Penerbitan MTN di Januari Rp 1,9 Triliun

Kamis, 14 Februari 2019 | 07:13 WIB
Penerbitan MTN di Januari Rp 1,9 Triliun
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) di awal tahun 2019 ini cukup marak. Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), jumlah penerbitan MTN sepanjang Januari lalu mencapai Rp 1,90 triliun.

Jumlah tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan penerbitan MTN di periode yang sama di tahun lalu, yang sebesar Rp 1,79 triliun. Penerbitan di Januari lalu tersebut juga lebih besar dibandingkan penerbitan Desember 2018 yang sebesar Rp 1,19 triliun. Sekedar informasi, jumlah penerbitan MTN tahun lalu mencapai Rp 27,29 triliun.

Ifan Mohamad Ihsan, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), menilai, penerbitan MTN di awal tahun ini memang tumbuh sangat baik. Ifan mengamati, terdapat dua faktor yang membuat penerbitan MTN marak.

Pertama, perseroan mencoba mencari momentum dari pasar dalam negeri yang tengah bullish. "Sehingga mereka dapat menerbitkan MTN dengan kupon yang relatif rendah," kata Ifan, Rabu (13/2).

Ekonom Pefindo Fikri C Permana menambahkan, korporasi memanfaatkan yield yang stabil di awal tahun ini. "Penerbit MTN menganggap yield saat ini cenderung lebih rendah, jadi sebelum cost of fund berbalik tinggi mending luncurkan MTN sekarang," papar Fikri.

Kedua, dari sisi investor, minat atas produk investasi, termasuk MTN, masih tinggi. Potensi yield yang diperoleh saat ini juga masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan yield di awal tahun lalu.

Namun, Fikri melihat pertumbuhan penerbitan MTN di awal tahun ini belum signifikan seperti penerbitan MTN di Maret tahun lalu, yang bisa mencapai sekitar Rp 6,1 triliun. "Jadi penerbitan di Januari belum menjadi nilai tertinggi," kata Fikri.

Fikri menuturkan, prospek pertumbuhan MTN lebih dipengaruhi oleh kondisi domesik yang menggerakkan yield serta minat investor dalam negeri. Menurut dia, pertumbuhan penerbitan MTN di tahun ini akan cukup berat, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melarang MTN dijadikan sebagai underlying asset untuk reksadana terproteksi.

Senada, Ifan juga melihat peraturan OJK tersebut akan menghambat minat korporasi menerbitkan MTN. Maklum, industri reksadana tadinya menjadi salah satu target pasar terbesar MTN.

Namun, karena sifat MTN yang lebih sederhana dibanding obligasi, emiten masih menjadikan MTN sebagai alternatif pendanaan yang menarik dibanding perbankan.

Meski begitu, Fikri memprediksi penerbitan MTN tahun ini masih akan lebih besar ketimbang tahun lalu. Berkaca pada siklus lima tahun terakhir, Fikri menuturkan, jumlah penerbitan MTN selalu besar di akhir kuartal I dan pertengahan kuartal II.

Cuma, permintaan dari investor bakal terbatas. "Demand berpotensi tertahan dengan sikap OJK yang lebih berhati-hati," kata Fikri.

Bagikan

Berita Terbaru

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya
| Jumat, 25 April 2025 | 15:08 WIB

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masuk pada indeks IDX80 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:35 WIB

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025

Saham yang masuk indeks IDX30 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025 adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:05 WIB

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)
| Jumat, 25 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 April 2025) 1 gram Rp 1.986.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 39,12% jika menjual hari ini.

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

INDEKS BERITA

Terpopuler