Pembatasan Ekspor Batubara Australia ke China Kurang Berdampak Bagi Indonesia

Sabtu, 23 Februari 2019 | 08:15 WIB
Pembatasan Ekspor Batubara Australia ke China Kurang Berdampak Bagi Indonesia
[]
Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik larangan suplai batubara dari Australia ke China Utara melalui Pelabuhan Dalian tidak langsung membuka peluang masuknya batubara asal Indonesia ke China. Pasalnya, batubara di Indonesia dinilai berbeda spesifikasinya dengan barubara yang dimiliki Australia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memaparkan, lantaran karakteristik batubara Indonesia dengan Australia jauh berbeda, maka perusahaan batubara Indonesia tidak boleh terlalu percaya diri bisa menggantikan batubara dari Australia. "Batubara Indonesia itu kebanyakan kalori rendah, sulfurnya tinggi, tidak serta merta menggantikan. Peluangnya kecil," beber Hendra kepada KONTAN, Jumat (22/2).

Menurut catatannya, dari total ekspor batubara Indonesia pada tahun 2017 yang sekitar 100 juta ton, sebesar 75% hingga 80% merupakan batubara kalori menengah.

Nah, apabila ada produksi batubara kalori tinggi dari Indonesia bisa dipastikan ludes terjual ke beberapa negara, termasuk ke China. "Segmennya beda. Kita punya kalori tinggi cadangan dikit dan sudah diserap ke mana-mana, seperti Jepang dan sedikit ke China, ke Korea juga. Sementara batubara Australia kebanyakan kalori tinggi. Secara alaminya memang begitu," urainya.

Sambut positif

Selain spesifikasi batubara, Hendra pun melihat, masih banyak hal yang belum jelas di balik kebijakan China melarang masuknya batubara Australia tersebut. "Masih simpang siur motifnya apa, akan berapa lama, apakah sesaat? Kami mau lihat perkembangan dulu," ujar Hendra.

Alhasil, perusahaan pertambangan batubara pun belum bisa merancang dengan cepat suplai tambahan pengganti batubara Australia itu.

Meski begitu, para produsen batubara cukup positif menyambut berita pelarangan masuknya batubara Australia ke pelabuhan di China Utara. Menurut Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin, tentunya akan ada dampak positif bagi produsen batubara Indonesia atas pelarangan tersebut. "Mestinya itu sinyal positif untuk batubara dari Indonesia," katanya kepada KONTAN, Jumat (22/2).

Bahkan jika pelarangan itu berlangsung lama, emiten itu berencana menambah porsi ekspornya ke China. "Baru sebatas rencana," tandasnya.

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febrianti Nadira memiliki pendapat serupa. Jika kondisi itu berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan harga batubara Indonesia akan naik. "Kita akan melihat kondisi. Kalau kondisi berlanjut, maka batubara Indonesia akan diminati, dan akan mendorong harga batubara Indonesia ke negara lain juga," jelasnya.

Asal tahu saja, pada tahun 2018, Pelabuhan Dalian, China Utara menerima sekitar 14 juta ton batubara. Separuh dari jumlah batubara yang masuk merupakan suplai dari negeri kanguru.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler