Pasar Saham Bergejolak, Manajer Investasi Racik Ulang Strategi

Selasa, 21 Mei 2019 | 06:47 WIB
Pasar Saham Bergejolak, Manajer Investasi Racik Ulang Strategi
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham terancam mengalami koreksi di tengah gejolak yang berlangsung akhir-akhir ini. Manajer investasi pun melakukan sejumlah upaya agar kinerja produk reksadana sahamnya tetap stabil.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi 9,22% sebulan terakhir hingga Senin (20/5). Di sisi lain, kinerja rata-rata reksadana saham, yang tercermin dari pergerakan Infovesta Equity Fund Index, juga turun 8,33% month to month (mom) hingga Jumat (17/5) lalu.

Secara year to date (ytd) , kinerja Infovesta Equity Fund Index masih minus 7,73%. Ini menjadikan reksadana saham sebagai reksadana dengan kinerja terburuk dibanding jenis reksadana lainnya.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, koreksi IHSG jelas berdampak negatif pada kinerja rata-rata reksadana saham. Bahkan, bukan mustahil ada sebagian produk reksadana saham yang mengalami penurunan kinerja lebih dalam ketimbang indeks saham.

Pasalnya, mayoritas reksadana saham yang beredar di pasar mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar atau saham yang tergabung dalam indeks seperti LQ45 ataupun IDX30. Saham-saham seperti ini memang rentan tertekan cukup dalam ketika gejolak pasar terjadi.

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim sepakat, peluang reksadana saham kembali mengalami kenaikan kinerja masih cukup berat dalam waktu dekat. "Reksadana saham pasti terkena dampak penurunan indeks saat ini, apalagi semua sektor saham juga mengalami penurunan," ungkap dia, kemarin.

Kendati pasar tertekan, HPAM belum melakukan perubahan strategi pengelolaan reksadana saham. Pasalnya, manajer investasi ini telah memiliki kebijakan investasi jangka panjang.

Dalam hal ini, saham-saham yang terpilih sebagai aset dasar telah dipelajari sebelumnya, dari sisi kinerja laporan keuangan serta tatakelola emiten terkait. Evaluasi dan perubahan komposisi portofolio reksadana saham milik HPAM baru dimungkinkan apabila gejolak pasar berakibat negatif pada fundamental di suatu sektor industri.

Sejauh ini, HPAM masih mengandalkan saham-saham perbankan. Selain itu, saham dari sektor konsumer juga menjadi pilihan utama bagi manajer investasi tersebut. "Sektor konsumer memiliki prospek yang baik karena penjualan akan meningkat terutama menjelang lebaran," jelas Markam.

Fund Manager Insight Investment Management Camar Remoa menambahkan. pasar saham masih akan mengalami tekanan di jangka pendek, sehingga akan berimbas pada kinerja reksadana saham. Makanya, upaya antisipasi telah dilakukan oleh Insight Investment Management agar kinerja reksadana sahamnya dapat bertahan di tengah badai sentimen negatif.

Camar menyebut, sejak bulan April lalu, pihaknya mulai mengubah strategi dengan overweight pada saham-saham berkapitaliasi besar atau big caps yang bersifat lebih defensif. Selain itu, pihaknya juga mulai mengurangi strategi trading dalam mengelola reksadana saham.

Sejauh ini, Insight Investment sebenarnya cenderung mengandalkan sektor keuangan dan konsumer sebagai aset dasar reksadana sahamnya. "Ketika pasar sedang fluktuaktif, kami cenderung lebih defensif dengan memilih saham-saham big caps yang punya beta kecil, sehingga akan mengurangi volatilitas dalam portofolio," terang Camar.

Menurut Camar, di tengah pasar yang kurang kondusif, sektor-sektor tersebut masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Alhasil, secara fundamental, saham di kedua sektor tadi tetap menarik untuk dikoleksi.

Terlepas dari itu, Wawan menilai, gejolak pasar saham saat ini hanya bersifat sementara. Terlebih lagi, fundamental ekonomi Indonesia belum terlalu terganggu oleh ketidakpastian global. "Apabila IHSG kembali rebound minimal ke level 6.400, kinerja rata-rata reksadana saham kemungkinan bisa kembali ke jalur yang positif," papar dia.

Hal yang sama diutarakan oleh Camar. Menurut dia, ada kemungkinan return rata-rata reksadana saham sekitar 5% di sisa tahun ini.

Namun, untuk mencapai target return tersebut, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi. Mulai dari perkembangan penyelesaian masalah perang dagang AS dan China, sampai kondisi defisit transaksi berjalan Indonesia beberapa waktu ke depan.

Bagikan

Berita Terbaru

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

INDEKS BERITA

Terpopuler