Pemerintah Cari Kesempatan dari Perang Dagang AS dan China

Kamis, 13 Juni 2019 | 08:00 WIB
Pemerintah Cari Kesempatan dari Perang Dagang AS dan China
[]
Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus berupaya menarik masuk investasi asing demi menggerakkan roda perekonomian nasional. Langkah pemerintah untuk memanfaatkan peluang dari dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ada beberapa industri asal China yang berencana merelokasi pabriknya ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang menjadi tujuan utamanya. "Mereka sedang memilah-milah sektor industri mana yang cocok masuk ke negara ASEAN. Di Indonesia, mereka tertarik untuk masuk ke industri yang bahan bakunya sudah siap," ungkap dia, Rabu (12/6).

Dia menambahkan, perusahaan asal Negeri Tembok Raksasa yang sedang melihat lokasi baru di Indonesia bergerak di sektor tekstil, garmen, alas kaki, makanan minuman. Namun, Airlangga tak membeberkan data tersebut secara spesifik.

Selain investor Tiongkok, pengusaha Jepang masih tertarik untuk menambah investasi di Indonesia. Salah satunya di sektor otomotif. Selama ini sejumlah produsen otomotif Jepang telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk kebutuhan domestik dan global.

Bahkan, menurut Airlangga, Sharp berencana merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung yang berada di Thailand ke Indonesia. Saat ini, PT Sharp Electronics Indonesia memiliki pabrik mesin cuci berukuran kecil atau satu tube dan produksi LED TV.

Perusahaan asal Korea Selatan, LG, juga berencana membangun pabrik pendingin ruangan atau air conditioner (AC) di kawasan Legok, Tangerang Banten. Ekspansi ini diharapkan bisa menekan barang impor. Selama ini impor AC di Indonesia mencapai US$ 300 juta per tahun.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai, Indonesia memiliki peluang untuk mengisi kekosongan pasar akibat perang dagang AS-China. "Tapi harus ada perjanjian bilateral yang baik agar bisa menangkap peluang tersebut. Kemudian, swasta ikut ambil bagian dan memastikan produk apa saja yang bisa masuk AS atau Tiongkok. Kami belum tahu HS code apa yang dilarang dalam trade war," ucap dia.

Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga melihat peluang untuk memanfaatkan perang dagang dengan menggandeng investor asing yang bermitra dengan pengusaha lokal. "Tapi realisasinya tergantung iklim investasi di Indonesia. Sebab, kita harus bersaing dengan Vietnam yang lebih unggul dari segi upah ketenagakerjaan, perpajakan, infrastruktur, serta insentif fiskal," tutur dia, mengingatkan.

Tanpa memerinci, Shinta mengamati bahwa sejak awal tahun ini sudah ada beberapa investasi yang masuk dari China ke Indonesia.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa
| Minggu, 06 Juli 2025 | 04:00 WIB

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa

IHSG ditutup melemah ke 6.865,19 pada perdagangan terakhir, 4 Juli 2025 setelah melemah 0,47% dalam sepekan mulai 30 Juni 2025.

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:41 WIB

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025

Tantangan terhadap rupiah juga cukup besar dengan data PMI yang terkontraksi dan proyeksi defisit anggaran yang lebih tinggi menjadi 2,78%.

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:25 WIB

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun

Tekanan harga batubara berasal dari akumulasi turunnya permintaan impor dari China sebanyak 5% year on year (YoY).

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:05 WIB

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)

Pernyataan mengenai percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis, di dalam tujuan transaksi 15% saham FAST, memancing sas sis sus di pasar saham

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 09:00 WIB

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juli 2025) Rp 1.908.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:25 WIB

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak

Donald Rachmat tidak tiba di posisi puncak saat ini lewat jalur instan. Dia meniti kariernya dari bawah.

Janji Ekonomi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:05 WIB

Janji Ekonomi

Tidak mudah untuk bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang saat ini saja masih jauh dari target tersebut.

INDEKS BERITA

Terpopuler