Narada Tambah Kepemilikan di Saham Emiten Properti Forza Land (FORZ)

Senin, 11 Februari 2019 | 13:40 WIB
Narada Tambah Kepemilikan di Saham Emiten Properti Forza Land (FORZ)
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Narada Aset Manajemen menambah bobot portofolio saham di salah satu reksadana andalannya. Manajer Investasi (MI) itu menambah porsi saham PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) di Reksadana Narada Saham Indonesia.

Berdasar data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 7 Februari 2019, MI yang beroperasi sejak 2012 silam, itu memborong 3.273.000 juta saham FORZ. Dengan demikian, secara keseluruhan Reksadana Narada Saham Indonesia memiliki  142.963.200. Ini setara dengan 7,21% modal ditempatkan dan disetor penuh.

Sebagai perbandingan, per 31 Desember 2018, berdasar data RTI, Narada Saham Indonesia baru mengantongi 7,04% saham. Pada periode tersebut, pemegang saham di atas 5% lainnya adalah PT Forza Indonesia (38,37%), Direktur Utama FORZ Freddy Setiawan (26,91%) dan publik di bawah 5% sebanyak 27,68%.

Oh ya, berdasar fund fact sheet, secara umum kebijakan investasinya menempatkan dana di efek ekuitas dengan porsi 80%-100%. Instrumen lainnya adalah efek pasar uang dengan porsi hingga maksimal 20%.

Saham FORZ bukanlah portofolio yang paling dominan di kantong reksadana yang diluncurkan 25 Juni 2013  silam. Jika melirik data per Desember 2018 lima besar penghuni reksadana tersebut adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Kinerja reksadana yang per Desember 2018 punya total nilai aktiva bersih (NAB) mencapai sekitar Rp 731,11 miliar ini cukup menarik. Secara year-to-date (ytd) hingga 28 Desember 2018 pertumbuhannya mencapai 10,28%. Jauh di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang -2,54%. Juga melewati kinerja indeks reksadana saham yang malah -3,67%.

Ini ditopang performa instrumen yang menjadi keranjang investasinya. Saham DEAL yang baru listing 9 November 2018, hingga 28 Desember tahun yang sama sudah melonjak 430% menjadi Rp 795 per saham dibanding harga perdana Rp 150 per saham.

Sementara PGAS dan TGRA masing-masing tumbuh 18,44% dan 52,38%. Sayangnya, saham WSKT malah anjlok -26,96% dan ADRO melorot -38,94%.

Sementara saham FORZ dalam tempo yang sama naik 21,05%. Namun, berbeda dengan pergerakan harga sahamnya, kinerja keuangan FORZ sesungguhnya jauh dari kata istimewa. Dalam laporan keuangan terakhir per 30 September 2018, pendapatan emiten properti ini -72,08% menjadi tinggal 74 miliar. Sementara laba bersihnya anjlok hingga -94,23% menjadi Rp 3 miliar.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna
| Senin, 04 November 2024 | 11:20 WIB

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna

Para taipan besar lewat sejumlah emiten yang dimilikinya sudah lebih dulu masuk ke komoditas yang diusulkan masuk RPJMN 2025-2029.

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas
| Senin, 04 November 2024 | 10:32 WIB

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas

Liburan mandiri alias backpacker masih ramai peminat. Mereka berkumpul lewat komunitas sambil berbagi informasi dan trip saat berlibur.

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang
| Senin, 04 November 2024 | 10:27 WIB

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang

Pendapatan bunga masih menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan laba bank. Untuk itu, pendapatan bunga berpengaruh besar terhadap laba.

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus
| Senin, 04 November 2024 | 10:22 WIB

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus

Di tengah penurunan daya beli, masyarakat masih riuh berburu promosi produk wisata. OTA berusaha menangkap peluang jelang akhir tahun ini.

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo
| Senin, 04 November 2024 | 09:25 WIB

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo

Obligasi daerah sebagai instrumen baru diyakini memiliki nilai yang sangat strategis. Selayaknya pemerintah pusat proaktif.

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI
| Senin, 04 November 2024 | 08:45 WIB

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI

Tak lama setelah laporan keuangan BMRI per kuartal III-2024 dirilis, para analis kompak memberikan rekomendasi beli BMRI.

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup
| Senin, 04 November 2024 | 07:50 WIB

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup

Tingkat utilisasi industri hulu TPT tinggal 40% akibat maraknya gempuran produk impor dan pelemahan daya beli.

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG
| Senin, 04 November 2024 | 07:45 WIB

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG

Peningkatan produksi minyak dan rata-rata harga jual migas yang lebih baik menopang kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini.

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun
| Senin, 04 November 2024 | 07:35 WIB

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun

Dari lini bisnis properti, APLN membukukan perolehan marketing sales sebesar Rp 1,37 triliun per September 2024.

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST
| Senin, 04 November 2024 | 07:34 WIB

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST

Transaksi menggunakan BI-FAST tumbuh pesat, pada kuartal III-2024 mencapai 924,89 juta transaksi, naik 61,10%.

INDEKS BERITA

Terpopuler