Negara Panen Dividen dari Emiten BUMN

Sabtu, 25 Mei 2019 | 08:50 WIB
Negara Panen Dividen dari Emiten BUMN
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen belum sepenuhnya usai. Negara masih panen dividen dari pembagian keuntungan sejumlah emiten BUMN.

Sejak awal bulan ini, setidaknya ada tujuh emiten BUMN yang mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2018. Total dividen yang diterima negara dari ketujuh emiten tersebut mencapai Rp 28,67 triliun.

Terbaru, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2018 sebesar Rp 16,23 triliun. Nilai ini menjadi yang terbesar dibanding emiten lainnya yang mengumumkan pembagian dividen sepanjang bulan ini (lihat tabel).

Penerimaan Dividen NegaraTahun Buku 2018
Emiten Nilai Dividen Payout
Ratio
Dividen Negara Kepemilikan
Negara
TLKM Rp 16,23 triliun 90% Rp 9,44 triliun 52,09%
ADHI Rp 128,83 miliar 20% Rp 65,7 miliar 51%
BBTN Rp 561,58 miliar 20% Rp 336,95 miliar 60%
BMRI Rp 11,27 triliun 45% Rp 6,74 triliun 60%
BBRI Rp 16,17 triliun 50% Rp 9,18 triliun 56,75%
BBNI Rp 3,75 triliun 25% Rp 2,25 triliun 60%
WSKT Rp 990,71 miliar 25% Rp 654,22 miliar 66,04%
Total     Rp 28,67 triliun  
Sumber: Riset KONTAN

Pembagian dividen Telkom kali ini terasa sedikit berbeda. Porsi dividen dari laba bersihnya alias pay out ratio mencapai 90% dari laba bersih perusahaan tahun lalu.

Padahal, pay out ratio tahun buku 2018 hanya sekitar 76% dari laba bersih. Ini membuat penurunan nilai dividen Telkom tahun buku 2018 tak setinggi penurunan laba bersihnya.

Penurunan total nilai dividennya hanya sekitar 1,6% dibanding dividen tahun buku 2017 sebesar Rp 16,6 triliun. Sementara, laba bersih Telkom sepanjang 2018 sebesar Rp 18,03 triliun, turun 18% dibanding periode 2017 yang mencapai Rp 22,14 triliun.

Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan, kenaikan pay out ratio tersebut merupakan aspirasi para pemegang saham. Meski demikian, dia memastikan besaran tersebut tidak akan mengganggu kinerja keuangan perusahaan.

"Walaupun pay out ratio setinggi itu, neraca keuangan hingga akhir tahun tak akan terganggu," ujar Harry seusai kegiatan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) TLKM kemarin, Jumat (24/5).

Jika diperinci lebih lanjut, pembagian dividen Telkom tahun buku 2018 dibagi menjadi dua bagian, yakni dividen tunai dan spesial. Nilai kedua dividen tersebut masing-masing sebesar Rp 10,82 triliun dan Rp 5,41 triliun.

Tingkat keuntungan atau yield dari dividen TLKM cukup menarik. Dengan nilai dividen sebesar Rp 163 per saham dan harga penutupan saham TLKM kemarin di level Rp 3.750, maka yield dividen emiten telekomunikasi ini mencapai sekitar 4,34%

RUPST juga mengangkat Ririek Adriansyah sebagai direktur utama. Sebelumnya, Ririek menjabat sebagai direktur utama anak perusahaan Telkom, yakni Telkomsel. Rapat juga mengangkat Rhenald Kasali sebagai komisaris utama dan komisaris independen perusahaan.

Raphon Prima, analis UOB Kay Hian, menilai, fundamental TLKM membaik. Ini tercermin dari pendapatan kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 34,84 triliun, naik 10% dibanding kuartal keempat 2018.

Laba bersih secara kuartalan bahkan melesat 64% menjadi Rp 6,22 triliun. "Pertumbuhan kuat didukung oleh kenaikan pelanggan sebanyak 5,7 juta," tulis Raphon dalam riset 13 Mei. Dia merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 4.280 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Begini lo Histori Grup Djarum Menguasai Saham Bank Central Asia (BCA)
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 16:23 WIB

Begini lo Histori Grup Djarum Menguasai Saham Bank Central Asia (BCA)

Belakangan kepemilikan saham Djarum Grup di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) disoal. Kontan menelusuri histori pembelian Djarum di BCA.  

Investasi Emiten LQ45 Turun 36% di Semester I 2025
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 14:46 WIB

Investasi Emiten LQ45 Turun 36% di Semester I 2025

Secara total, arus kas untuk investasi dari 33 emiten LQ45 yang telah merilis laporan keuangan semester I-2025 mencapai Rp 87,45 triliun.

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 10:42 WIB

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF

Meski prospek jangka menengah cukup menjanjikan, kinerja ESSA saat ini tertekan pasokan gas dan pasar amonia yang lesu.

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:30 WIB

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik

Dengan pipeline proyek besar di Semarang, Bekasi, Surabaya serta prospek recurring income yang terus tumbuh, kinerja PWON diperkirakan akan cerah.

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:51 WIB

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas

Dalam jangka pendek, kenaikan harga saham BRMS yang sudah lumayan tinggi membuka peluang terjadinya koreksi.

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:59 WIB

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA

Sejak RATU listing di BEI, kepemilikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sudah berkurang dari 80% menjadi 69,63%.

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:25 WIB

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

INDEKS BERITA