KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengganjar peringkat AAA untuk PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dengan prospek stabil.
Peringkat juga berlaku untuk MTN II/2017 Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang belum jatuh tempo.
Pefindo menyematkan peringkat tersebut pasca efektifnya proses merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) per 1 Februari lalu.
Pelaksanaan merger tersebut menyusul selesainya proses pembelian saham milik publik alias tender offer saham BTPN. Pada akhir Januari lalu, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) telah menyelesaikan pembelian 3,33 miliar saham BPTN.
Mengutip siaran pers Pefindo, peringkat AAA mencerminkan dukungan yang kuat SMBC sebagai induk perusahaan.
Selain itu, Analis Pefindo Danan Dito dan Handhayu Kusumowinahyu mengatakan, peringkat mencerminkan permodalan dan indikator kualitas aset yang sangat kuat serta posisi pasar yang kuat.
Namun, Pefindo mengingatkan, peringkat Bank BTPN dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat di industri perbankan.
Pefindo bisa menurunkan peringkat Bank BTPN jika melihat adanya penurunan dukungan dan kepemilikan atas Bank BTPN secara material oleh SMBC.
Peringkat Bank BTPN juga akan berada dalam tekanan jika profil bisnis dan kualitas aset Bank BTPN mengalami penurunan secara material.
Bank BTPN semula adalah bank komersial yang dikenal di dalam bisnis kredit pensiunan dan usaha kecil menengah (UKM). Pasca merger, Bank BTPN memiliki bisnis lebih lengkap dan melayani segmen nasabah yang lebih luas, mulai dari segmen ritel hingga korporasi.
Sebagai anggota Grup SMBC, Pefindo menilai, Bank BTPN memiliki bisnis perbankan korporasi yang kuat, khususnya terhadap perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan lokal yang besar.
Per 1 Februari, pemegang saham Bank BTPN adalah SMBC dengan kepemilikan saham sebesar 97,34%. Pemegang saham lainnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kepemilikan saham sebesar 1,02%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kepemilikan saham sebesar 0,15%, dan pemegang saham publik sebeasr 1,49%.
Bank BTPN memiliki 19.175 pegawai, 795 jaringan kantor, serta 227 ATM di seluruh wilayah Indonesia.
Pasca merger, Bank BTPN memiliki aset sebesar Rp 189,92 triliun dan menjadi salah satu dari 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia.