Pemerintah Lakukan Pelunasan, Utang Luar Negeri Per Mei Melandai

Jumat, 30 Juli 2021 | 14:46 WIB
Pemerintah Lakukan Pelunasan, Utang Luar Negeri Per Mei Melandai
[ILUSTRASI. Infografik: Statistik utang luar negeri Indonesia per Mei 2021]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan utang luar negeri pemerintah dalam basis tahunan melambat di bulan Mei 2021. Mengutip Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, per akhir Mei 2021, nilai utang luar negeri pemerintah naik 5,9% dalam basis year-on-year (yoy). Nilai itu lebih kecil daripada pertumbuhan yang terjdi di bulan April 2021, yaitu 8,6% yoy.

Sejalan dengan pertumbuhan utang luar negeri pemerintah yang berjalan lebih perlahan, utang luar negeri Indonesia secara total pun tumbuh lebih rendah. Outstanding utang luar negeri per akhir Mei tumbuh 3,1% yoy, lebih rendah dibandingkan kenaikan di bulan sebelumnya yang mencapai 4,9% yoy.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai utang luar negeri per akhir Mei juga tergerus. Posisi utang luar negeri per Mei sebesar US$ 415 miliar, lebih rendah 0,6% daripada outstanding di akhir April 2021 yang mencapai US$ 417,6 miliar.

Baca Juga: Porsi Investor Ritel di IPO Bukalapak Bisa Membesar

Total utang luar negeri di Mei turun mengikuti penurunan utang luar negeri pemeritah. Mengutip keterangan Bank Indonesia, utang luar negeri pemerintah turun seiring dengan pelunasan Surat Berharga Negara dan pinjaman dalam valuta asing sepanjang Mei lalu.

Namun selama Mei kemarin, pemerintah tetap melakukan penarikan utang luar negeri. Pencairan pinjaman itu, menurut BI, dialokasikan untuk mendukung belanja prioritas, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.

Jika dirinci per sektor, fasilitas pinjaman itu dialokasikan untuk sektor administrasi

Baca Juga: Pemerintah Harus Evaluasi Total PPKM Darurat

Mengutip statistik utang luar negeri Indonesia, rincian utang luar negeri pemerintah berdasar sektor adalah pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sebesar 17,8% dari total utang luar negeri pemerintah. Lalu, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%) dan sektor jasa pendidikan (16,3%). Dua yang terakhir adalah sektor konstruksi (15,4%) dan sektor jasa keuangan serta asuransi (12,6%).

Utang luar negeri sektor swasta juga mengikuti kecenderungan utang luar negeri pemerintah. Pertumbuhannya melambat di bulan Mei, menjadi 0,5% yoy dibandingkan pertumbuhan di bulan berikutnya, yaitu 1,4% yoy. Ini dipicu oleh perlambatan pertumbuhan utang luar negeri perusahaan bukan lembaga keuangan menjadi 2,3% yoy dari 4,5% yoy di bulan sebelumnya.

Mengutip pernyataan BI, struktur utang luar negeri hingga Mei tetap sehat berkat pengelolaan yang didasarkan atas prinsip kehati-hatian. Utang luar negeri juga tetap terkendali tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto yang terjaga di kisaran 37,6% per Mei, lebih rendah dibandingkan rasio di bulan sebelumnya, yaitu 37,9%

Selanjutnya: Ini Besaran Kupon Minimal dari Saving Bond Ritel

 

Bagikan

Berita Terbaru

Jadi Jawara Top Laggard, Saham BBCA Bikin Deretan Investor Institusi Global Boncos
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:15 WIB

Jadi Jawara Top Laggard, Saham BBCA Bikin Deretan Investor Institusi Global Boncos

Jika dinominalkan, unrealized loss Norges Bank atas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tidak kurang dari Rp 767,60 miliar.

Tragedi Terra Drone dan Sengkarut Higiene Industri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:10 WIB

Tragedi Terra Drone dan Sengkarut Higiene Industri

Kasus kebakaran pabrik yang sering terjadi merupakan puncak gunung es yang menunjukkan rapuhnya tata kelola infrastruktur industri.

Ekspansi dan Efisiensi Jadi Amunisi Petrosea Tbk (PTRO)
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:00 WIB

Ekspansi dan Efisiensi Jadi Amunisi Petrosea Tbk (PTRO)

PT Petrosea Tbk (PTRO) mampu memperoleh kontrak multi komoditas yang bakal menopang kinerja keuangannya

Simak Rekomendasi Saham PGEO yang Ingin Ekspansi ke Bisnis Green Data Center
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:33 WIB

Simak Rekomendasi Saham PGEO yang Ingin Ekspansi ke Bisnis Green Data Center

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bersiap melakukan optimalisasi energi panas bumi di luar sektor kelistrikan, seperti data center.

TOTL Meraih Kontrak Baru Senilai Rp 5,33 Triliun
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:33 WIB

TOTL Meraih Kontrak Baru Senilai Rp 5,33 Triliun

Di akhir 2025, Total Bangun Persada membidik pendapatan senilai Rp 3,5 triliun dan laba bersih Rp 350 miliar.

Peta Jalan Hilirisasi Silika Diluncurkan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:31 WIB

Peta Jalan Hilirisasi Silika Diluncurkan

Roadmap ini menjadi bagian dari upaya mendukung pelaksanaan Asta Cita, khususnya melalui hilirisasi dan industrialisasi

Jelang Akhir Tahun, Emiten Cari Tambahan Modal Lewat Private Placement
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:31 WIB

Jelang Akhir Tahun, Emiten Cari Tambahan Modal Lewat Private Placement

KPIG, EMTK, SULI, hingga VINS berencana menambah modal tanpa HMETD alias private placement dalam waktu dekat

Kebijakan Upah 2026 Diumumkan Hari Ini
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:29 WIB

Kebijakan Upah 2026 Diumumkan Hari Ini

Rancangan peraturan pemerintah (PP) terkait UMP 2026 sudah di meja Presiden Prabowo Subianto untuk diteken. 

ANTM Membidik Peluang Akuisisi Tambang Emas Baru
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:28 WIB

ANTM Membidik Peluang Akuisisi Tambang Emas Baru

Selain mengoptimalisasi tambang emas Pongkor, ANTM juga membuka peluang untuk akuisisi tambang emas lain demi meningkatkan pasokan.

Menyelisik Tambang Emas Ilegal di NTT
| Selasa, 16 Desember 2025 | 05:26 WIB

Menyelisik Tambang Emas Ilegal di NTT

KPK mengklaim menemukan aktivitas tambang emas ilegal di Pulau Sebayur Besar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT

INDEKS BERITA