Neraca Dagang Defisit, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Ke Rp 14.166

Selasa, 15 Oktober 2019 | 19:04 WIB
Neraca Dagang Defisit, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Ke Rp 14.166
[ILUSTRASI. Karyawan penukaran mata uang asing menunjukan dollar Amerika Serikat di Masayu Agung, Jakarta, Rabu (05/09).]
Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melanjutkan pelemahan. Kurs rupiah hari ini (15/10) di pasar spot melemah 0,18% ke level Rp 14.166 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sehari sebelumnya di Rp 14.140.

Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,10% menjadi Rp 14.140 per dollar AS pada penutupan perdagangan Selasa (15/10).

Menurut Ekonom Bank BCA David Sumual, pernyataan China yang menyebutkan, mereka masih mempelajari perjanjian perdagangan dengan AS membuat pelaku pasar kembali ragu dengan kesepakatan pekan lalu.

Baca Juga: Rupiah hari ini ditutup melemah 0,19% ke level Rp 14.166 per dolar AS

Terlebih, China masih akan mungkin merevisi beberapa poin yang belum mereka setujui. "Walaupun Presiden Donald Trump menyatakan, AS dan China sudah sepakat secara parsial dan belum semuanya, tapi pasar kembali ragu," katanya.

David mengatakan, pasar semakin berhati-hati menyusul pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin soal kemungkinan penerapan tarif impor tambahan pada 15 Desember mendatang. Dengan kondisi, jika kedua negara tidak mencapai kesepakatan.

Meski awalnya pasar menyambut kesepakatan perdagangan tahap awal, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim bilang, kurangnya perincian hasil perjanjian AS-China membuat banyak investor berhati-hati.

Apalagi, China ingin lebih banyak pembicaraan segera setelah akhir Oktober untuk menuntaskan perincian kesepakatan tahap awal ini, sebelum Presiden China Xi Jinping setuju untuk menandatanganinya.

Tindakan China itu, Ibrahim menilai, membuat pasar masih mewaspadai negosiasi pedagangan antara kedua raksasa ekonomi dunia tersebut.

Sentimen eksternal lain yang menyebabkan dolar masih menguat ialah, perizinan yang AS dapat dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tepatnya, mengizinkan AS mengenakan tarif impor hingga US$ 7,5 miliar terhadap barang-barang Uni Eropa.

Baca Juga: Rupiah melemah karena keraguan kesepakatan dagang, simak prediksinya untuk esok hari

Dari dalam negeri, sentimen yang membuat rupiah kembali melemah adalah neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 mengalami defisit US$ 160,5 juta. Sedangkan sepanjang tahun berjalan terjadi defisit US$ 1,95 miliar.

Ibrahim mengungkapkan, walau neraca dagang defisit, Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi melalui transaksi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF.

"Walaupun usaha tersebut kurang membuahkan hasil yang maksimal akibat data eksternal yang kurang bersahabat, mata uang garuda fluktuatifnya masih bisa terkendali dengan baik," ujar Ibrahim.

David menambahkan, ekspektasi pasar berbeda lantaran rata-rata ekonom memperkirakan neraca dagang Indonesia surplus, tapi yang terjadi sebaliknya. Itu juga menjadi sedikit sentimen negatif dan pemicu rupiah melemah.

Bagikan

Berita Terbaru

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya
| Selasa, 16 September 2025 | 16:26 WIB

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya

Dalam jangka pendek hingga menengah, harga saham CDIA berpotensi menguat dengan resistance di Rp 1.625-Rp 1.700 per saham.

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA
| Selasa, 16 September 2025 | 15:00 WIB

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA

Tekanan margin SMRA masih terasa karena komposisi produk yang kurang menguntungkan, meski beban operasional relatif terkendali.

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)
| Selasa, 16 September 2025 | 13:10 WIB

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)

Prospek industri farmasi masih positif, ditopang oleh kenaikan PDB sektor kesehatan dan peningkatan belanja kesehatan per kapita masyarakat.

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar
| Selasa, 16 September 2025 | 11:00 WIB

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar

Partisipasi bank-bank internasional ini diklaim mencerminkan kepercayaan terhadap kualitas kredit, strategi pertumbuhan Aster.

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler