Pangkalan Data

Selasa, 25 Januari 2022 | 09:00 WIB
Pangkalan Data
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekitar dua pekan lalu, sebuah berita menjadi perbincangan di kalangan praktisi teknologi dan properti. Setelah sekitar dua tahun menerapkan moratorium izin pangkalan data (data center), tahun ini, Singapura mengakhiri kebijakan itu. 

Negara Kota itu akan kembali memberikan izin data center anyar, tapi dengan syarat superketat.

Langkah itu tak mengejutkan. Sebab, seiring perkembangan pesat pengguna internet dan ekonomi digital di kawasan Asia Pasifik, permintaan pangkalan data meningkat pesat. Dan, selama ini, Singapura telah memimpin persaingan “rumah” data center di Asia Pasifik.

Mengutip laporan Chusman & Wakefield tentang rangking 10 besar kawasan pusat data center 2022, di Asia Pasifik, Singapura menduduki peringkat pertama dan di level global, Singapura di urutan kedua. Jika meneruskan moratorium, Singapura akan melewatkan booming investasi yang tengah terjadi.  

Asal tahu saja, seiring gelombang digitalisasi di Asia Pasifik, investasi pangkalan data memang tengah meningkat pesat. Tak ada total angka investasi yang mewakili, tapi kita bisa mencermati cerita investasi data center yang di dalam negeri.

Dua tahun terakhir, raksasa penyedia layanan komputer awan (cloud) berlomba membuka data center di Indonesia, baik membangun sendiri maupun menggandeng mitra.

Diawali oleh Alibaba, kemudian, Tencent, Google, dan Microsoft menyusul. Terbaru, akhir 2021, Amazon Web Services (AWS) mengumumkan rencana investasi cloud region di Indonesia sebesar Rp 71 triliun dalam 15 tahun mendatang.

Para pemain lokal juga unjuk gigi. Para konglomerat terkemuka tak mau ketinggalan untuk melompat ke gerbong infrastruktur digital yang tengah melaju cepat ini. Sebut saja Grup Salim yang bermitra dengan DCI Indonesia. Yang lain adalah Grup Sinarmas, Triputra, Lippo, hingga raksasa halo-halo Telkom.

Gelombang investasi data center ini pasti menguntungkan ekonomi Indonesia. Kualitas koneksi internet dan layanan server yang menjadi urat dan jatung ekonomi digital pasti akan semakin andal. Di luar itu, lapangan kerja baru akan tercipta.

Namun, pemerintah juga harus siap dengan konsekuensinya. Misalnya, menjamurnya pangkalan data membutuhkan pasokan listrik yang stabil dalam jumlah yang besar.

Asal tahu saja, salah satu alasan Singapura menerapkan moratorium adalah karena data center sudah menyedot 7% pasokan listrik. Sebagian pengelola juga mulai mensyaratkan pasokan listrik ramah lingkungan.      

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA

Terpopuler