Pemerintah China Membatasi Iklan Kosmetik dan Kecantikan

Rabu, 15 September 2021 | 09:10 WIB
Pemerintah China Membatasi Iklan Kosmetik dan Kecantikan
[]
Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. China terus masuk ke berbagai lini bisnis di berbagai industri. Kini industri kecantikan dan kosmetik yang mendapatkan sorotan.  
Regulator pasar China menyusun pedoman untuk mengatur praktik periklanan sektor estetika medis. Mengutip Reuters dari surat kabar China People's Daily kemarin, pemerintah mendapatkan desakan  mengatur iklan yang memborbardir orang dengan rekomendasi untuk operasi kosmetik, prosedur dan perawatan. Iklan ini menurut regulator menjadi berlebihan, dan beberapa membuat klaim yang dianggap palsu.

"Dari poster di halte bus dan di kereta bawah tanah, hingga perkenalan di situs web sosial dan platform konten, dari iklan yang dipasang di film dan acara variety televisi, hingga promosi oleh streaming langsung, iklan kecantikan medis sangat meresap," tulis surat kabar resmi Partai Komunis China.  

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Aktivitas Transaksi Akhir Tahun Diproyeksi Sepi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:05 WIB

Aktivitas Transaksi Akhir Tahun Diproyeksi Sepi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Dengan sejumlah sentimen pengiring IHSG hari ini, simak saham-saham emiten yang layak koleksi dan transaksi.

Perdagangan Lebih Sepi, IHSG Senin (22/2) Rawan Koreksi
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:00 WIB

Perdagangan Lebih Sepi, IHSG Senin (22/2) Rawan Koreksi

Arah IHSG masih akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

INDEKS BERITA