Pasokan Plastik Daur Ulang Terbatas, Tantangan P&G Penuhi Target Sustainabilitas

Sabtu, 04 Desember 2021 | 15:09 WIB
Pasokan Plastik Daur Ulang Terbatas, Tantangan P&G Penuhi Target Sustainabilitas
[ILUSTRASI. Produk-produk Procter & Gamble: Produk perawatan rambut Head & Shoulders dari PRocter & Gamble. KONTAN/BAihaki/4/1/2018]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Procter & Gamble Co (P&G) berambisi untuk mengurangi dampak bisnisnya terhadap lingkungan pada tahun 2030. Namun untuk mencapai target itu, P&G menghadapi kendala, yaitu sulitnya memperoleh plastik daur ulang sebagai bahan kemasan produknya, demikian pernyataan vice president global’s sustainability P&G dalam  konferensi Reuters Next.

Pasokan bahan kemasan yang ramah lingkungan di masa kini juga terdampak oleh ketatnya rantai pasok global, tutur Jack McAneny, Jumat (3/12). Padahal, industri barang konsumen tengah menghadapi konsumen yang semakin sadar lingkungan.

“Plastik daur ulang yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi komitmen yang telah dibuat, tidak hanya oleh P&G tetapi juga rekan-rekan dan industri kami,” kata McAneny.

Baca Juga: Pemerintah diminta segera lakukan aksi nyata komitmen penanganan perubahan iklim  

P&G, produsen pisau cukur Gillette dan popok Pampers itu telah berjanji untuk membuat 100% kemasannya dapat didaur ulang atau digunakan kembali dan mengurangi penggunaan plastik minyak murni hingga 50% pada tahun 2030.

Dari seluruh plastik yang pernah diproduksi, yang sudah menjalani proses daur ulang kurang dari 10%. Penyebabnya, biaya pengumpulan dan penyortiran sebagian besar plastik itu terlalu mahal. Sementara itu, produksi plastik diproyeksikan berlipat ganda dalam waktu 20 tahun, sesuatu yang diyakini para kritikus industri sebagai penyebab terbesar masalah sampah di planet ini.

McAneny mengatakan P&G bekerja sama dengan pemasoknya untuk meningkatkan produksi plastik daur ulang dan mengembangkan teknologi pemrosesan baru, yang dapat dengan lebih mudah mendaur ulang bahan seperti polipropilen.

McAneny mengatakan PureCycle Technologies, sebuah perusahaan rintisan yang melisensikan proses daur ulang polipropilen P&G, dapat membuka kemungkinan berbagai penggunaan limbah plastik, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.

 Baca Juga: Ingin Mencegah Greenwashing, Organisasi Dunia Siapkan Standar Baru Sustainabilitas

“Kita perlu memastikan bahwa teknologi daur ulang yang canggih ini memang memberikan manfaat bersih,” kata McAneny. "Teknologi unggul mungkin tidak selalu menjadi solusi yang tepat jika akan menggunakan lebih banyak energi, menghasilkan lebih banyak limbah. Dan di situlah kita harus rajin."

Komisi Sekuritas dan Bursa AS memanggil CEO PureCycle pada 30 September untuk bersaksi dalam penyelidikan pencarian tentang fakta teknologi dan proyeksi keuangan perusahaan.

PureCycle sebelumnya mengatakan pihaknya berencana untuk bekerja sama tetapi tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat. Tidak jelas apakah akan ada dampak pada upaya keberlanjutan P&G dari penyelidikan SEC. P&G mengatakan pihaknya berharap PureCycle menjadi pemasok di masa depan.

Bagikan

Berita Terbaru

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:52 WIB

Potensi Lonjakan Uang Beredar Belum Mencerminkan Fundamental Ekonomi

Uang beredar pada periode Desember 2025 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 11% hingga 13% yoy

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:50 WIB

Strategi Mandom Indonesia (TCID) Memoles Penjualan

Kinerja TCID sepanjang 2025 menunjukkan tren yang cukup baik. Merujuk laporan keuangan Januari–September 2025, penjualan tumbuh dua digit.

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38 WIB

Suku Bunga Turun, ROI Dana Pensiun Terancam Melorot

Hingga Oktober 2025, kinerja investasi dapen masih mencetak pertumbuhan, dengan tingkat return on investment (ROI) di level 7,03%.

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:25 WIB

Rupiah Masih Relatif Tertekan Sepanjang Minggu

Mata uang Garuda di pasar spot ditutup melemah 0,02% secara harian ke Rp 16.745 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/12)

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 04:15 WIB

Marjin Bisnis Gadai Bakal Makin Tebal

Dengan suku bunga yang lebih rendah, perusahaan gadai bisa mendapat biaya dana yang lebih ringan yang bisa berdampak positif pada profitabilitas.

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler