Pasar Saham Sedang Terhibur, Harga Emas Melorot Ke Level Terendah

Senin, 25 November 2019 | 19:54 WIB
Pasar Saham Sedang Terhibur, Harga Emas Melorot Ke Level Terendah
[ILUSTRASI. Emas batangan di fasilitas pengolahan emas Oegussa di Wina, Austria, 18 Maret 2016.]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini turun ke level terendah dalam satu pekan terakhir, setelah Amerika Serikat (AS) dan China menyatakan kesediaan untuk menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu pada akhir tahun.

Pukul 19.02 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,3% menjadi US$ 1.457,03 per ons troi. Ini merupakan level terendah sejak 18 November di posisi US$ 1.455,90. Harga emas berjangka AS turun 0,5% ke US$ 1.456,90. 

"Ancaman utama dari eskalasi penuh menjadi perang dagang, dengan larangan dan boikot, berada di luar layar radar setidaknya untuk saat ini," kata ​​Carsten Menke, Analis Julius Baer, kepada Reuters

Baca Juga: Arus Modal Hengkang dari Safe Haven, Harga Emas Anjlok Lagi

"Pasar sedang dihibur oleh perkembangan (perdagangan) baru-baru ini. Itu sebabnya, ekuitas tinggi," ujarnya yang menambahkan pasar saham yang lebih kuat menjaga harga emas di kisaran US$ 1.450-US$ 1.480. 

Bursa saham Eropa naik selama dua hari berturut-turut, menyusul laporan yang menyebutkan Washington dan Beijing sangat dekat dengan kesepakatan perdagangan awal. 

Ini menambah suasana positif di sekitar negosiasi dagang, usai pengumuman akhir pekan lalu yang menyatakan, China akan berusaha untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, sebuah langkah yang terlihat untuk mengatasi titik tegang antara para pihak.

Baca Juga: Duh, Harga Emas Hari Ini Sempat Sentuh Level Terendah

Meski begitu, investor masih berhati-hati dalam pembicaraan perdagangan, dengan pejabat AS dan China, anggota parlemen serta pakar perdagangan mengatakan, kesepakatan perdagangan tahap dua yang ambisius tampak lebih kecil kemungkinannya. 

"Tidak ada penjualan besar di pasar emas, yang mungkin menunjukkan bahwa orang masih skeptis tentang perkembangan ini," kata Menke. "Mereka melihat itu semacam bantuan sementara, bukan solusi jangka panjang yang nyata". 

Harga emas, dianggap sebagai aset yang aman di saat ketidakpastian politik dan ekonomi, sudah naik lebih dari 13% tahun ini, terutama karena perselisihan tarif dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global. 

Baca Juga: Pekan Lalu Gagal Di Jalur Kenaikan, Berikut Proyeksi Harga Emas Minggu Ini

Laporan Goldman Sachs menyebutkan, faktor-faktor termasuk ketidakpastian politik yang meningkat dan satu-satunya akselerasi yang melambat dalam pertumbuhan kemungkinan akan mendukung investasi dalam bentuk emas. Mereka mempertahankan target bullish harga emas pada 2020 sebesar US$ 1.600 per ons troi. 

Saat ini, investor juga memantau pidato Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Senin waktu AS. Dia diperkirakan akan mengulangi prospek stabil untuk suku bunga, setelah data manufaktur yang lebih baik dari perkiraan. 

Menurut Analis Teknikal Reuters Wang Tao, harga emas spot bisa menguji level support di US$ 1.455 per ons. Tapi, bila tembus ke bawah level support maka bisa menyebabkan penurunan harga emas ke posisi US$ 1.440.

Bagikan

Berita Terbaru

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

INDEKS BERITA

Terpopuler