Pasar Ekspor Produk Ikan Berpeluang Terus Bertumbuh

Senin, 17 Juni 2019 | 08:14 WIB
Pasar Ekspor Produk Ikan Berpeluang Terus Bertumbuh
[]
Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael, Kenia Intan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang cukup berlimpah. Potensi tersebut menyebabkan industri perikanan dalam negeri terus mereguk pertumbuhan bisnis setiap tahun. Hanya saja, beberapa produk kelautan selama ini masih sangat bergantung dan berpatokan pada sejumlah negara sebagai penentu pasar internasional.

Direktur PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, Ridwan Zachrie berpendapat, sejatinya prospek bisnis perikanan hingga saat ini masih cukup bagus. Terutama untuk produk perikanan skala industri seperti gurita, cumi-cumi, cakalang, baby tuna, tuna serta ikan demersal yang diminati pasar internasional.

Menurut Ridwan, sejumlah produk kelautan selama ini sangat bergantung pada beberapa negara sebagai penentu dan penggerak pasar internasional. Misalnya, harga produk gurita yang mengacu kepada kawasan Afrika, sedangkan pasar ikan cakalang masih berkiblat ke Thailand.

Begitu pula dengan harga jual yang menjadi tantangan tersendiri bagi industri perikanan domestik. "Secara keseluruhan, pasar cenderung membaik pada semester pertama ini. Namun khusus bulan Juni terjadi penurunan harga gurita dan cakalang karena produksi berlimpah," ungkap Ridwan kepada KONTAN, Minggu (16/6).

Porsi ekspor

Kendati demikian, para pelaku industri memprediksikan pasar ekspor masih sangat menarik bagi pengusaha perikanan nasional di masa mendatang. Oleh karena itu, pelaku industri harus sadar dan mampu patuh dengan berbagai regulasi yang ada. "Karena untuk memenuhi kebutuhan ekspor, dunia internasional memiliki aturan dan spesifikasi tersendiri yang harus dipatuhi," kata Ridwan.

Selama ini, penjualan ekspor Perinus masih relatif kecil. Ridwan menyebutkan, porsi ekspor masih di kisaran 2% hingga 3% dari total ekspor perikanan nasional. Namun, perusahaan pelat merah tersebut mampu menumbuhkan segmen penjualan luar negerinya antara 5%–10% year-on-year (yoy) pada tahun lalu.

Untuk mengerek kinerja keuangan, Perinus akan menambah armada baru. Sepanjang tahun ini, perusahaan tersebut telah menambah dua kapal baru jenis purse seine 150 gross tonnage (gt) dan 70 gt yang sedang dalam tahap akhir penyelesaian.

Sementara PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) menilai pasar ekspor benar-benar menjadi tulang punggung bisnisnya. "Melihat permintaan pasar ekspor yang tetap tinggi, kami menargetkan kenaikan penjualan sebesar 5% pada tahun ini," ujar Yenny Wijaya, Direktur IIKP. Inti Agri Resources bergerak di bidang budidaya, distribusi dan perdagangan ikan arwana,

Pada kuartal I-2019, IIKP mencatatkan pendapatan senilai Rp 3,16 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 77% atau sekitar Rp 2,4 miliar berasal dari segmen ekspor.

Di masa mendatang, Inti Agri Resources akan mengembangkan pasarnya ke negara Asia Tenggara lain seperti Thailand.

Sedangkan perusahaan ikan tilapia, Regal Springs Indonesia, memasok 90% produksi ikannya ke pasar ekspor. Sebanyak 70% porsi ekspor menyasar pasar Amerika.

Head of Sales and Marketing Regal Springs Indonesia, Yeri Afrizon menilai, pasar Amerika membesar lantaran sebagian besar warga setempat rela mengeluarkan dananya untuk membeli ikan yang berkualitas.

Bagikan

Berita Terbaru

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

INDEKS BERITA

Terpopuler