OPEC+ Pertahankan Pengendalian Produksi, Kenaikan Harga Minyak Terhenti di Sesi Pagi

Selasa, 05 Oktober 2021 | 10:32 WIB
OPEC+ Pertahankan Pengendalian Produksi, Kenaikan Harga Minyak Terhenti di Sesi Pagi
[ILUSTRASI. Ilustrasi pompa minyak dan logo OPEC, 14 April 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Setelah menanjak hingga titik tertingginya dalam beberapa tahun, harga minyak mentah berbalik arah di perdagangan Selasa pagi waktu Asia. Pemicu kenaikan harga sebelumnya adalah keputusan OPEC+ untuk melanjutkan pengendalian pasokan.

Minyak mentah Brent turun US$ 0,3 menjadi US$ 81,83 per barel pada Selasa (5/10) 7.54 WIB, setelah naik 2,5% pada Senin malam waktu Asia. Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun US 0,10 menjadi US$ 77,52 setelah naik 2,3% pada sesi sebelumnya.

OPEC+ yang merujuk ke Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara sekutunya, termasuk Rusia, pada Senin (4/10), menyatakan akan mempertahankan kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak hanya secara bertahap.

Baca Juga: Ada potensi teparing, emas tersungkur di tahun ini

Kebijakan terbaru OPEC+ itu mengabaikan seruan dari Amerika Serikat (AS) dan India untuk meningkatkan produksi minyak seiring pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi virus corona.

Harga minyak telah melonjak lebih dari 50% sepanjang tahun ini. Kenaikan harga minyak telah menambah tekanan inflasi, yang dicemaskan negara-negara konsumen minyak akan menghambat laju pemulihan dari pandemi.

Keputusan OPEC+ mencerminkan “kelompok itu tidak merasakan urgensi untuk meningkatkan produksi karena adanya prediksi surplus produksi di tahun depan serta keterbatasan kapasitas yang dihadapi produsen utama saat ini," tutur Amarpreet Singh, analis Barclays dalam sebuah catatan.

Baca Juga: IHSG diprediksi terus menguat, saham perbankan pelat merah direkomendasikan analis

Lonjakan harga minyak mentah semalam “terkesan sedikit berlebihan mengingat para menteri baru saja menegaskan kembali keputusan yang diumumkan pada Juli. Tetapi kenaikan itu menunjukkan betapa ketatnya pasar,” kata Singh.

Persediaan minyak mentah dan hasil penyulingan di AS kemungkinan melandai sepanjang pekan lalu, menurut jajak pendapat pendahuluan Reuters.

Lima analis yang mengikuti survei Reuters, memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 300.000 barel dalam seminggu hingga 1 Oktober.

Selanjutnya: Pelaku Pasar Menunggu Hasil Pertemuan OPEC, Harga Minyak Masih Stabil

 

Bagikan

Berita Terbaru

Mengejar Ambisi Produksi Amonia Hijau di Serambi Mekkah
| Minggu, 02 November 2025 | 05:15 WIB

Mengejar Ambisi Produksi Amonia Hijau di Serambi Mekkah

PT Pupuk Indonesia (Persero) menggabungkan green hydrogen dengan grey hydrogen guna menghasilkan green ammonia. Apa tantangannya?

Melirik Segarnya Cuan Bisnis Air Mineral Kemasan
| Minggu, 02 November 2025 | 05:05 WIB

Melirik Segarnya Cuan Bisnis Air Mineral Kemasan

Merek lokal produk air minum dalam kemasan (AMDK) menjamur di banyak daerah. Mereka berdiri tegap melawan dominasi konglomerasi besa. 

 
Layar Bisnis Samudera Indonesia (SMDR) Mengembang
| Minggu, 02 November 2025 | 04:20 WIB

Layar Bisnis Samudera Indonesia (SMDR) Mengembang

SMDR terus memperkuat ekspansi bisnis internasional dengan mendirikan anak usaha baru di negara Jepang.

Rupiah Relatif Tertekan Eksternal pada Sepekan Terakhir
| Minggu, 02 November 2025 | 04:15 WIB

Rupiah Relatif Tertekan Eksternal pada Sepekan Terakhir

Dalam sepekan, rupiah melemah 0,17% ke Rp 16.631 per dolar AS dari posisi pekan lalu di Rp 16.602 per dolar AS. 

Founder Heritage Amanah International Berinvestasi pada Generasi Muda
| Minggu, 02 November 2025 | 04:15 WIB

Founder Heritage Amanah International Berinvestasi pada Generasi Muda

Bagi Salina Nordin, Founder & Group CEO PT Heritage Amanah International, investasi tak hanya dilihat untuk mencapai keuntungan pribadi

Bursa Kripto Baru Masih Proses Perizinan di OJK
| Minggu, 02 November 2025 | 04:10 WIB

Bursa Kripto Baru Masih Proses Perizinan di OJK

Saat ini Indonesia telah memiliki satu bursa kripto yang terdaftar dan berizin OJK yaitu PT BursaKomoditi Nusantara (CFX).

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi
| Sabtu, 01 November 2025 | 15:00 WIB

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) gencar melakukan sejumlah aksi bisnis hingga korporasi untuk membesarkan perusahaannya.

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto
| Sabtu, 01 November 2025 | 13:00 WIB

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto

Solana (SOL) berhasil menembus level US$ 200 atau sebesar Rp 3,32 juta seiring kabar peluncuran Exchange Traded Fund (ETF) berbasis koin ini.

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia
| Sabtu, 01 November 2025 | 11:00 WIB

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia

Pergerakan investor institusi asing di dua emiten rokok besar, GGRM dan HMSP, menunjukkan dinamika menarik sepanjang 2025.

Beban Ambisi Politisi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:10 WIB

Beban Ambisi Politisi

Di saat bank swasta leluasa menyalurkan kredit ke segmen lebih menguntungkan, bank milik negara kerap harus menanggung risiko sosial lebih besar.

INDEKS BERITA