Berita Mata Uang

Nilai Tukar Rupiah, di Antara Gemoy, Bunga dan Resesi Global

Selasa, 20 Februari 2024 | 05:05 WIB
Nilai Tukar Rupiah, di Antara Gemoy, Bunga dan Resesi Global

ILUSTRASI. Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

Reporter: Akmalal Hamdhi, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pasca Pemilu 14 Februari 2024. Rupiah ditutup di Rp 15.631 pada Senin (19/2) atau melemah 0,17% dari sehari sebelum pencoblosan suara di Rp 15.604 per dolar AS. 

Seorang treasury bank Eropa di Singapura  kepada Kontan mengatakan, pasca ganti pemerintahan, pasar melihat tidak banyak perubahan kebijakan moneter. Tapi ada tiga hal yang menjadi perhatian.  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru