Pasca Merger, Bank BTPN Mengantongi Peringkat AAA

Kamis, 14 Februari 2019 | 18:31 WIB
Pasca Merger, Bank BTPN Mengantongi Peringkat AAA
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengganjar peringkat AAA untuk PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dengan prospek stabil. 
Peringkat juga berlaku untuk MTN II/2017 Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang belum jatuh tempo.

Pefindo menyematkan peringkat tersebut pasca efektifnya proses merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) per 1 Februari lalu.

Pelaksanaan merger tersebut menyusul selesainya proses pembelian saham milik publik alias tender offer saham BTPN. Pada akhir Januari lalu, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) telah menyelesaikan pembelian 3,33 miliar saham BPTN.

Mengutip siaran pers Pefindo, peringkat AAA mencerminkan dukungan yang kuat SMBC sebagai induk perusahaan.

Selain itu, Analis Pefindo Danan Dito dan Handhayu Kusumowinahyu mengatakan, peringkat mencerminkan permodalan dan indikator kualitas aset yang sangat kuat serta posisi pasar yang kuat.

Namun, Pefindo mengingatkan, peringkat Bank BTPN dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat di industri perbankan.

Pefindo bisa menurunkan peringkat Bank BTPN jika melihat adanya penurunan dukungan dan kepemilikan atas Bank BTPN secara material oleh SMBC.

Peringkat Bank BTPN juga akan berada dalam tekanan jika profil bisnis dan kualitas aset Bank BTPN mengalami penurunan secara material.

Bank BTPN semula adalah bank komersial yang dikenal di dalam bisnis kredit pensiunan dan usaha kecil menengah (UKM). Pasca merger, Bank BTPN memiliki bisnis lebih lengkap dan melayani segmen nasabah yang lebih luas, mulai dari segmen ritel hingga korporasi.

Sebagai anggota Grup SMBC, Pefindo menilai, Bank BTPN memiliki bisnis perbankan korporasi yang kuat, khususnya terhadap perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan lokal yang besar.

Per 1 Februari, pemegang saham Bank BTPN adalah SMBC dengan kepemilikan saham sebesar 97,34%. Pemegang saham lainnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kepemilikan saham sebesar 1,02%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kepemilikan saham sebesar 0,15%, dan pemegang saham publik sebeasr 1,49%.

Bank BTPN memiliki 19.175 pegawai, 795 jaringan kantor, serta 227 ATM di seluruh wilayah Indonesia.

Pasca merger, Bank BTPN memiliki aset sebesar Rp 189,92 triliun dan menjadi salah satu dari 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Anak Usaha DOID Rilis Obligasi Senilai Rp 1,4 Triliun, Tawaran Kupon Hingga 8,75%
| Selasa, 30 September 2025 | 13:38 WIB

Anak Usaha DOID Rilis Obligasi Senilai Rp 1,4 Triliun, Tawaran Kupon Hingga 8,75%

PT Bukit Makmur Mandiri Utama akan memanfaatkan dana obligasi untuk refinancing, belanja modal, dan modal kerja.

Ada Transaksi Nego Jumbo di Saham ARCI, Basis Utama Prima Milik Happy Hapsoro Jualan?
| Selasa, 30 September 2025 | 11:41 WIB

Ada Transaksi Nego Jumbo di Saham ARCI, Basis Utama Prima Milik Happy Hapsoro Jualan?

Basis Utama Prima masuk sebagai investor di ARCI saat emiten pertambangan emas tersebut menggelar IPO pada 2021.

Besarnya Efek Domino Dibalik Suntikan Rp 200 T ke Himbara untuk Koperasi Merah Putih
| Selasa, 30 September 2025 | 10:25 WIB

Besarnya Efek Domino Dibalik Suntikan Rp 200 T ke Himbara untuk Koperasi Merah Putih

Risiko terbesar jika sampai terjadi kegagalan Koperasi Merah Putih akan ditanggung desa dan kelurahan.

DPR Minta Minimum Free Float 30%, Begini Efeknya Bagi Pasar Saham dan Emiten
| Selasa, 30 September 2025 | 09:49 WIB

DPR Minta Minimum Free Float 30%, Begini Efeknya Bagi Pasar Saham dan Emiten

Jika minimum free float langsung diatur sebesar 30%, dapat menimbulkan risiko bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Usai Gembok Dibuka BEI, Saham KOKA Langsung Ngacir Tersulut Rencana Masuknya Ningbo
| Selasa, 30 September 2025 | 09:10 WIB

Usai Gembok Dibuka BEI, Saham KOKA Langsung Ngacir Tersulut Rencana Masuknya Ningbo

Lonjakan saham KOKA lebih dipicu oleh euforia dan spekulasi pelaku pasar terhadap rencana masuknya calon investor strategis. 

SKK Migas Teken Perjanjian Proyek South Hub
| Selasa, 30 September 2025 | 08:29 WIB

SKK Migas Teken Perjanjian Proyek South Hub

Tiga kontrak pertama memberikan kejelasan hak dan kewajiban para pihak dalam komersialisasi minyak dan kondensat

Antam Masih Mengimpor Emas 30 Ton per Tahun
| Selasa, 30 September 2025 | 08:27 WIB

Antam Masih Mengimpor Emas 30 Ton per Tahun

Antam mendapatkan emas dari beberapa sumber. Pertama, dari Tambang Emas Pongkor di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kabupaten Bogor,

Nasib IPO Inalum  di Tangan Danantara
| Selasa, 30 September 2025 | 08:22 WIB

Nasib IPO Inalum di Tangan Danantara

Sebelumnya, Inalum menargetkan IPO bisa direalisasikan sebelum Danantara berdiri, saat masih berada langsung di bawah kendali Kementerian BUMN

Renovasi 7 Gerbang Tol Dalam Kota JSMR Ditargetkan Rampung Hingga Awal Oktober 2025
| Selasa, 30 September 2025 | 08:19 WIB

Renovasi 7 Gerbang Tol Dalam Kota JSMR Ditargetkan Rampung Hingga Awal Oktober 2025

Gerbang tol yang diperbaiki berada di Ruas Tol Cawang-Tomang-Pluit yang merupakan salah satu jalanan utama Jakarta.

Ada Celah Privatisasi PLN, RUPTL 2025-2034 Digugat
| Selasa, 30 September 2025 | 08:14 WIB

Ada Celah Privatisasi PLN, RUPTL 2025-2034 Digugat

Pengembang swasta memegang porsi 73% proyek pembangkit listrik senilai Rp 1.566 triliun, sehingga akan berpengaruh pada PLN

INDEKS BERITA

Terpopuler