Peduli Perubahan Iklim, Dana Pensiun Belanda Jual Investasi di Bahan Bakar Fosil

Sabtu, 04 September 2021 | 10:35 WIB
Peduli Perubahan Iklim, Dana Pensiun Belanda Jual Investasi di Bahan Bakar Fosil
[ILUSTRASI. Trader di bursa saham Frankfurt bekerja di masa pandemi, Frankfurt, Jerman, 30 December 2020. REUTERS/Ralph Orlowski]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Pengelola dana pensiun asal Belanda PME, Jumat (3/9), mengatakan telah menjual semua investasinya dalam aset yang berhubungan dengan bahan bakar fosil selama beberapa bulan terakhir. PME merupakan pengelola dana besar asal Belanda pertama yang melakukan kebijakan itu.

PME mengelola dana pensiun dari 166.000 orang pekerja di sektor pengerjaan logam dan teknologi industri, termasuk pekerja di produsen peralatan semikonduktor ASML, perusahaan industri terbesar di Belanda. Nilai aset kelolaan PME sekitar  61 miliar euro (atau setara Rp 1.033 triliun lebih).

PME tidak mengungkapkan berapa banyak investasi yang dimilikinya di sektor ini. Tetapi, perusahaan itu menyatakan telah mengurangi eksposur selama beberapa tahun dan ini adalah langkah yang relatif kecil. Surat kabar Belanda Het Financieele Dagblad memperkirakan investasi di bahan bakar fosil yang dicairkan sekitar 1,2 miliar euro (Rp 20,3 triliun).

 Baca Juga: Wall Street mixed, dipicu sentimen data laporan pekerjaan AS yang mengecewakan

“Konsekuensi dari perubahan iklim sedang dimainkan di depan mata kita saat ini. Kami bermaksud untuk berinvestasi lebih banyak di sektor-sektor yang memungkinkan transisi energi, seperti manajemen jaringan dan penyimpanan energi,” demikian pernyataan Eric Uijen, ketua komite eksekutif PME.

Dana pensiun terbesar Belanda, ABP, pada Juni lalu, menyatakan bahwa keluar langsung dari investasi bahan bakar fosil tidak akan menjadi solusi untuk masalah lingkungan. ABP memiliki nilai aset kelolaan mencapai 509 miliar euro (lebih dari Rp 8.620 triliun).

Setelah protes oleh anggota, ketua ABP Corien Wortmann-Kool berjanji bahwa dana tersebut akan “lebih ambisius” dalam merumuskan wawasan lingkungan dalam kebijakan investasinya. Namun, ABP tidak memasang target yang spesifik.

Selanjutnya: Inilah Profil Para Kandidat Potensial Pengganti Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga

 

Bagikan

Berita Terbaru

Negara-Negara Pemegang Utang Terbesar AS, Jepang dan China Jawara
| Kamis, 17 April 2025 | 21:17 WIB

Negara-Negara Pemegang Utang Terbesar AS, Jepang dan China Jawara

Jepang masih menjadi pemegang terbesar surat utang Amerika Serikat (AS) US Treasury, menurut data terbaru yang dirilis pada 16 April 2025.

 Ramai Rencana Perubahan Pengendali Pada Sejumlah Emiten di Awal 2025
| Kamis, 17 April 2025 | 16:06 WIB

Ramai Rencana Perubahan Pengendali Pada Sejumlah Emiten di Awal 2025

Sejumlah emiten mengumumkan rencana perubahan pengendali di awal tahun ini, beberapa diantaranya mencatatkan kerugian.

Menghitung Proyeksi Valuasi Telkom (TLKM) setelah Aksi Buyback
| Kamis, 17 April 2025 | 12:07 WIB

Menghitung Proyeksi Valuasi Telkom (TLKM) setelah Aksi Buyback

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengumumkan rencana buyback sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun yang akan dilaksanakan 28 Mei 2025 - 27 Mei 2026.

Garuda Muda
| Kamis, 17 April 2025 | 11:29 WIB

Garuda Muda

Hasil Tim Nasional U-17 di Piala Asia U-17 menjadi pembelajaraan untuk terus membenahi para talenta muda di ajang sepakbola nasioinal.

Grup Sinarmas (DSSA) Gelar Aksi Inbreng Aset di Perusahaan Pengelola MyRepublic
| Kamis, 17 April 2025 | 09:00 WIB

Grup Sinarmas (DSSA) Gelar Aksi Inbreng Aset di Perusahaan Pengelola MyRepublic

Agar bisa terus bersaing dengan ISP yang menawarkan tarif murah, MyRepublic akan menggunakan perangkat yang bisa menurunkan capex.

Profit 38,08% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Semakin Terbang (17 April 2025)
| Kamis, 17 April 2025 | 08:34 WIB

Profit 38,08% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Semakin Terbang (17 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 April 2025) 1 gram Rp 1.976.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 38,08% jika menjual hari ini.

Diversifikasi Usaha, Manajemen Indosat (ISAT) Mengklaim bisa Mengerek Pendapatan
| Kamis, 17 April 2025 | 08:24 WIB

Diversifikasi Usaha, Manajemen Indosat (ISAT) Mengklaim bisa Mengerek Pendapatan

Pendapatan Indosat (ISAT) di 2025 diperkirakan naik menjadi Rp 60,1 triliun dan laba bersih menjadi Rp 5,3 triliun. 

Kenaikan Royalti Minerba Bisa Goyahkan Minat Investasi, Pebisnis Minta Dialog Ulang
| Kamis, 17 April 2025 | 08:10 WIB

Kenaikan Royalti Minerba Bisa Goyahkan Minat Investasi, Pebisnis Minta Dialog Ulang

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) akan mengusulkan dialog dengan pemerintah untuk membahas kembali kenaikan royalti.

Penjualan Metropolitan Land (MTLA) Terkerek Insentif Pajak
| Kamis, 17 April 2025 | 08:03 WIB

Penjualan Metropolitan Land (MTLA) Terkerek Insentif Pajak

MTLA mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,02 triliun di tahun 2024. Tumbuh 18,52% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Arus Keluar Dana Asing Bikin Rentan IHSG
| Kamis, 17 April 2025 | 08:00 WIB

Arus Keluar Dana Asing Bikin Rentan IHSG

Di tengah keluarnya dana asing, institusi lokal diharapkan bisa menahan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

INDEKS BERITA

Terpopuler