Pemerintah AS Pertimbangkan Mengatur Penerbit Stablecoin Layaknya Bank

Sabtu, 02 Oktober 2021 | 11:32 WIB
Pemerintah AS Pertimbangkan Mengatur Penerbit Stablecoin Layaknya Bank
[ILUSTRASI. Ilustrasi dari representasi berbagai uang kripto, 29 Juni 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mencari cara untuk memberlakukan peraturan seperti bank pada perusahaan yang mengeluarkan stablecoin. Termasuk meminta mereka untuk mendaftar dan mengajukan permohonan lisensi layaknya bank, demikian pemberitaan Wall Street Journal mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Administrasi Joe Biden juga kemungkinan akan meminta Kongres untuk mempertimbangkan penerbitan undang-undang baru untuk tujuan khusus, yang disesuaikan dengan model bisnis perusahaan semacam itu demikian pemberitaan tersebut.

Stablecoin adalah jenis uang kripto yang nilainya dipatok ke uang konvensional. Jenis uang konvensional yang paling umum digunakan sebagai patokan adalah dolar AS. 

Baca Juga: Pernyataan Gubernur The Fed ini bikin harga Bitcoin dan kripto lain melesat

Regulator di seluruh dunia telah mengambil langkah-langkah untuk menghambat  laju perkembangan cryptocurrency. Pemicunya adalah kekhawatiran bahwa pesatnya adopsi uang yang dioperasikan secara private itu, dapat menyebabkan peningkatan risiko sistemik, merugikan investor dan mempermudah kejahatan keuangan.

Pemerintahan Biden telah meluncurkan beberapa upaya untuk mengendalikan cryptocurrency, termasuk membentuk kelompok kerja yang beranggotakan para wakil dari regulator keuangan di AS. Kelompok yang dikenal dengan nama President’s Working Group on Financial Markets itu fokus membahas stablecoin. 

Institusi pemerintah AS lain yang mencermati uang kripto adalah kelompok yang dipimpin Departemen Keuangan. Kelompok ini akan merekomendasikan kepada Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan regulator, untuk mengevaluasi apakah kegiatan yang berhubungan dengan stablecoin harus ditetapkan sebagai penting secara sistemik, tambah laporan itu.

Rekomendasi dari pemerintahan Biden diharapkan akan dimasukkan dalam laporan mendatang oleh Kelompok Kerja Presiden di Pasar Keuangan, tambah laporan itu, yang kemungkinan akan diterbitkan pada akhir Oktober.

Selanjutnya: Peretas Curi Uang Kripto dari Ribuan Pelanggan di Coinbase

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler