OASA Masuk Ke Bisnis Panel Surya

Sabtu, 13 April 2019 | 08:05 WIB
OASA Masuk Ke Bisnis Panel Surya
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) ingin memacu kinerja tahun ini. Strateginya adalah mendiversifikasi bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT) berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan panel surya.

Protech Mitra sudah menggandeng tiga perusahaan swasta yang bergerak dalam sektor kelistrikan. Ketiga mitra bisnisnya tersebut mampu menghasilkan listrik sebesar 2 megawatt (mw). Sementara aneka peralatan panel surya akan mereka datangkan dari China.

Target realisasi proyek listrik panel surya tahun ini juga. Mereka akan memasang sendiri panel surya tersebut. "Kami sudah memiliki pembeli potensial dan memiliki penawaran," kata Anton Santoso, Komisaris Utama PT Protech Mitra Perkasa Tbk usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Jumat (12/4).

Protech Mitra tidak mengungkapkan calon pembeli dan nilai kontrak pembelian yang didapatkan. Perusahaan itu hanya menyebutkan, target kontribusi bisnis listrik panel surya tahun ini 30%-50% terhadap total pendapatan.

Yang pasti, pengembangan bisnis listrik panel surya bukan tanpa tantangan. Sebab, Protech Mitra menilai aturan pemerintah belum memuaskan. Salah satunya adalah karena PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya bersedia membeli listrik dengan harga 45% dari harga jual.

Sebagai informasi, Peraturan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 50/2019 mengatur tentang listrik surya atap. Lewat beleid tersebut, konsumen bisa mentransfer energi listrik dari panel surya ke PLN kemudian disalurkan kembali ke jaringan listrik rumah tangga.

Padahal prospek bisnis listrik panel surya tak diragukan lagi. Indonesia sebagai negara beriklim tropis, menawarkan sumber listrik matahari yang tak terbatas.

Selain itu, teknis listrik panel surya juga lebih praktis ketimbang pembangkit listrik lain. Manajemen Protech Mitra menyebutkan, pemasangan instalasinya hanya memakan waktu sebulan.

Sembari mengawal diversifikasi bisnis baru, Protech Mitra mengejar pendapatan Rp 50 miliar dan laba bersih Rp 5 miliar. Tahun lalu pendapatannya turun 28,57% year on year (yoy) menjadi Rp 22,83 miliar. Namun, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih, berkurang hampir dua kali lipat menjadi Rp 758,33 miliar.

Penyebab kerugian tahun 2018 adalah molornya waktu pengerjaan sejumlah proyek. Alhasil, biaya operasional membengkak. "Tahun ini, kami akan selektif memilih proyek dengan margin yang bagus," ujar Anton.

Bagikan

Berita Terbaru

Wanti-wanti Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Selasa, 10 Juni 2025 | 05:00 WIB

Wanti-wanti Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Menurut Dirjen Perimbangan Keuangan Kemkeu, pendanaan Koperasi Desa Merah Putih masih dalam pembahasan. 

Waskita Beton (WSBP) Menuntaskan Proses Lelang Aset Non Produktif
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:45 WIB

Waskita Beton (WSBP) Menuntaskan Proses Lelang Aset Non Produktif

Pelepasan aset juga merupakan bagian dari perjanjian perdamaian yang telah memperoleh pengesahan (homologasi) dari pengadilan pada 28 Juni 2022. 

Co-Payment Bisa Merugikan Pemegang Polis
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:45 WIB

Co-Payment Bisa Merugikan Pemegang Polis

Perusahaan asuransi harusnya awasi pihak rumahsakit daripada membebankan inflasi medis ke pemegang polis.  

Kinerja 2024 Moncer, Surya Biru Murni (SBMA) Menyebar Dividen Tunai
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:35 WIB

Kinerja 2024 Moncer, Surya Biru Murni (SBMA) Menyebar Dividen Tunai

Dividend payout ratio atau rasio pembagian dividen tunai yang akan dibagikan SBMA setara 28,4% dari total laba bersih tahun buku 2024. 

Harga Emas Naik, Bisnis Gadai Terkerek
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:35 WIB

Harga Emas Naik, Bisnis Gadai Terkerek

PT Pegadaian misalnya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan gadai sebesar 37,7% secara year on year hingga Maret 2025

Yield Dividen Jadi Daya Tarik Emiten Bank Daerah
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:30 WIB

Yield Dividen Jadi Daya Tarik Emiten Bank Daerah

Jumlah bank pembangunan daerah (BPD) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bertambah banyak.​ Bank DKI berencana melakukan IPO

Penjualan Semen Terimbas Efisiensi APBN
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:30 WIB

Penjualan Semen Terimbas Efisiensi APBN

Pemangkasan anggaran berdampak ke proyek infrastruktur termasuk jalan, bendungan dan irigasi. Jika dihitung, anggaran PU tersisa Rp 29 triliun.

Menyigi Pajak Para Pembuat Konten
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:25 WIB

Menyigi Pajak Para Pembuat Konten

Keterbatasan klasifikasi data dan struktural sektoral membuat penarikan data penghasilan para influencer menjadi tantangan

Sinar Eka Selaras (ERAL) Makin Getol Ekspansi Gerai
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:20 WIB

Sinar Eka Selaras (ERAL) Makin Getol Ekspansi Gerai

ERAL berencana akan membuka 60 gerai baru di tahun ini dengan mengoptimalkan belanja modal sebesar Rp 38 miliar-Rp 40 miliar.

Pembiayaan Dana Tunai Multifinance Hadapi Persaingan Ketat
| Selasa, 10 Juni 2025 | 04:10 WIB

Pembiayaan Dana Tunai Multifinance Hadapi Persaingan Ketat

Produk dana tunai multifinance memang kalah saing jika dibanding layanan dari pinjaman online (pinjol) atau buy now pay later (BNPL). 

INDEKS BERITA

Terpopuler