22 triliun. Pendanaan dari pasar modal masih mendominasi sebesar 46% dari total pendanaan, baik dari obligasi dan sukuk mudarabah. Adapun fasilitas pinjaman mata uang asing 36% dan sisanya dari pinjaman bank lokal.

Sedangkan Oto Multiartha, pada pertengahan April ini, akan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahun 2019 senilai Rp 1 triliun. Sinar Mas Multifinance juga menerbitkan obligasi senilai Rp 400 miliar awal April ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler