Musim Laporan Keuangan Mulai Berakhir, Waspadai Pergerakan IHSG Bulan Ini

Senin, 05 Agustus 2019 | 07:21 WIB
Musim Laporan Keuangan Mulai Berakhir, Waspadai Pergerakan IHSG Bulan Ini
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gempita musim rilis laporan keuangan tengah tahun bakal segera mencapai akhir. Efek sentimen rilis laporan keuangan emiten ini terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan dirasakan setidaknya sepanjang bulan ini.

Namun, pelaku pasar perlu berhati-hati. Sejumlah analis memperkirakan, bulan Agustus bukan bulan yang apik bagi pergerakan indeks saham.

Apalagi, kinerja keuangan sejumlah emiten kurang memuaskan, sehingga sulit membuat IHSG melesat. "Kinerja keuangan emiten blue chip kurang memuaskan di paruh pertama tahun ini," ujar Senior Manager Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy, Sabtu (3/8).

Baca Juga: Saham BBCA (Bank BCA) turun 0,72%, ini PER dan PBV terbaru (2/8)

Ambil contoh, kinerja Grup Astra yang terseret tekanan di bisnis perkebunan. Sepanjang semester pertama tahun ini, bisnis perkebunan Grup Astra hanya mampu menyumbang laba bersih Rp 35 miliar. Nilai ini merosot 94% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 625 miliar. Penurunan ini menjadi yang terbesar dibanding segmen bisnis yang lain.

Selain itu, juga ada tekanan dari bisnis segmen batubara. Beruntung, Grup Astra kini memiliki bisnis emas, yang harganya sedang moncer. Dengan demikian, laba bersih di segmen pertambangan, yang disumbang oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), masih naik, meski hanya 2%, menjadi Rp 3,33 triliun.

Baca Juga: Proyeksi Rupiah: Menanti Rilis Pertumbuhan Ekonomi 

Kurang optimalnya sejumlah segmen dalam portofolio bisnis Grup Astra membuat perusahaan ini pada akhirnya terpaksa mencatat penurunan laba bersih 6% menjadi Rp 9,8 triliun.

Setali tiga uang, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menilai, kurang moncernya kinerja keuangan emiten bakal mempengaruhi pergerakan indeks hingga akhir bulan ini.

Faktor eksternal

Faktor dalam negeri bukan satu-satunya kambing hitam. Potensi tertekannya indeks juga berasal dari sentimen luar negeri. Selain soal perang dagang, perhatian investor juga belum lepas dari suku bunga The Fed.

Untuk pertama kalinya sejak krisis 2008, The Fed akhirnya memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 2%-2,25%. Hal ini seharusnya positif dan bisa menyegarkan pergerakan indeks. "The Fed baru saja menurunkan suku bunga acuan. Ini seharusnya positif," jelas Kiswoyo.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Banyak Sentimen Negatif 

Yang menjadi masalah adalah pernyataan Jerome Powell, Gubernur The Fed, yang mengindikasikan penurunan tersebut hanya sesaat. Menurut Powell, penurunan yang baru saja dilakukan bukan awal dari serangkaian penurunan suku bunga dalam jangka panjang. The Fed kurang bisa menjamin kelanjutan penurunan suku bunga, kata Robertus.

Menurut perhitungan Kiswoyo, tekanan pada indeks, baik dari faktor domestik ataupun global, berpotensi membuat IHSG bertengger di level 6.250. Indeks sendiri pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup melemah 0,65% ke level 6.340.

Meski begitu, ada peluang bagi investor dibalik potensi penurunan tersebut. Kiswoyo merekomendasikan investor mengakumulasi saham blue chip yang murah. "Buy on weakness, salah satunya UNVR," kata dia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Daftar Baru Saham-Saham LQ45 Periode 1 Agustus-31 Oktober 2025
| Senin, 28 Juli 2025 | 17:11 WIB

Daftar Baru Saham-Saham LQ45 Periode 1 Agustus-31 Oktober 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Prospek Emiten Pelayaran Masih Positif, Diuntungkan Diversifikasi Rute
| Senin, 28 Juli 2025 | 13:00 WIB

Prospek Emiten Pelayaran Masih Positif, Diuntungkan Diversifikasi Rute

Analis KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, bilang bahwa pemulihan perdagangan global menjadi pendorong utama sektor pelayaran dalam jangka menengah.

Anomali di Bulan Sura, Jadikan CPIN Jadi Emiten Unggas Pilihan
| Senin, 28 Juli 2025 | 12:00 WIB

Anomali di Bulan Sura, Jadikan CPIN Jadi Emiten Unggas Pilihan

BRI Danareksa Sekuritas menilai stabilitas harga ayam hidup disokong intervensi Pemerintah serta perbaikan keseimbangan pasokan dan permintaan.

Reksadana Saham Favorit di Tahun 2025
| Senin, 28 Juli 2025 | 11:35 WIB

Reksadana Saham Favorit di Tahun 2025

Manajer investasi yang berani untuk diversifikasi pada saham yang dipandang berisiko dapat memperoleh kinerja yang lebih baik.

Profit 26,07% Setahun, Cek Ulang Harga Emas Antam Hari Ini (28 Juli 2025)
| Senin, 28 Juli 2025 | 08:53 WIB

Profit 26,07% Setahun, Cek Ulang Harga Emas Antam Hari Ini (28 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 28 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.914.000 per gram, harga buyback Rp 1.760.000 per gram.

Nilai Transaksi LCT Mencapai US$ 11,7 Miliar
| Senin, 28 Juli 2025 | 08:34 WIB

Nilai Transaksi LCT Mencapai US$ 11,7 Miliar

Nilia transaksi LCT semester I-2025 meningkat signifikan dibandingkan nilai transaksi LCT pada semester I-2024

ESG Grup Barito: Aksi Hijau Kalah Kinclong, Dibanding Untung Saham
| Senin, 28 Juli 2025 | 08:28 WIB

ESG Grup Barito: Aksi Hijau Kalah Kinclong, Dibanding Untung Saham

Di tengah silaunya cuan dari saham Grup Barito, upaya perusahaan untuk mendorong penerapan aspek ESG

Dana Asing Hengkang  Lagi Rp 11 Triliun
| Senin, 28 Juli 2025 | 08:26 WIB

Dana Asing Hengkang Lagi Rp 11 Triliun

Dana asing kembali hengkang dari pasar keuangan domestik pada pekan ketiga Juli 2025, bahkan jumlahnya lebih besar.​

Dunia Usaha Butuh Percepatan Fiskal
| Senin, 28 Juli 2025 | 08:18 WIB

Dunia Usaha Butuh Percepatan Fiskal

Kebijakan moneter yang telah ditempuh Bank Indonesia (BI) belum berdampak signifikan terhadap kinerja kredit perbankan.

Menakar Dampak Proyek Hilirisasi Bagi Emiten BUMN dan Swasta
| Senin, 28 Juli 2025 | 06:56 WIB

Menakar Dampak Proyek Hilirisasi Bagi Emiten BUMN dan Swasta

Proyek-proyek hilirisasi tersebut berpotensi mendatangkan potensi keuntungan baik bagi emiten pelat merah atau BUMN maupun swasta. 

INDEKS BERITA

Terpopuler