Peluang Cuan Saham Emas Ketika Harga Komoditas Lemas

Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:05 WIB
Peluang Cuan Saham Emas Ketika Harga Komoditas Lemas
[ILUSTRASI. Pedagang toko mas Eka memperlihatkan perhiasan emas yang mengalami kenaikan di Banda Aceh, Aceh, Senin (13/10/2025). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz.]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pamor harga emas belum memudar. Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (23/10) pukul 21.03 WIB, harga emas di pasar spot rebound di posisi US$ 4.144,73 per troi ons atau menguat 1,13% dibandingkan hari sebelumnya, yang terkoreksi 0,65% ke level US$ 4.098,42 per troi ons.

Tak hanya di pasar global, harga emas di pasar domestik juga masih berkilau. Kemarin, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam juga rebound ke posisi Rp 2.321.000 per gram, naik Rp 11.000 dari Rp 2.310.000 pada hari sebelumnya.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman menganalisa, volatilitas harga emas masih akan tinggi sampai tekanan jual mereda.

Kendati sudah mendekati musim rilis laporan keuangan emiten di kuartal III-2025, investor masih fokus mencermati pergerakan harga komoditas emas.

Baca Juga: Harga Logam Mulia Berkilau, Prospek Emiten Emas Semakin Memukau

Menurutnya, pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan kinerja para emiten emas di tengah kenaikan harga emas dunia. Ini juga sudah tecermin dari kenaikan harga saham emiten emas.

"Laporan keuangan emiten tidak lagi menjadi penggerak harga saham, investor lebih fokus melihat pergerakan harga emas," ucap Fath, kemarin.

Fath bilang, biasanya penurunan harga komoditas maupun harga saham terjadi ketika animo pelaku pasar sudah terlalu tinggi. Pelaku pasar juga akan bereaksi ke arah negatif mengikuti pergerakan harga emas. Dus, aksi panic selling bisa semakin menekan pergerakan harga emas.

Alhasil, masih ada potensi terjadi koreksi lanjutan akibat panic selling pelaku pasar karena harga komoditas melambung tinggi tiba-tiba turun dalam.

"Nah, bagi yang belum punya posisi di emas, bisa menunggu sampai harga emas sepenuhnya stabil dan volatilitas turun signifikan. Bagi yang sudah punya, bisa kurangi posisi," saran Fath.

Faktor struktural

Equity Research Analyst Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan menilai, jika harga emas terkoreksi, bisa jadi peluang membeli saham emiten yang proxy emas. Tapi, Indo Premier Sekuritas masih memproyeksi harga emas tetap bersinar hingga tahun 2026.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan? Masuk
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Dikelilingi Sentimen Akuisisi dan Fundamental, Saham INET Melanjutkan Penguatan
| Senin, 17 November 2025 | 19:10 WIB

Dikelilingi Sentimen Akuisisi dan Fundamental, Saham INET Melanjutkan Penguatan

Dorongan terhadap saham INET dilatarbelakangi oleh aksi korporasi untuk memperluas ekspansi dan jaringan internet berkecepatan tinggi.

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas
| Senin, 17 November 2025 | 17:38 WIB

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas

Menteri UMKM Maman Abdurrahman umumkan perubahan signifikan KUR: bunga flat 6% dan pengajuan tanpa batas mulai 2026. 

Pemerintah Siap Patok Bea Keluar Emas, Targetkan Penerimaan Hingga Rp 2 Triliun
| Senin, 17 November 2025 | 16:35 WIB

Pemerintah Siap Patok Bea Keluar Emas, Targetkan Penerimaan Hingga Rp 2 Triliun

Besaran tarif dalam usulan ini bersifat progresif, mengikuti perkembangan harga emas dunia atau harga mineral acuan (HMA)

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis
| Senin, 17 November 2025 | 13:17 WIB

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis

BCA catat laba Rp 48,26 triliun di Oktober 2025, naik 4,39% secara tahunan dan sesuai proyeksi analis

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

INDEKS BERITA

Terpopuler