Pemegang Saham Bumi Resources Masuk, Harga Dwi Guna (DWGL) Langsung Meroket

Rabu, 04 September 2019 | 09:43 WIB
Pemegang Saham Bumi Resources Masuk, Harga Dwi Guna (DWGL) Langsung Meroket
[ILUSTRASI. PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL)]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masuk ke PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWFL).

Pemegang saham tersebut, yakni PT Transpacific Mutualcapita kini menguasai sekitar 1,18 miliar saham, atau 13,64% saham DWGL.

Seiring masuknya Transpacific Mutualcapita, harga saham perusahaan batubara tersebut langsung meroket.

Terbaru, berdasar daftar kepemilikan efek 5% atau lebih Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 2 September 2019 kepemilikan Transpacific Mutualcapita atas DWGL bertambah hampir 4,49 juta saham.

Tidak ada informasi pada harga berapa transaksi tersebut digelar. 

Yang jelas, pada hari itu harga saham DWGL ditutup di Rp 256 per saham.

Baca Juga: Dwi Guna Laksana (DWGL) berencana ekspor batubara dan ekspansi di pasar domestik

Oh ya, sebelumnya nama PT Transpacific Mutualcapita tidak tercatat dalam daftar tersebut.

Merujuk pada laporan keuangan DWGL, per 30 Juni 2019 nama PT Transpacific Mutualcapita juga tidak terekam. 

Perusahaan tersebut baru masuk setelah Hawthorn-capital Investment Pte.Ltd mengakuisisi 51,94% saham DWGL dan menjadi pemegang saham mayoritas emiten tersebut.

Transpacific Mutualcapita baru tercatat di daftar KSEI per 24 Juli 2019.

Kala itu perusahaan tersebut memborong sekitar 1,16 miliar saham, atau 13,38% saham DWGL.

Sejak saat itulah Transpacific Mutualcapita berkali-kali menambah kepemilikannya atas DWGL.

Masuk di harga terbaik

Hebatnya, Transpacific Mutualcapita masuk ke DWGL di harga terbaik (best price). 

Pada 24 Juli 2019, harga saham DWGL masih di Rp 89 per saham.

Sejak saat itu, DWGL terus menapak jalur bullish hingga mencapai rekor harga tertinggi DWGL sejak 27 Februari 2018.

Rekor harga tersebut tercatat di Rp 276 per saham pada 29 Agustus 2019. 

Artinya, sejak Transpacific Mutualcapita masuk hingga ke level harga tertinggi, saham DWGL sudah meroket 210,11%.

Baca Juga: Harga melonjak lebih dari 150%, saham Dwi Guna Laksana (DWGL) masuk UMA

Pada penutupan perdagangan 3 September 2019 harga saham DWGL ada di Rp 234 per saham.

Dus, jika dihitung hingga posisi harga kemarin, investasi Transpacific Mutualcapita di DWGL sudah berkembang 162,92%.

Penyelamat Recapital

Kiprah Transpacific Mutualcapita tidak hanya berlangsung di Dwi Guna Laksana.

Seperti yang disebutkan di atas, perusahaan tersebut juga memiliki investasi di Bumi Resources.

Hingga 31 Desember 2018, Transpacific Mutualcapita termasuk dalam 20 besar pemegang saham BUMI dengan mengempit sekitar 479 juta saham, atau 0,73% saham BUMI.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) melihat potensi untung dari pemindahan ibu kota

Awal tahun lalu nama Transpacific Mutualcapita juga muncul sebagai penyelamat PT Asuransi Jiwa Recapital (Relife).

Pada 1 Februari 2017 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha (PKU) bagi Asuransi Relife.

Sanksi tersebut dikenakan lantaran rasio pencapaian solvabilitas atau risk based capital (RBC) perseroan mencapai minus 827,34%, jauh di bawah ketentuan OJK.

OJK baru mencabut sanksi bagi Asuransi Relife lebih dari setahun kemudian, yakni pada 8 Mei 2018.

Keputusan itu seiring telah dipenuhinya ketentuan tingkat solvabilitas paling rendah 100% dari modal minimum berbasis risiko.

Dalam surat bernomor S-230/NB.2/2018, OJK menyebut tambahan modal disetor diperoleh dari pemegang saham sebesar Rp 204,30 miliar.

Nah, pemegang saham yang dimaksud adalah Transpacific Mutualcapita yang mengambilalih mayoritas kepemilikan Asuransi Relife dari Recapital Group yang dimiliki oleh Rosan P. Roeslani.

Baca Juga: Kadin bilang pengembangan kendaraan listrik butuh insentif

Recapital dimiliki oleh Rosan P. Roeslani yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Nama mantan pasangan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 lalu, Sandiaga Salahudin Uno juga sempat tercatat sebagai pengendali di Recapital.

Pada 11 Januari 2019 Asuransi Jiwa Recapital resmi berganti nama PT Asuransi Jiwa Starinvestama.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA