Pasokan Diprediksi Bakal Ketat, Harga Minyak Bertahan di Kisaran Tertinggi

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 12:17 WIB
Pasokan Diprediksi Bakal Ketat, Harga Minyak Bertahan di Kisaran Tertinggi
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Platform minyak mengambang Kaombo Norte di lepas pantai Angola, 8 November 2018. REUTERS/Stephen Eisenhammer/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON/MELBOURNE/SINGAPURA. Harga minyak mentah, Jumat (15/10), tertahan di kisaran tertingginya selama tiga tahun terakhir, di atas US$ 85 per barel. Minyak terdorong oleh perkiraan akan terjadi defisit pasokan dalam beberapa bulan ke depan. Permintaan komoditas bahan bakar itu diproyeksi melonjak seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan terkait virus corona.

Minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 86 sen, atau 1%, menjadi US$ 84,86 per barel. Harga pengantaran untuk bulan depan, menyentuh level tertingginya sejak Oktober 2018 di US$ 85,10 per barel, dengan mencapai kenaikan mingguan sebesar 3%. Itu adalah kenaikan mingguan keenam berturut-turut.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 97 sen, atau 1,2%, menjadi US$ 82,28 per barel. Harga tersebut naik 3,5% pada minggu ini dalam kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut.

Baca Juga: Ekspor ke China dan India turun, imbas krisis energi?

Permintaan atas minyak meningkat, seiring dengan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Minyak semakin terangkat dengan kenaikan harga batubara dan gas, yang menyebabkan banyak pembangkit beralih ke minyak.

Permintaan terhadap avtur, salah satu produk minyak mentah, juga bakal melonjak dalam waktu dekat mengingat sejumlah negara mulai membuka pintu gerbangnya. Gedung Putih mengatakan akan mencabut pembatasan perjalanan Covid-19 untuk warga negara asing yang telah divaksinasi penuh efektif pada 8 November.

Pasokan global akan ketat karena penurunan tajam stok minyak terjadi di AS dan negara-negara anggota Organization of Economic Co-operation and Development (OECD).

“Dibutuhkan tiga peristiwa untuk menggagalkan reli harga minyak ini: OPEC+ secara tak terduga meningkatkan produksi, cuaca hangat melanda Belahan Bumi Utara, dan jika pemerintahan Biden memanfaatkan cadangan minyak strategis,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Baca Juga: Harga komoditas ini pengaruhi neraca dagang pada September 2021

Perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam selama enam minggu berturut-turut karena melonjaknya harga minyak mentah mendorong pengebor untuk kembali ke sumur.

Jumlah rig minyak dan gas AS, indikator awal produksi masa depan, naik 10 menjadi 543 dalam seminggu hingga 15 Oktober, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya yang diikuti dengan cermat pada hari Jumat.

Badan Energi Internasional pada hari Kamis mengatakan krisis energi diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph).

Itu akan menghasilkan kesenjangan pasokan sekitar 700.000 barel per hari hingga akhir tahun ini, sampai Organisasi Negara-negara Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, menambahkan lebih banyak pasokan, seperti yang direncanakan pada Januari.

Selanjutnya: Pasar Berharap AS Izinkan ETF, Harga Bitcoin Mendekati Kisaran Tertinggi

 

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Menanti Arah Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
| Selasa, 15 Juli 2025 | 07:45 WIB

IHSG Menanti Arah Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Penguatan IHSGkemarin  sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa Asia yang turut menguat. Hari ini, Herditya memproyeksi IHSG menguat terbatas.

Lonjakan Harga Bitcoin Akan Terus Berlanjut Sepanjang 2025, Rekor Baru bisa Tercipta
| Selasa, 15 Juli 2025 | 07:11 WIB

Lonjakan Harga Bitcoin Akan Terus Berlanjut Sepanjang 2025, Rekor Baru bisa Tercipta

Harga bitcoin tahun ini diprediksi bisa tembus US$ 140.000 per btc, menjadikannya sebagai aset terbaik mengalahkan emas.

Reksadana Pendapatan Tetap Masih Prospektif di Semester II
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:30 WIB

Reksadana Pendapatan Tetap Masih Prospektif di Semester II

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana mencapai Rp 513,93 triliun.

Rumitnya Premium
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:12 WIB

Rumitnya Premium

Pemerintah harus berani bersinergi dengan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem beras yang adil, stabil, dan tanpa drama.

Berharap Spread Harga ETF Emas Bisa di Bawah Emas Fisik
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:10 WIB

Berharap Spread Harga ETF Emas Bisa di Bawah Emas Fisik

Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan produk exchange-traded fund (ETF) emas pada kuartal IV-2025.

Jawa Barat Mendominasi Pasokan Rumah Bersubsidi
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:10 WIB

Jawa Barat Mendominasi Pasokan Rumah Bersubsidi

Penyaluran rumah subsidi lewat skema FLPP sudah mencapai Rp 15,73 triliun sepanjang tahun berjalan 2025.

Genjot Kinerja Lewat Efisiensi dan Strategi Harga Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:00 WIB

Genjot Kinerja Lewat Efisiensi dan Strategi Harga Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih akan menghadapi tantangan konsumsi masyarakat yang lesu di semester II 2025

Emiten Petrokimia Kembali Dibayangi Fluktuasi Harga Minyak
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:00 WIB

Emiten Petrokimia Kembali Dibayangi Fluktuasi Harga Minyak

Pergerakan harga minyak mentah dunia yang sangat fluktuaktif menjadi perhatian serius bagi emiten produsen petrokimia.

Stabilkan Harga, Bulog Mulai Tebar Beras Murah
| Selasa, 15 Juli 2025 | 06:00 WIB

Stabilkan Harga, Bulog Mulai Tebar Beras Murah

Perum Bulog mulai menyalurkan beras  Stabilisasi Harga Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke beberapa wilayah di Tanah Air.

Menilik Ekspansi IMAS yang Akan Memasarkan Mobil China, Hongqi
| Selasa, 15 Juli 2025 | 05:55 WIB

Menilik Ekspansi IMAS yang Akan Memasarkan Mobil China, Hongqi

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) resmi menjadi distributor mobil mewah asal China dengan jenama Hongqi.

INDEKS BERITA

Terpopuler