Nilai Portofolio Tertekan, Laba Softbank Tergerus hingga 97%

Selasa, 08 Februari 2022 | 17:47 WIB
Nilai Portofolio Tertekan, Laba Softbank Tergerus hingga 97%
[ILUSTRASI. Presiden Softbank Group Masayoshi Son di Tokyo, 12 February 2020. (Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO) ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. SoftBank Group Corp melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 97%. Pembatalan kesepakatan penjualan Arm Ltd, aset investasinya, ke Nvidia Corp senilai hingga US$ 80 miliar menambah tekanan pada konglomerat Jepang itu.

Raksasa investasi yang berbasis di Jepang itu mengais laba bersih senilai 29 miliar yen ($251 juta) untuk kuartal Oktober-Desember, dibandingkan dengan rekor tertingginya, yaitu 1,2 triliun yen yang dibukukan di periode sama tahun sebelumnya.

Softbank menyatakan penjualan Arm ke Nvidia gagal karena hambatan dari sisi regulator. Kegagalan itu menjadi kemunduran besar pada rencana penggalangan dana SoftBank tepat ketika penilaian kembali berada di bawah tekanan, baik dari kehati-hatian investor yang tumbuh dan kekhawatiran tentang tindakan keras peraturan China terhadap perusahaan teknologi.

Baca Juga: Rencana Penjualan ke Nvidia Batal, Arm Bersiap Mencatatkan Saham di Wall Street

"Kami berada di tengah badai salju dan badai belum berakhir, itu semakin kuat," Son, pendiri dan kepala eksekutif SoftBank, mengatakan pada briefing setelah rilis hasil.

Investor semakin berhati-hati tentang perusahaan teknologi yang menjanjikan keuntungan di masa depan karena bank sentral mengurangi stimulus. SoftBank juga dikejutkan oleh eksposur ke China, di mana regulator telah mengambil tindakan terhadap perusahaan teknologi. Saham raksasa e-commerce Alibaba, di mana SoftBank memiliki saham, turun seperlima dalam tiga bulan hingga akhir Desember.

Unit Vision Fund melaporkan keuntungan investasinya turun menjadi 111,5 miliar yen selama kuartal tersebut dari 1,4 triliun yen setahun sebelumnya.

"Meskipun beberapa perusahaan publik telah turun nilainya, ada putaran pendanaan lanjutan yang signifikan di mana investor institusi luar telah memimpin putaran tersebut," tutur Chief Financial Officer Vision Fund Navneet Govil kepada Reuters.

Banyak perusahaan portofolio SoftBank diperdagangkan di bawah harga listing mereka. Mulai perusahaan berbagi kantor WeWork, ride hailer Grab hingga platform jual-beli mobil bekas Auto1 semuanya jatuh selama kuartal tersebut.

Aset tersebut dapat dijual atau digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman karena SoftBank melakukan investasi melalui unitnya, yaitu Vision Fund. Unit ini yang mengelola Vision Fund senilai US$ 100 miliar dan dana kedua yang kendati bernilai lebih kecil, namun kini menjadi prioritas grup.

Vision Fund 2, yang memiliki modal komitmen US$ 51 miliar pada akhir tahun 2021, telah menginvestasikan US$ 43,1 miliar di lebih dari 200 perusahaan rintisan. Pengamat industri telah mencatat keterputusan antara pasar swasta yang berbusa dan skeptisisme di pasar publik, tetapi Govil mengatakan bahwa celah itu mungkin akan tertutup.

"Kami melihat beberapa penyeimbangan kembali yang sehat ... di beberapa ujung pasar yang lebih ekstrem. Kami memang menolak beberapa transaksi karena kami pikir valuasinya kaya," tutur dia.

Baca Juga: Nvidia Batal Mengakuisisi Arm dari Softbank

Perusahaan yang termasuk dalam portofolio Softbank termasuk perusahaan e-commerce olahraga Fanatics, yang menggelar putaran pendanaan selama kuartal tersebut. Vision Fund telah mendistribusikan US$ 44,2 miliar kepada mitra terbatasnya di kedua dana tersebut.

Penghasilan datang pada masa-masa berat konglomerasi itu, di mana eksekutif senior keluar dari perusahaan. Termasuk, Chief Operating Officer Marcelo Claure, yang memimpin restrukturisasi WeWork dan meluncurkan dana yang berfokus pada Amerika Latin grup.

SoftBank meluncurkan program pembelian kembali saham bernilai 1 triliun yen pada bulan November. Saham grup ditutup turun 0,9% menjelang pendapatan dan telah kehilangan sekitar setengahnya, jika dibandingkan dengan titik tertingginya yang tercetak pada Maret tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler