Berita Global

Pejabat Perencana Ekonomi China Pede Negaranya Mampu Pertahankan Pertumbuhan

Rabu, 22 Desember 2021 | 15:36 WIB
Pejabat Perencana Ekonomi China Pede Negaranya Mampu Pertahankan Pertumbuhan

ILUSTRASI. Seorang anak memakai masker saat meninggalkan toko di masa pandemi virus corona di Beijing, China, Selasa (28/4/2020). REUTERS/Thomas Peter

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China memiliki keyakinan, kondisi, dan kemampuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang wajar, demikian pernyataan seorang pejabat senior di lembaga perencanaan negara ke kantor berita Xinhua.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu menghadapi banyak tantangan menuju 2022, sejalan dengan kelesuan di sektor properti serta kebijakan pembatasan Covid-19 yang ketat di beberapa area. Situasi itu menyurutkan daya beli konsumen.

China harus mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan kebijakan pertumbuhan, sebelum mengimplementasi. China juga harus berhati-hati meluncurkan kebijakan yang memiliki efek kontraksi, ujar Ning Jizhe, wakil kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN), dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu (22/12).

Baca Juga: China Ultimatum Selebriti dan Livestreamers untuk Laporkan Pajak Sebelum 2022  

Pemerintah akan lebih cepat menggulirkan persiapan untuk agenda ekonomi tahun depan dan berusaha untuk menstabilkan operasi ekonomi pada kuartal pertama, paruh pertama dan bahkan sepanjang tahun.

China menerbitkan obligasi khusus pemerintah daerah dalam kuota 2022 yang dipercepat, senilai 1,46 triliun yuan, atau setara Rp 3.272,7 triliun. Dana hasil penjualan itu digunakan untuk memacu investasi dan mendukung perekonomian, demikian pernyataan Kementerian Keuangan, pekan lalu.

China akan meningkatkan pengeluaran pemerintah, memperkuat dukungan kepada produsen dan perusahaan kecil, dan memastikan stabilitas harga, ujar Ning.

 Baca Juga: Startup Asal China, Haomo.AI Mendapat Pendanaan US$ 157 Juta

China juga akan berupaya menstabilkan rantai pasokan industri, fokus pada penyelesaian masalah kekurangan chip, dan meningkatkan pemantauan harga komoditas, kata Ning, yang juga kepala Biro Statistik Nasional.

Untuk membantu pertumbuhan ekonomi, China akan menerapkan kebijakan fiskal proaktif, meningkatkan upaya untuk membangun pasar domestik yang integral, dan selanjutnya memperpendek daftar negatif investasi asing, kata Ning seperti dikutip Xinhua.

China menggunakan apa yang disebut daftar negatif untuk melarang atau membatasi investasi asing di beberapa industri, seperti telekomunikasi atau sumber daya.

 China juga akan menggabungkan langkah-langkah lintas-siklus dan kontra-siklus untuk mencegah volatilitas ekonomi yang liar, kata Ning.

Terbaru