Berita Market

Pasar Fluktuatif, Lelang Sukuk Tenor Pendek Jadi Lebih Menarik

Senin, 28 Juni 2021 | 07:05 WIB
Pasar Fluktuatif, Lelang Sukuk Tenor Pendek Jadi Lebih Menarik

Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan kembali mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (29/4).

Dalam lelang sukuk kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif Rp 11 triliun dari menjajakan satu seri Surat Perbendaharaan Negara - Syariah (SPN-S) dan lima seri Project Based Sukuk (PBS).

Pada lelang sebelumnya, pemerintah berhasil mendapatkan penawaran sebanyak Rp 46,67 triliun, dan berhasil memenuhi target indikatif yang ditetapkan, yaitu sebanyak Rp 10 triliun.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf memperkirakan, akan ada penurunan permintaan di lelang kali ini, di  tengah kondisi pasar yang fluktuatif setelah ada sinyal hawkish The Fed dan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

Tapi, melihat lelang sebelumnya, Dimas memperkirakan, tidak akan ada penurunan yang besar. "Potensi penurunan ada, di tengah volatilitas market, jumlah bid yang masuk agak menurun, tetapi mudah-mudahan tidak jauh dari angka Rp 40 triliun," kata dia, Minggu (27/6).

Head of Fixed Income Trimegah Asset Darma Yudha  juga melihat, permintaan dalam lelang sebelumnya tetap baik meski angka kasus Covid-19 terus merangkak naik. "Permintaan Selasa nanti kemungkinan turun sedikit, cenderung flat," kata Darma.

Keduanya memperkirakan, peserta lelang akan memburu seri tenor pendek, seperti lelang sebelumnya. "Lelang banyak yang masuk menandakan likuiditas sangat banyak di pasar, terutama dari perbankan onshore, perbankan domestik, tetapi mereka cenderung masuk ke tenor agak pendek karena masih agak defensif," kata Dimas.

Darma Yudha  investor meramal, investor memilih obligasi bertenor di bawah 10 tahun. Sukuk maupun obligasi pemerintah tetap menjadi alternatif investasi ketika pasar tidak dalam keadaan bullish. "Pemilihan durasi yang pendek, kurang dari lima tahun, akan meminimalisasi risikonya," kata Darma.

 

Terbaru