Pemasoknya Mengalami Serangan Siber, Toyota Hentikan Produksi selama Sehari

Selasa, 01 Maret 2022 | 15:46 WIB
Pemasoknya Mengalami Serangan Siber, Toyota Hentikan Produksi selama Sehari
[ILUSTRASI. Booth Toyota pada Tokyo Motor Show 2019, Jepang.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO.  Toyota Motor Corp akan memulai kembali produksi di dalam negeri mulai Rabu. Kegiatan produksi raksasa otomotif itu terhenti sehari akibat serangan siber terhadap pemasoknya. Serangan itu memicu kekhawatiran tentang kerentanan rantai pasok di industri otomotif Jepang.

Tidak ada informasi tentang pelaku yang berada di balik serangan itu, ataupun motifnya. Namun serangan itu terjadi tepat setelah Jepang bergabung dengan negara-negara Barat dalam menekan Rusia menyusul invasi negeri itu ke Ukraina.

Keamanan siber telah menarik perhatian yang luas di Jepang. Sebagian pihak mengkritik Pemerintah Jepang karena mengambil pendekatan yang tanggung. Kini, terbukti bahwa serangan terhadap rantai pasok mampu menghentikan kegiatan produsen otomotif terbesar di dunia.

Jalur produksi Toyota akan diaktifkan kembali di 14 pabriknya di seluruh negeri pada Rabu, demikian pernyataan perusahaan. Penghentian kegiatan hari ini mempengaruhi proses produksi sekitar 13.000 unit mobil.

Baca Juga: Prancis dan TotalEnergies Akan Membuat Keputusan Tentang Nasib Bisnisnya di Rusia

Kojima Industries Corp, yang menyediakan suku cadang plastik dan komponen elektronik untuk pembuat mobil, mengatakan telah menemukan kesalahan di salah satu server filenya pada Sabtu malam. Setelah me-reboot server, perusahaan itu mengkonfirmasi bahwa jaringan komputernya terinfeksi virus, dan menemukan pesan ancaman, demikian pernyataan Kojima.

Pesan itu ditulis dalam bahasa Inggris, kata juru bicara Kojima kepada Reuters, tanpa memberi perincian lebih lanjut.

Kegagalan sistem di Kojima berarti pemasok tidak dapat mengirimkan suku cadang, memaksa Toyota, yang tidak menimbun komponen di pabriknya, untuk menghentikan produksi, kata juru bicara Toyota.

Pemerintah Jepang mengatakan mereka mengikuti insiden itu dengan cermat. Sementara perusahaan besar memiliki langkah-langkah keamanan siber, pemerintah khawatir tentang subkontraktor kecil atau menengah, ujar Menteri Industri Koichi Hagiuda pada Selasa (1/3).

Laporan tentang malware kuat yang digunakan Emotet telah meningkat sejak minggu pertama Februari 2022, menurut Pusat Koordinasi/Tim Tanggap Darurat Komputer Jepang, yang menyediakan informasi tentang keamanan siber.

Emotet digunakan untuk mndapatkan akses ke komputer korban. Setelah menerobos masuk, Emotet akan mengunduh berbagai perangkat lunak berbahaya, seperti piranti lunak yang dirancang untuk mencuri kata sandi perbankan, atau ransomware yang dapat mengunci komputer hingga biaya pemerasan dibayarkan.

Tidak jelas apakah Emotet digunakan pada pemasok Toyota. Toyota menolak berkomentar apakah mereka telah mendeteksi tanda-tanda awal potensi serangan siber atau apakah Emotet bertanggung jawab atas melumpuhkan operasinya.

Kojima hanya memasok ke Toyota, dan tercatat sebagai pemasok tingkat atas untuk beberapa suku cadang, dan pemasok tingkat kedua untuk suku cadang lain, kata juru bicara Kojima. Operasi Toyota di Jepang mencakup rantai pasokan 60.000 perusahaan di empat tingkatan.

Baca Juga: Mengikuti Seruan, Visa dan Mastercard Telah Memblokir Beberapa Lembaga Keuangan Rusia

Toyota mengatakan akan dapat melanjutkan operasi dengan memanfaatkan jaringan cadangan antara mereka dan pemasok. Diperlukan satu atau dua minggu untuk memulihkan sistem sepenuhnya, katanya.

Pada November 2020, pembuat videogame Jepang Capcom, yang membuat game termasuk Resident Evil, mengatakan serangan ransomware kemungkinan telah merusak informasi pribadi hingga 350.000 gamer, dan beberapa data keuangannya sendiri telah dicuri.

Honda Motor Co menangguhkan sebagian produksi mobil dan sepeda motornya secara global pada Juni 2020 setelah dugaan serangan siber.

Saham Toyota berakhir datar pada hari Selasa, pencapaian yang lebih buruk dibandingkan kenaikan indeks saham Tokyo yang sebesar 1,2%.

Bagikan

Berita Terbaru

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025
| Senin, 24 November 2025 | 09:45 WIB

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025

Penjualan ITIC berasal dari pasar lokal Rp 233,23 miliar dan ekspor Rp 898,86 juta, yang kemudian dikurangi retur dan diskon Rp 4,23 miliar.

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan
| Senin, 24 November 2025 | 09:07 WIB

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan

Emiten-emiten rumah sakit besar tetap menarik untuk dicermati karena cenderung defensif dari tantangan BPJS. 

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI
| Senin, 24 November 2025 | 08:32 WIB

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI

Transisi energi yang dilakoni Korea Selatan memicu penurunan permintaan batubara, termasuk dari Indonesia.

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR

Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diproyeksikan naik berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga dan penyesuaian tarif tol.

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun

Hasil survei BI menunjukkan perbankan memperkirakan penyaluran kredit baru di kuartal IV akan meningkat ditandai dengan nilai SBT mencapai 96,40%

Pertambangan Topang Permintaan Kredit
| Senin, 24 November 2025 | 07:46 WIB

Pertambangan Topang Permintaan Kredit

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian melesat 17,03% secara tahunan​ hingga Oktober

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah
| Senin, 24 November 2025 | 07:45 WIB

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah

Sejumlah emiten melepas sebagian bisnis batubara untuk lebih fokus di bisnis hijau. Tapi, ini membuat kinerja keuangan m

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar
| Senin, 24 November 2025 | 07:42 WIB

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar

Meningkatnya kasus gagal bayar pindar kembali mendorong OJK  mengingatkan perbankan agar lebih waspada menyalurkan kredit channeling 

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar
| Senin, 24 November 2025 | 06:37 WIB

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan penerbitan Sukuk Wakalah Jangka Panjang dengan dana modal investasi sebesar Rp 448,50 miliar. ​

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api
| Senin, 24 November 2025 | 06:32 WIB

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api

Tahun 2026 akan jadi momentum yang relatif kondusif bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan dari pasar modal lewat skema IPO.

INDEKS BERITA