Pasca Merugi Pada Tahun Lalu, Latinusa (NIKL) Genjot Efisiensi dan Utilitas

Rabu, 27 Maret 2019 | 06:20 WIB
Pasca Merugi Pada Tahun Lalu, Latinusa (NIKL) Genjot Efisiensi dan Utilitas
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bottom line PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) alias Latinusa memerah pada tahun lalu. Produsen pelat timah tersebut menanggung rugi bersih tahun berjalan sebesar US$ 1,54 juta. Padahal, setidaknya dua tahun sebelumnya perusahaan tersebut masih meraup cuan.

Manajemen Latinusa berdalih, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menyebabkan bottom line tertekan. Kerugian kurs yang mereka tanggung tahun lalu mencapai US$ 2,28 juta. "Faktor kurs terhadap dollar AS ini di luar kendali kami," ujar Ardhiman T. A, Direktur Utama PT Pelat Timah Nusantara Tbk saat paparan publik, Selasa (26/3).

Dalam periode tiga tahun terakhir, kinerja bottom line Latinusa 2018 otomatis menjadi yang terendah. Adapun tren kinerja bottom line tersebut berbanding terbalik dengan kinerja top line pada periode yang sama. Untuk periode tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017 misalnya, penjualan bersih naik 7,48% menjadi US$ 163,14 juta.

Mayoritas penjualan bersih tahun lalu dalam bentuk pelat timah gulungan atawa coil yakni senilai US$ 100,37 juta. Sisanya adalah penjualan pelat timah dalam wujud lembaran alias sheet mencapai US$ 62,75 juta.

Kalau menurut segmen pasar, industri susu menjadi kontributor penjualan tertinggi hingga 26,48% terhadap total penjualan tahun lalu. Dominasi industri susu juga terjadi pada tahun 2017 dengan dengan porsi 23,68%.

Sekadar cerita, Latinusa mengaku tahun lalu bisnis pelat timah untuk segmen makanan sempat terganggu isu produk sarden yang tidak higienis. Beruntung, perlahan isu tersebut menguap.

Sementara dari sisi klien bisnis, PT United Can menjadi pelanggan terbesar Latinusa dengan nilai belanja hingga US$ 27,42 juta atau 16,81% terhadap total penjualan bersih tahun lalu. Lalu, pada posisi kedua ada PT Indonesia Multi Colour Painting dengan nilai belanja US$ 26,19 juta atau 16,05%.

Namun sayangnya, pertumbuhan penjualan bersih Latinusa 2018 tidak cukup mampu mengompensasi kenaikan beban pokok penjualan dalam periode yang sama. Sebagai contoh tahun lalu, beban pokok penjualan mereka terungkit 9,32% year on year (yoy) menjadi US$ 154,77 juta.

Berkaca dari rapor tahun lalu, Latinusa berharap bisa memperbaiki kinerja pada tahun ini. Strateginya adalah memperbesar penjualan ke segmen pasar menengah ke atas. "Seperti produk susu kental manis dan juga di makanan," terang Ardhiman.

Alih-alih berburu pelanggan baru, tahun ini Latinusa bakal menyodorkan produk kepada para pelanggan lama. Informasi saja, lebih dari 90% penjualan perusahaan berkode saham NIKL di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut di pasar domestik.

Latinusa tentu berharap pangsa pasar tahun ini bakal kembali menguat. Masih dari catatan internal, sepanjang tahun lalu dekapan pasarnya turun tipis dari semula 62% tahun 2017 menjadi 61% tahun 2018. Lantas, sisa pangsa pasar menjadi rebutan produk impor.

Sejalan dengan penguatan pasar, tahun ini Latinusa berencana menaikkan utilitas produksi yang saat ini belum 100%. Kalau pabrik mereka beroperasi penuh, total volume produksi mencapai 160.000 ton per tahun. Agar rencana penaikan utilitas produksi mulus, Latinusa mengalokasikan dana belanja modal US$ 3,6 juta.

Sambil jalan, Latinusa ingin meningkatkan efisiensi biaya. "Kami akan melakukan perbaikan efisiensi yang berkelanjutan terutama bidang produksi," kata Ardhiman.

Bagikan

Berita Terbaru

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun
| Selasa, 05 November 2024 | 07:26 WIB

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun

Kebijakan hapus tagih kredit bagi petani dan nelayan menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

INDEKS BERITA

Terpopuler