OECD Menilai Capital Flow Management Kurang Tepat bagi Asia Tenggara

Jumat, 12 April 2019 | 08:02 WIB
OECD Menilai Capital Flow Management Kurang Tepat bagi Asia Tenggara
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai keinginan empat bank sentral di kawasan Asia Tenggara untuk membuat kebijakan pengelolaan lalu lintas modal alias capital flow management (CFM) kurang tepat.

Menurut Head of Asia Desk Development Centre, OECD Kensuke Tanaka menyebut, pengendalian arus modal bukan isu utama bagi Asia Tenggara mengingat arus modal asing yang keluar (outflow) dari kawasan itu akan mereda. Meski ada potensi capital outflow di kawasan ini, gejolak pasar keuangan AS mulai mereda seiring melambatnya ekonomi global dan arah kebijakan The Fed yang cenderung dovish.

Tantangan pengelolaan lalu lintas modal yang cukup sulit untuk dihadapi saat ini, menurut dia, justru muncul dari transaksi e-commerce dan fintech (teknologi finansial). "Ini tantangan utama untuk makroprudensial, karena saat ini tekanan arus keluar juga terbatas," katanya kepada KONTAN, Kamis (11/4).

Ia menilai, dalam jangka panjang kebijakan makroprudensial mesti bisa menangkap masalah perlindungan data dan cyber security. Oleh karena itu, pemerintah mesti menyesuaikan lagi regulasi dengan munculnya ekonomi digital dengan risiko yang akan dihadapi.

Di sisi lain, dia juga masih meyakini bahwa manajemen arus modal harus dilakukan dalam jangka waktu pendek dan menjadi pilihan terakhir. Ini menjadi poin pembeda dengan pandangan ASEAN yang menyatakan CFM harus bersifat fleksibel dan bisa digunakan dalam jangka panjang.

Berbeda, akonom Asian Development Bank Institute Eric Sugandi menyambut baik usulan kebijakan ini. Ia melihat ASEAN bisa memberi usulan definisi CFM kepada Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) atas perbedaan karakteristik yang dimiliki ASEAN. Sehingga nantinya IMF bisa melihat CFM sebagai sesuatu tindakan yang lebih fleksibel terutama untuk negara-negara emerging market yang pasar finansialnya belum dalam.

Bagikan

Berita Terbaru

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

Menguak Labirin Korupsi Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 07:10 WIB

Menguak Labirin Korupsi Pajak

Publik saat ini tengah menantikan langkah tegas Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi sektor pajak.​

Pembunuh UMKM
| Rabu, 26 November 2025 | 07:00 WIB

Pembunuh UMKM

Jaringan ritel modern kerap dituding sebagai pembunuh bisnis UMKM dan ditakutkan bisa menjalar ke Kopdes yang bermain di gerai ritel.

INDEKS BERITA

Terpopuler