Pemerintah Akan Tambah Porsi Penerbitan SBN Ritel di Tahun Depan

Jumat, 12 Juli 2019 | 09:27 WIB
Pemerintah Akan Tambah Porsi Penerbitan SBN Ritel di Tahun Depan
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana untuk meningkatkan porsi penerbitan surat berharga negara (SBN) untuk ritel di tahun depan. Penambahan itu bertujuan untuk memperdalam pasar keuangan domestik dengan memperluas basis investor lokal di pasar obligasi.

Sepanjang semester I-2019, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat penerbitan SBN ritel mencapai Rp 33 triliun. Sampai akhir 2019, pemerintah memproyeksi penerbitan SBN ritel mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 80 triliun.

Berdasarkan data DJPPR, kepemilikan investor ritel di SBN saat ini memang masih minim. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Loto Srinaita Ginting menyebut, porsinya baru sekitar 2%–3% dari total kepemilikan SBN.

Dalam jangka panjang yakni lima sampai sepuluh tahun ke depan, pemerintah sejatinya berharap porsi investor ritel di dalam negeri bisa meningkat hingga mencapai 9%–10% dari total pemilikan SBN. "Kami sudah memberikan ruang ke arah situ, tinggal bagaimana investor menyerapnya, kata Loto, Kamis (11/7).

Ia mencontohkan sejak tahun lalu, pemerintah membuka penjualan SBN ritel melalui platform online. Dalam penerbitan setiap instrumennya, DJPPR menggandeng bank hingga perusahaan teknologi finansial (tekfin) untuk menjadi mitra distribusi. Mereka yang menyediakan layanan penjualan SBN ritel secara online kepada masyarakat.

Pada tahun ini, pemerintah juga menambah frekuensi penerbitan SBN Ritel hingga 10 kali dalam setahun. Loto mengatakan, tahun depan pemerintah masih akan menerbitkan SBN ritel paling tidak dengan frekuensi yang sama dengan tahun ini.

"Akan kami evaluasi dulu hasil dari penerbitan sepanjang tahun ini. Kalau melampaui target kami Rp 80 triliun, maka tahun depan akan kami tambah targetnya," ujar dia.

Namun, jika penyerapan SBN ritel yang tercapai tahun ini masih di bawah dari kisaran Rp 80 triliun tersebut, maka pemerintah kemungkinan masih akan memasang target penerbitan SBN ritel yang sama pada tahun depan.

Direktur Jenderal DJPPR Luky Alfirman menuturkan, upaya pemerintah memperluas basis investor domestik memang perlu waktu dan harus dilakukan secara bertahap. Namun ia melihat, perkembangan minat investor ritel beberapa tahun belakangan cukup membanggakan.

"Waktu SBN ritel masih dipasarkan secara offline, investor milenial (yang membeli) paling hanya 13%–15%. Sekarang, penerbitan SBN ritel terakhir, minat investor milenial sudah mencapai 50%–52%. Setidaknya selama ini sudah kami lihat perkembangannya sangat menjanjikan, tutur Luky, kemarin.

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler