Nihil Efek BI Rate

Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:56 WIB
Nihil Efek BI Rate
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan BI Rate hingga lima kali sepanjang tahun ini. Langkah itu seharusnya membuat bunga kredit di perbankan sudah turun dan konsumsi rumah tangga meningkat.

Nyatanya, efek pelonggaran moneter itu belum terasa di lapangan. Konsumsi masyarakat dan daya beli masih rendah. Dunia usaha belum berani menambah investasi, kecuali untuk refinancing utang lama.

Meskipun BI sudah menurunkan bunga acuan menjadi 4,75%, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan di perbankan masih tinggi. Akibatnya, masyarakat dan pelaku usaha belum merasakan biaya pinjaman yang lebih murah.

Ekonom menilai, kondisi ini menunjukkan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia belum sepenuhnya efektif. Banyak bank masih berhati-hati menurunkan bunga kredit karena mempertimbangkan biaya dana (cost of fund), risiko kredit, dan tekanan likuiditas.

Selain itu, persaingan dana pihak ketiga yang ketat membuat bank belum bisa menurunkan bunga simpanan secara signifikan. Akibatnya, bunga kredit tetap tinggi meski BI sudah melonggarkan kebijakan moneter.

Banyak bank masih menawarkan bunga deposito yang relatif besar untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat. Akibatnya, ruang untuk menurunkan bunga kredit menjadi sempit. Risiko kredit juga masih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi sehingga perbankan berhati-hati menyalurkan pinjaman baru.

Sektor riil, terutama usaha kecil dan menengah, masih menghadapi tekanan permintaan yang lemah dan biaya produksi tinggi.

Lambatnya transmisi suku bunga berdampak langsung pada laju kredit dan investasi. Data Bank Indonesia menunjukkan, pertumbuhan kredit per September 2025 mencapai 7,70% secara tahunan. Angka ini di bawah batas prediksi BI tahun ini antara 8%11%.

Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan atawa undisbursed loan mencapai Rp 2.375 triliun atau 22,54% dari total plafon kredit yang tersedia.

Kredit konsumsi dan kredit investasi sama-sama tumbuh lambat. Padahal, konsumsi rumah tangga menyumbang 52% PDB Indonesia.

Sementara sektor usaha menunda ekspansi karena biaya modal belum turun signifikan. Akibatnya, motor pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan domestik belum kembali ke kecepatan penuh.

Selanjutnya: Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat

Bagikan

Berita Terbaru

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini

Realisasi kinerja perusahaan memasuki semester kedua sudah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan.

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional

Pemerintah membuka peluang mobil buatan Indonesia masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan hal ini akan dibahas di internal pemerintah.

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan

Penerbitan aturan yang tidak mepet dengan periode puncak akan mengubah pola pembelian tiket oleh masyarakat.

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:04 WIB

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh

Kebiasaan dan pola lama penyelesaian proyek yang membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sudah tentu harus dikaji ulang.

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:57 WIB

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025

Investor masih menunggu rilis data inflasi AS pada 24 Oktober serta hasil pertemuan The Fed pada 28-29 Oktober 2025.​

Nihil Efek BI Rate
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:56 WIB

Nihil Efek BI Rate

Banyak bank masih menawarkan bunga deposito yang relatif besar untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat.

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat

BMHS menyiapkan langkah strategis untuk tahun depan, termasuk pengembangan layanan kesehatan preventif dan klinik komunitas di area publik.

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:36 WIB

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026

Penguatan harga saham sejumlah emiten properti sepekan terakhir dilatarbelakangi faktor technical rebound.

Adhi Karya (ADHI) Mengantongi Kontrak Baru Rp 6,5 Triliun Pada Kuartal III-2025
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:25 WIB

Adhi Karya (ADHI) Mengantongi Kontrak Baru Rp 6,5 Triliun Pada Kuartal III-2025

Hingga kuartal III-2025, kontributor utama pada pendapatan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih berasal dari lini bisnis engineering & construction.

Bidik Dana Rp 158,4 Miliar, Pelayaran Jaya (PJHB) Bersiap IPO
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:19 WIB

Bidik Dana Rp 158,4 Miliar, Pelayaran Jaya (PJHB) Bersiap IPO

Calon emiten yang akan memakai kode saham PJHB ini akan menawarkan sebanyaknya 480 juta saham pada penawaran umum perdana saham (IPO).

INDEKS BERITA

Terpopuler